3 Desa di Kabupaten Manggarai Barat Laporkan Kekeringan
pihaknya akan melakukan verifikasi lapangan untuk menghitung dengan pasti berapa masyarakat dan lahan yang terdampak kekeringan.
Penulis: Gecio Viana | Editor: Rosalina Woso
3 Desa di Kabupaten Manggarai Barat Laporkan Kekeringan
POS-KUPANG.COM | LABUAN BAJO -- Sebanyak 3 desa di Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) melaporkan kekeringan.
Laporan tersebut diterima oleh Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mabar.
Ketiga desa tersebut yakni Desa Pota Wangka di Kecamatan Boleng, Desa Liang Ndara di Kecamatan Mbeliling dan Desa Liang Sola di Kecamatan Lembor.
Kepala BPBD Kabupaten Mabar, Dominikus Hawan mengatakan, pihaknya telah menerima laporan tersebut.
Untuk Desa Liang Sola, lanjut dia, pihaknya akan melakukan verifikasi lapangan untuk menghitung dengan pasti berapa masyarakat dan lahan yang terdampak kekeringan.
"Kami harus verifikasi lapangan soal warga yang terdampak. Apa yang terdampak, misalnya gagal panen, berapa luas lahan yang gagal Panen dan apa penyebabnya. Itu juga kami harus verifikasi lapangan," katanya.
Dikatakannya, berdasarkan analisis BMKG, Kabupaten Mabar tidak masuk dalam kategori Kabupaten siaga maupun kabupaten status darurat.
"Kabupaten Manggarai dan Kabupaten Mabar bebas dari kategori Kabupaten siaga maupun kabupaten status darurat, sehingga kita lemah dalam menetapkan status darurat," katanya.
"Kemudian laporan warga tidak sampai berdampak pada kondisi pangan masyarakat. Sampai sejauh ini tidak berdampak pada krisis pangan, sehingga kami tidak berani menetapkan status darurat," jelasnya.
Menurutnya, saat ini pun telah masuk dalam musim penghujan.
Sehingga, pihaknya pun berharap kerja sama lintas sektor dan dinas terkait seperti Dinas Pertanian untuk segera melakukan langkah preventif demi ketahanan pangan di daerah itu.
"Sehingga bisa mendapatkan hasil panen, sehingga kami dorong dinas pertanian memanfaatkan musim hujan dengan baik demi produktifitas pertanian," katanya.
Diberitakan sebelumnya, Desa Liang Sola, Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) mengalami kekeringan, Jumat (2/10/2020).
Menindaklanjuti hal tersebut, Pemerintah Desa Liang Sola telah melaporkan kejadian tersebut kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mabar pada Rabu (23/9/2020) lalu.
Laporan tersebut dibawa langsung Kepala Desa Liang Sola, Adrianus Harsi dan diterima oleh seorang pegawai BPBD Kabupaten Mabar, Vony Boli di ruang kerjanya.
"Saya berharap agar situasi yang mengancam kerawanan pangan warga desa saya ini bisa diatasi oleh instansi terkait," katanya saat menghubungi POS-KUPANG.COM.
Dikatakannya, langkah yang diambil pihaknya ini sebagai bentuk kepekaan pemimpin pada situasi dan kondisi masyarakat.
"Masyarakat sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Belum menghadapi situasi pandemi Covid-19, masyarakat petani Desa liang Sola kembali diterpa bencana kekeringan pada lahan pertanian mereka," imbuhnya.
Dijelaskannya, lokasi persawahan di beberapa dusun mengalami gagal tanam karena kekeringan yang berkepanjangan pada tahun ini.
Menurutnya, kekeringan ini sebagai akibat hujan yang datang terlambat, ditopang lagi proses perbaikan irigasi sekunder Wae Lombur yang sedang dalam pekerjaan.
"Itupun baru berupa penanganan darurat titik longsoran yang sangat parah," jelasnya.
Dirincikannya, jumlah lahan yang mengalami kekeringan di Desa Liang Sola yakni di Dusun Tando Lingko Nehong dan Teba sekitar 8 hektar, Lingko kombek milik petani dusun Waemata dan Nangka sekitar 5 hektar dan Lingko Leweng sekitar 9 hektar.
"Belum termasuk sawah tadah hujan masyarakat Desa liang Sola di Lingko Rutang Desa Daleng," katanya.
Kekeringan yang cukup lama ini, lanjut Adrianus, membuat petani di Liang Sola sangat kesulitan.
• Profil dan Biodata Lengkap Ilhan Omar, Imigran Somalia yang Sukses jadi Anggota DPR Amerika Serikat
• Penjelasan Koordinator Kegiatan Pelatihan Kompetensi SDM PT Vokasi & Profesi Politani Kupang
• Cerita Pratu Arli Langsung Bergegas Begitu Mendengar Ada Warga Perbatasan Yang Jatuh Sakit
• Kecelakaan Maut di Air Nona, Truk Tangki Tabrak Avanza & Motor, Lalu Seruduk Rumah
"Resiko kekeringan ini berdampak pada kesejahteraan masyarakat petani dan penduduk desa yang sekitar 1.554 jiwa atau 389 kepala keluarga," katanya.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Viana.)