Setelah Berdebat di Radio,Indonesia Usir Kapal Penjaga Pantai China yang Sudah 2Hari di Natuna Utara

Kini, China nongol lagi dengan menghadirkan kapal penjaga pantai di kawasan itu. Lagi-lagi kapal China yang sudah 2 hari nongkrong di wilayah itu dipa

Editor: Alfred Dama
Badan Keamanan Maritim (Bakamla) Indonesia
Setelelah Berdebat di Radio, Indonesia Usir Kapal Penjaga Pantai China yang Sudah 2 Hari di Natuna Utara 

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Teuku Faizasyah mengatakan Jakarta telah meminta penjelasan dari Kedutaan Besar China. "Kami tegaskan kembali kepada Wakil Duta Besar China bahwa zona ekonomi eksklusif Indonesia tidak tumpang tindih dengan perairan China," kata Faizasyah.

Indonesia tidak menganggap dirinya sebagai pihak dalam sengketa Laut Cina Selatan, tetapi Beijing mengklaim hak bersejarah atas wilayah yang tumpang tindih dengan ZEE Indonesia di sekitar Kepulauan Natuna. Beijing menurunkan klaimnya pada peta dengan sembilan garis putus-putus.

“Karena China dalam beberapa tahun terakhir telah bergerak untuk menegaskan klaim yurisdiksinya dalam sembilan garis putus-putus, kehadiran kapal penjaga pantai China dan kapal penangkap ikan China di perairan lepas Kepulauan Natuna telah meningkat. Ini menjadi hal yang lebih normal untuk China, meskipun sangat tidak disukai untuk Indonesia,” kata Ian Storey, rekan senior di ISEAS-Yusof Ishak Institute.

ABK di Kapal Bakamlah sedang memantau kapal China yang masuk wilayah Natuna Utara, Badan Keamanan Maritim (Bakamla) Indonesia

Collin Koh, seorang peneliti di Institute of Defense and Strategic Studies, mengatakan insiden tersebut merupakan "tantangan" bagi Indonesia.

“Perkembangan terakhir ini hanya menyoroti masalah terus-menerus yang dihadapi Indonesia dengan China yang menolak untuk mengalah pada klaim irredentist di Laut China Selatan berdasarkan sembilan garis putus-putus, yang telah dibatalkan dalam penghargaan 2016,” kata Koh, mengacu pada putusan pengadilan internasional di Den Haag yang memutuskan klaim teritorial China.

“Daripada melihat China sebagai lebih agresif, mungkin lebih akurat untuk menggambarkan China sebagai 'masih agresif' meskipun pertikaian terakhir [dekat Natuna]," tambah Koh.

Pada Januari, Indonesia mengerahkan jet tempur dan kapal perang untuk berpatroli di dekat Kepulauan Natuna setelah penjaga pantai dan kapal penangkap ikan Tiongkok memasuki perairan terdekat.

Baca Juga: Buktikan Lebih Kuat dari Amerika, China Punya Pangkalan Militer yang Bisa Operasikan Pesawat Pembom Nuklir Jarak Jauh, Letaknya Tak Jauh dari Natuna!

Indonesia, negara kepulauan terbesar di dunia, berusaha menghentikan kapal asing yang menangkap ikan di perairannya, dengan alasan kerugian ekonomi miliaran dolar setiap tahun.

Badan Keamanan Maritim (Bakamla) Indonesia
Berasa Milik Sendiri, Kapal Penjaga Pantai China 'Nongkrong' di Laut Natuna Selama Dua Hari, Garis Pembawa Petaka Ini Jadi Alibi Mereka Ogah Diusir
 

Sikap keras?

Insiden terbaru terjadi hanya beberapa hari setelah Menteri Pertahanan China Wei Fenghe melakukan kunjungan kehormatan kepada Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto di Jakarta. Indonesia telah menggunakan pertemuan tersebut untuk menegaskan kembali bahwa mereka "berkomitmen untuk dialog dan resolusi damai di Laut Cina Selatan".

Storey mengatakan bahwa dalam mengusir kapal China tersebut, Indonesia telah menunjukkan sikap “pengerasan” terhadap klaim China di Laut China Selatan. Sebelumnya mereka hanya memantau kapal penjaga pantai China yang memasuki ZEE-nya, katanya.

"Penggugat Asia Tenggara lainnya sebaiknya mengikuti petunjuk Indonesia untuk menunjukkan kepada Beijing bahwa mereka sepenuhnya menolak apa yang disebut 'hak bersejarah' dalam garis sembilan putus. Sebagaimana putusan pengadilan arbitrase 2016, 'hak bersejarah' itu tidak sejalan dengan hukum internasional,” kata Storey.

Namun, Koh mempertanyakan apakah tindakan Indonesia “cukup” untuk menghalangi Beijing di masa depan.

Halaman
123
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved