Hari Bersejarah Indonesia

Benarkah G30S/PKI Kudeta Merangkak Soeharto Pada Presiden Soekarno Ini Kisah Sukmawati Soekarnoputri

Soeharto mengambil alih aksi penumpasan G30S/PKI, dan tiga tahun kemudian menggantikan posisi Soekarno sebagai Presiden RI

Editor: Frans Krowin
istimewa
Presiden Soekarno 

Saat ditemui Sumirat, Warahadikusuma sedang di markas Kostrad dan tengah bersama Pangkostrad Mayjen Soeharto.

Soeharto ternyata melarang Wirahadikusuma menghadap Soekarno

Waktu itu bilang, “Sampaikan kepada Bapak Presiden, mohon maaf Pangdam V Jaya tidak dapat menghadap dan karena saat ini Panglima AD (Achmad Yani) tidak ada di tempat.

Harap semua instruksi untuk AD disampaikan melalui saya, Panglima Kostrad.”

Ketika mendengar informasi itu, Soekarno tampak tidak senang.

Meskipun secara garis komando, ketika KASAD tidak ada di tempat maka Pangkostrad secara otomatis boleh mengambil alih garis komando, tapi perintah Presiden sebagai Panglima Tertinggi tetap harus dipatuhi.

Para Panglima Angkatan yang hari itu hadir menghadap Soekarno antara lain Marsekal Oemar Dhani, Laksamana Martadinata, Jenderal Sutjipto Judodihardjo, Jenderal Sutardhio, Leimena, dan Brigjen Sabur.

Jika diamati, suasana di sekitar rumah dinas Komodor Udara Susanto saat itu malah tampak santai dan sama sekali tidak mencerminkan suasana ketegangan.

Tapi suasana betul-betul berubah tegang ketika tepat pukul 12.00 WIB, dari radio transmitter yang dipinjamkan oleh Komodor Susanto terdengar pengumuman Letkol Untung, salah satu dalang dari aksi G/30/S/PKI, mengenai Dewan Revolusi dan pembubaran kabinet.

BREAKING NEWS: Pembuang Bayi di Sikka Terungkap, Ternyata Wanita Setengah Baya

Cara Dapatkan Kuota Internet Murah dari Telkomsel, Pakai Kode Dial Rahasia, Banyak Pilihan

Itu berarti telah terjadi kudeta.

Kudeta adalah penggulingan tiba-tiba dan kekerasan dari pemerintah yang ada oleh sekelompok kecil.

Prasyarat utama kudeta adalah kendali atas semua atau sebagian angkatan bersenjata, polisi, dan elemen militer lainnya.

Tidak seperti Revolusi, yang biasanya dicapai oleh sejumlah besar orang yang bekerja untuk perubahan sosial, ekonomi, dan politik yang mendasar, kudeta adalah pergantian kekuasaan dari atas yang hanya menghasilkan penggantian tiba-tiba dari pejabat pemerintah yang terkemuka.

Brigjen Sabur pun segera membawa radio transmitter itu dan ditunjukkan pada Soekarno.

Soekarno sangat terkejut dan segera menyadari telah terjadi masalah serius bagi bangsa dan negaranya.

Setelah diadakan rapat di rumah Komodor Susanto, Soekarno memutuskan mengangkat Jenderal Pranoto Reksosamudro sebagai caretaker Menteri/Panglima AD menggantikan posisi Ahmad Yani yang belum jelas nasibnya.

Lewat pukul 17.00 WIb, ajudan Soekarno, Kolonel Bambang Widjanarko, diperintahkan memanggil Jenderal Pranoto.

Tapi Jenderal Pranoto yang sudah berada di markas Kostrad ternyata dilarang juga oleh Soeharto untuk menghadap Soekarno.
Halaman
1234
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved