G30S PKI
DARAH MUNCRAT Membasahi Tubuh & Wajah Saya: Simak Kisah Bapa Tengkorak, Pembantai Anggota PKI
Hal ini pun meninggalkan luka yang mendalam bagi para pelaku maupun korban karena berdampak juga bagi keluarga.
Namun demikian, baru tiga tahun dirinya dipenjara, pada suatu hari Kodim 1603, yang dikomandani Gatot Suherman, berkirim surat kepada kepala penjara.
Ia mengaku bahwa para tentara akan merekrut dirinya dan sembilan tahanan lain untuk menjadi algojo.
Dirinya kemudian diangkat jadi komandan algojo tersebut.
Setelah direkrut oleh militer, ia mengungkapkan bersama lainnya dibawa ke Kodim Maumere.
Sesampainya di Kodim, Bapa Tengkorak bersama lainnya diberi tahu bahwa terdapat tugas membela negara.
Mereka disuruh untuk mengejar anggota Partai Komunis Indonesia yang dikatakannya sampai habis.
Tak hanya itu, Bapa Tengkorak juga diminta bersumpah untuk melakukan itu.
Setelah diberi tugas di Markas Kodim, ia dan temannya disuruh pulang ke rumah masing-masing, namun diberi pesan agar siap jika sewaktu-waktu dipanggil menjalankan tugas.
Pemanggilan terhadapnya saat itu dilakukan melalui Radio Pemerintah Daerah.
Pada Februari 1966, ia dan temannya mendapat panggilan berkumpul di Kodim.
Mereka kemudian dibekali tiga sekop, tiga cangkul, dan empat tanduk rusa.
Diakui olehnya bahwa saat itu setiap algojo mendapatkan satu parang.
Setelah perlengkapan selesai dipersiapkan, mereka diangkut ke lokasi pembantaian.
Lokasi pembantaian telah ditentukan oleh Komandan Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Komop).
Di lokasi tersebut, mereka disuruh menggali lubang sedalam tiga meter, lebarnya lima meter.