Ketua PGRI NTT Dukung Perubahan Permendikbud Penggunaan Modul

Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia ( PGRI) NTT, Drs, Simon Petrus Manu, mendukung perubahan Permendikbud terkait penggunaan modul

Editor: Kanis Jehola
zoom-inlihat foto Ketua PGRI NTT Dukung Perubahan Permendikbud Penggunaan Modul
Simon Petrus untuk POS-KUPANG.COM
Ketua PGRI NTT, Drs Simon Petrus Manu, Selasa, 25/08/2020. Area lampiran

POS-KUPANG.COM | KUPANG- Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia ( PGRI) NTT, Drs, Simon Petrus Manu, mendukung perubahan Permendikbud terkait penggunaan modul sebagai salah satu solusi untuk menjawabi proses pembelajaran jarak jauh yang dinilai tidak efektif.

"Kita mendukung usaha pemerintah melalui menteri pendidikan. Karena belajar jarak jauh melalui Whatsapp, harus membutuhkan berbagai macam fasilitas," ujarnya ketika dihubungi POS-KUPANG.COM, Sabtu, 19/09/2020.

Meskipun demikian, Simon menjelaskan bahwa belajar jarak jauh menggunakan modul juga dirasa kurang efektif. Pasalnya, pengamatan terhadap karakter pembelajaran peserta didik itu sulit untuk dipertanggungjawabkan.

KPU Sumba Timur Batasi Jumlah Peserta Kampanye

Tetapi langkah ini baginya, merupakan sesuatu yang mesti dilaksanakan untuk menjawabi keterbatasan fasilitas pembelajaran jarak jauh para siswa melalui smartphone.

"Ada yang siswa tidak ada handphone, ada yang ada handphone tetapi tidak ada datanya. Ini juga masalah yang rumit juga," tambahnya

Dengan demikian, para siswa bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan dan mengerjakan tugas yang telah diberikan para guru di dalam modul tersebut.

Wanita Berusia 72 Tahun di Sikka Tewas di Kebun

Dikatakan Simon, berhadapan dengan perubahan Permendikbud yang sudah dikeluarkan tersebut, para guru harus mempersiapkan materi dengan baik, sehingga bisa melayani para murid dalam pembelajaran jarak jauh secara efektif.

Pembelajaran tatap muka, ungkap Simon, cukup meragukan banyak pihak. Sehingga keputusan untuk pembelajaran jarak jauh menggunakan modul bisa menjadi solusi.

Selain pembelajaran melalui modul, ia juga menawarkan kepada para guru supaya membentuk kelompok belajar, demi membantu para murid memahami materi secara kolektif.

"Karena nanti ada masukan dan bantuan dari teman-teman maupun guru-guru yang turut serta, maka murid yang kurang memahami dapat terbantu, "bebernya.

Walaupun seperti itu, Ia menyampaikan bahwa, semua pihak harus mematuhi protokol kesehatan. Karena ilmu bisa diperoleh ketika sesorang dalam keadaan sehat.

"Kekhawatiran akan mutu itu baik, tetapi jangan sampai kesehatan itu dikorbankan. Sehingga kita mesti tetap mengedepankan penerapan protokol kesehatan dalam proses belajar mengajar," tutup Simon. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dionisius Rebon)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved