Breaking News

Papan Proyek APBN Bangun Gedung Sekolah di Lembata Tanpa Nominal Anggaran

Anggota DPRD Lembata Antonius Molan Leumara melakukan kunjungan kerja ke Desa Paobokol, Kecamatan Nubatukan

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/RICKO WAWO
Anggota DPRD Lembata Antonius Molan Leumara melakukan kunjungan kerja ke Desa Paobokol, Kecamatan Nubatukan guna melihat progres proyek pembangunan fisik gedung kelas SD Inpres Paobokol pada, Jumat (18/9/2020). 

POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA - Anggota DPRD Lembata Antonius Molan Leumara melakukan kunjungan kerja ke Desa Paobokol, Kecamatan Nubatukan guna melihat langsung progres proyek pembangunan fisik gedung kelas SD Inpres Paobokol pada Jumat (18/9/2020) siang.

Dalam kunjungan tersebut, Anton menemukan kalau pada papan proyek tidak dicantumkan nominal anggaran pembangunan gedung sekolah yang bersumber dari dana APBN tersebut sebagaimana biasanya.

Menurut Politisi Partai Demokrat tersebut, mencantumkan nominal anggaran kontrak proyek sangat penting demi transparansi keuangan negara.

Pembangunan Jalan di Desa Bakalerek Lembata Tanpa Papan Proyek

"Supaya kita juga bisa tahu bahwa proyek fisik seperti ini berarti budgetnya sekian dan kita bisa prediksi," ungkap Anton yang juga Ketua Komisi III DPRD Lembata tersebut.

Kunjungan kerja yang dilakukan itu menurut Anton juga bertujuan untuk memantau progres fisik proyek pembangunan fisik yang memakai dana APBN karena lokasinya ada di daerah Kabupaten Lembata.

Update Corona Sumba Timur - Kasus Suspek Bertambah Satu Orang

Ada 6 Ruang kelas, 1 ruang guru, WC/KM dan gapura yang sedang dibangun di sana.

Mereka ingin memastikan ada aspek pemberdayaan dari proyek negara tersebut dengan melibatkan tenaga tukang lokal dalam proyek tersebut.

"Memang ini otonomi mereka sebagai pelaksana proyek mulai dari kementerian sampai provinsi tetapi tujuan kita ingin supaya melibatkan masyarakat kita di sini mulai dari pekerjaan fisik sampai tujuan akhir dari pembangunan ini," tandasnya.

Sementara itu, Ongki, salah satu pengawas dari Kontraktor Pelaksana PT Brand Mandiri Jaya Sentosa yang mengerjakan proyek tersebut, tidak mengetahui alasan tidak dicantumkannya nominal anggaran pada papan proyek.

Namun dalam penjelasannya kepada Anton Leumara, hal itu sudah sesuai dengan petunjuk teknis (juknis).

Dia mengatakan alasan pastinya tentu diketahui oleh atasannya. Ongki menduga nominal anggaran tidak dicantumkan pada papan proyek karena nilai anggaran proyek di setiap sekolah berbeda satu sama lain.

Pasalnya, proyek dengan nama Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah Kabupaten Lembata tersebut ada di 11 wilayah di Kabupaten Lembata.

Masing-masing berada di Kecamatan Nubatukan yakni 2 sekolah, Kecamatan Ile Ape 3 sekolah, Atadei 4 sekolah, Lebatukan 1 sekolah dan Wulandoni 1 sekolah. Jadi, nominal kontrak tidak dicantumkan karena anggaran yang berbeda di setiap sekolah bisa menimbulkan ketersinggungan.

Selain SD Inpres Paobokol, Anton juga menemukan masalah yang sama di SDI Lusikawak. Di sekolah ini, tidak ada tukang yang ditemukan berada di lokasi proyek.

Salah seorang guru yang ditemui di lokasi pembangunan mengakui para tukang tidak sering hadir di lokasi pembangunan. Dia sendiri tidak tahu alasannya kenapa.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved