Beginilah Aksi Petani Umalulu Babat Tanaman Padi Akibat Ketiadaan Air di Persawahan
Beginilah aksi Ngabi Raja Muda salah satu petani di Desa Wanga Kecamatan Umalulu, Kabupaten Sumba Timur kesal dan memotong tanaman padi
Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM | WAINGAPU - Beginilah aksi Ngabi Raja Muda salah satu petani di Desa Wanga Kecamatan Umalulu, Kabupaten Sumba Timur kesal dan membabat atau memotong tanaman padi untuk dijadikan pakan ternak. Ngabi melakukan hal ini akibat ketiadaan air untuk mengairi areal persawahannya.
Pantauan POS-KUPANG.COM, Minggu (20/9/2020), sebilah sabit dipegang Ngabi dan terus memotong atau membabat rumpun-rumpun padi di sawahnya.
Ngabi dan beberapa petani setempat mengalami gagal tanam dan gagal panen akibat ketiadaan air di persawahan. Kondisi ini menyebabkan Ngabi nekat memotong tanaman padi yang sudah berusia kurang lebih dua bulan untuk dijadikan pakan atau makanan ternak.
• Adinda Lebu Raya Lantik Vitalis dan Imanuel Jadi Pengurus Kwartir Cabang Pramuka
Tanaman padi yang dipotong itu sudah cukup tinggi yakni sekitar 25 -30 cm. Bahkan ada yang hampir mengeluarkan malai.
Usai memotong, padi itu diberikan kepada sapi yang diikat di sekitar areal persawahan.
Tanaman yang dipotong itu dijadikan pakan ternak sapi.
Tanaman padi ini seharusnya sudah mengeluarkan malai, namun karena kekurangan air sehingga merana. Nampak tanaman padi di areal ini semuanya kerdil.
• Yeni Veronika Serahkan SK Ijin Operasional SMA Negeri 4 Satar Mese Saat Kunker Komisi IV DPRD NTT
Dari hamparan yang ada, ada areal yang bisa terairi oleh air irigasi. Nampak, areal yang teraliri air semuanya hijau.
Menurut Ngabi, kondisi kekeringan di areal persawahan itu sudah terjadi hampir dua tahun.
"Kondisi kekeringan ini sudah saya alami sekitar satu tahun lebih. Tahun ini cukup parah," kata Ngabi.
Dijelaskan, pada Bulan April - Mei lalu, mereka hendak menggarap lahan yang ada, namun terkendala air sehingga lahan miliknya sekitar satu hektar tidak jadi digarap.
"Pada bulan April dan Mei lalu, kita kita mau garap, tapi ternyata air tidak ada sehingga tidak jadi," katanya.
Dikatakan, dirinya biasa menggarap satu hektar, namun karena tidak ada air, makanya tidak digarap. Bahkan, ada areal yang yang ditanami namun gagal tumbuh.
Ditanyai soal sumber air yang dialiri ke persawahan itu, ia mengakui sumber air berasal dari Lukumihi, namun sudah hampir dua tahun airnya berkurang bahkan sampai kering.
Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Sumba Timur, Oktavianus Mb. Muku, S.P, M. Si yang dikonfirmasi mengatakan,
di areal persawahan itu awalnya memang bagus namun karena debit airnya kurang maka terjadi kekeringan.
"Di areal itu, awalnya bagus, tetapi karena debit air yang kurang sehingga kondisi itu terjadi. Di tambah lagi bagian atas ada dan parit sehingga terjadi pembagian air berdampak di Wanga," kata Oktavianus.
Terkait solusi, ia mengatakan, salah satu solusinya adalah pengaturan jenis tanaman, yaitu menanam padi di musim hujan dan di musim tanam kedua jangan lagi menanam padi namun bisa tanami jagung dan kacang-kacanganan. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru)