Timor Leste Jadi Negara, Tak Lepas Dari Peran Xanana Gusmao, Sang Jurnalis Yang Nekat Pikul Senjata!
Sejarah mencatat bahwa di balik kisah heroik itu, ada sosok yang demikian kuat yakni sosok presiden pertamanya, Xanana Gusmao.
Itu tidak berselang lema setelah Timor Leste mendeklarasikan kemerdekaan dari Portugis, bangsa yang menjajah 'Bumo Lorosae' sejak beratus tahun sebelumnya.
Kekosongan kekuasaan sempat diisi oleh partai pro kemerdekaan dari akar rumput, yakni Fretilin. Mereka mengambil peran semi-pemerintah.
Namun tindakan itu mendapat reaksi keras dari partai-partai lain yang memiliki misi masing-masing.
• Ingin Bangun Masjid dan Pesantren, AA Gym Lelang Motor BMW Kesayangannya, Kamu Berminat?
• Penyanyi Aaliya Massaid Ungkap Sifat Ibunya, Reza Artamevia yang Tidak Pernah Tepat Waktu

Sementara itu Xanana Gusmao bergabung dengan Fretilin pada tahun 1974, kemudian menjadi pemimpinnya pada tahun 1978.
Tahun 1987, ia memutuskan keluar dari Fretilin dan membentuk Dewan Pertahanan Nasional rakyat Maubere (CNRM).
Langkah ini dilakukan guna merangkul semua pihak termasuk gereja demi menghindari kesan perjuangan kemerdekaan hanya dilakukan Fretilin.
Untuk mendapat pengakuan internasional, Xanana menyempurnakannya dengan mengubah CNRM menjadi CNRT (Dewan Pertahanan Nasional Rakyat Timor) tahun 1998 di Pinichi (Portugal).
Sekitar 20 tahun Xanana Gusmao terlibat dalam perjuangan bersenjata di hutan dan pegunungan.
Xanana lalu memimpin pasukan gerilya hingga ditangkap tentara Indonesia pada 20 November 1992.
Ia tertangkap di rumah seorang polisi lalu lintas bernama Augusto.
• Ini Penyebab Gideon Tengker Marah Lalu Ancam Gugat Nagita Slavina dan Raffi Ahmad 1 Triliun Dolar AS
• Pilkada Sumba Barat, Paket Niga-Oris Dan Toni-Agus Mendaftar Hari Pertama di KPU
Xanana pun harus menjalani pemenjaraan politik selama tujuh tahun hingga kemudian dibebaskan pada 7 September 1999 oleh pemerintah Indonesia setelah runtuhnya kekuasaan Orde Baru.
Xanana dipenjara di Cipinang, Jakarta.
Namanya agak tenggelam ketika UNTAET mengambil alih wewenang sementara di Timor Leste pada 26 Oktober 1999 dan baru mencuat kembali menjelang pemilu presiden.
Setelah Timor Leste merdeka pada 20 Mei 2002, ia terpilih menjadi presiden. (*)
Baca juga: