Dukung Program TJPS, Faperta Undana Siapkan SDM
Program TJPS yang diluncurkan pemerintah provinsi NTT mendapat dukungan SDM dari Fakultas Pertanian ( Faperta) Universitas Nusa Cendana ( Undana)

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Program Tanam Jagung Panen Sapi ( TJPS) yang diluncurkan pemerintah provinsi Nusa Tenggara Timur ( NTT) mendapat dukungan SDM dari Fakultas Pertanian ( Faperta) Universitas Nusa Cendana ( Undana).
Dekan Faperta Undana, Dr. Ir. Damianus Adar, M.Ec kepada POS-KUPANG.COM mengatakan, selain sebagai media pembelajaran, pihaknya juga ingin menyukseskan program TJPS ini.
"Kami dari sisi SDM siap mendukung" katanya pada Kamis (24/09/2020).
• Bengkel Reparasi Tas dan Sepatu Fua Funi: Modifikasi Barang - Barang Lama Jadi Seperti Baru
Lebih lanjut Damianus mengatakan, untuk tahun ini belum ada data yang pasti tentang pelaksanaan program ini karena pihak universitas akan bergabung ditahun 2021 mendatang.
"Tahun depan baru kita terlibat secara langsung untuk melihat efektivitasnya. Tahun ini kami belum memiliki data yang pasti hasil kajian yang pasti dari TJPS itu" ujar Damianus.
• Nyawa Hironimus warga Matim tak Bisa Tertolong, Usai Jatuh Dari Atap Rumah
"Kami dari perguruan tinggi belum melakukan kajian terhadap pelaksanaan ditahun ini, jadi belum ada data yang menunjukkan itu" lanjutnya.
Dari sisi program, menurut dia sangat bagus kebijakannya. Yang perlu disikapi adalah tantangan implementasinya terutama menanam jagung dimusim kemarau belum menjadi budaya kita di NTT.
"Untuk itu kami dari perguruan tinggi coba
mendukung program pemerintah provinsi ini melalui SDM, sehingga kami coba mendesain untuk tahun depan kita akan melibatkan mahasiswa, sarjana pertanian yang baru lulus dan para dosen untuk ikut mendampingi TJPS" urainya.
Dengan demikian, lanjut Damianus, efektivitas dari program ini bisa terjamin dan juga di sisi lain pembinaan karakter, keterampilan dan semangat wirausaha dari lulusan pertanian dan juga mahasiswa tingkat akhir bisa diasah.
"Kita dari Faperta mau menjadikan program TJPS sebagai media pembelajaran untuk menjadi wirausahawan muda dibidang pertanian. SDM yang menjadi kunci" kata Damianus.
"Kita tahu bahwa SDM pertanian kita saat ini didominasi oleh orangtua. Petani berusia 50 tahun keatas bisa mencapai 80 persen. Disisi lain orang - orang muda ini enggan bertani termasuk sarjana pertanian" lanjutnya.
Dikatakan Damianus, hal tersebut karena pertanian belum dilihat sebagai sesuatu yang menjanjikan karena ia ingin mencoba membuka wawasan mereka dan mencoba mengikuti program ini.
Terkait keterlibatan perguruan tinggi ditahun 2021 mendatang, kata Damianus, pihaknya sudah mendiskusikan desain dengan Dinas Pertanian Provinsi NTT.
"Kita sudah diskusi dengan Dinas Pertanian Provinsi dan memberikan desain kasar seperti apa keterlibatan dari perguruan tinggi tinggal direalisasi bersama Pemda" jelas Damianus.
"Dalam desain itu kita mencoba melihat kolaborasi antara akademisi para pelaku bisnis, pemerintah dan masyarakat" tambahnya.