G30S PKI
DARAH MUNCRAT Membasahi Tubuh & Wajah Saya: Simak Kisah Bapa Tengkorak, Pembantai Anggota PKI
Hal ini pun meninggalkan luka yang mendalam bagi para pelaku maupun korban karena berdampak juga bagi keluarga.
Pada mulanya Bapa Tengkorak dan temannya bertugas di Desa Wairita.
Di desa tersebut mereka menggali tiga lubang untuk menguburkan 45 orang yang diduga terlibat PKI.
Eksekusi dilakukan pada tengah malam sesuai perintah Komandan Komop.
Bapa Tengkorak mengaku tak bisa menolak karena diakuinya jika instruksi tersebut adalah tugas negara, walaupun ia harus membunuh keluarga mereka sendiri.
"Harus dilaksanakan, walaupun orang yang kami potong kepalanya adalah keluarga sendiri".
Malam itu para terduga anggota PKI diturunkan dari mobil Komop dengan tangan dan kaki terikat ke belakang.
Diakui olehnya bahwa mata mereka tak ditutup.
Mereka dibawa ke dekat lubang, kemudian ia dan temannya menebas kepala mereka dengan kelewang."
"Darah muncrat membasahi tubuh dan wajah saya." ujarnya
Ia mengungkapkan bahwa setiap orang yang ditebas langsung dibuang ke lubang yang telah disiapkan.
Disaksikan olehnya, aparat kepolisian dan TNI bersenjata mengawal dengan ketat.
Setelah semuanya masuk ke lubang, ia dan temannya diminta menutupnya dengan tanah.
Sebagai penanda, di atasnya ditanam batang pohon reo, atau dahan kedondong.
"Saya tidak tahu orang-orang yang kami bunuh datang dari mana. Banyak juga yang saya kenal. Bahkan saya harus membunuh dua anggota keluarga saya sendiri."
Selanjutnya, aksi pembantaiannya dilanjutkan sampai ke Desa Waidoko, Kebun Misi (belakang kantor Bupati Sikka saat ini), Watulemang, Koting. Nila, Pauparangbeda, Rane, Detung, Higetegefa, Baungparat, dan Pigang.