Berita G30S PKI
Diduga Kebal Terbuka, Ini Kisah Anggota PKI Tak Mempan Peluru ABRI, Tewas Setelah Jawaban Satu Kata
Peristiwa di luar nalar ini berawal saat pemerintah mengerahkan pasukan ABRI untuk melakukan pembersihan sisa-sisa PKI tahun 1948.
Operasi penumpasan PKI yang takah menghebohkan juga terjadi di tahun 1965
Tepat pada hari ini 30 Sepember pada 1965 silam, tragedi yang dikenal dengan G 30S PKI terjadi.
Pada saat itu pula, seorang pria asal Yogyakarta bernama Burhan Kampak muncul sebagai algojo.
Kisahnya diabadikan dalam Majalah Tempo tahun 2012, berjudul "Pengakuan Algojo 1965", seperti dikutip dari TribunewsWiki dalam artikel 'Burhan Kampak, Algojo yang Membunuh Orang PKI Usai G30S : Daripada Dibunuh, Lebih Baik Membunuh'
Burhan telah menjadi algojo untuk membasmi orang komunis khususnya di daerah Yogyakarta.
Kemanapun dia pergi Burhan selalu membawa Kampak. Oleh karenanya, dia sering disebut Burhan Kampak.
Senjata itulah juga yang sering dia gunakan untuk mengeksekusi orang-orang PKI dan para simpatisannya.
Selain kampak Burhan juga menggunakan pistol sebagai senjatanya.
Saat diwawancarai BBC pada 2015 silam Burhan mengaku menjadi satu-satunya yang membawa kampak panjang.
Kebencian Burhan ternyata tumbuh sejak dia masih mahasiswa di Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta.
Pada tahun 1962, kala itu Majelis Ulama Indonesia dalam Muktamarnya di Sumatera membuat fatwa bahwa komunisme itu haram.
Mulai saat itulah kebencian Burhan mulai muncul kepada PKI dan semakin menjadi saat dia lantas dikeluarkan dari Fakultas Hukum UGM pada tahun ketiga.
Hal itu terjadi lantaran dia memasang spanduk poster tentang pembubaran Concentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI) organisasi mahasiswa yang berafiliasi dengan PKI.
Dalam keterangan Burhan, CGMI waktu itu 1963-1964 seringkali meneror dan mengintimidasi mahasiswa Islam.
Juga, mahasiswa simpatisan PKI menggelar demonstrasi di Malioboro dan tempat strategis di Jogja.