Perang Terbuka China vs Amerika di Laut China Selatan Berdampak Buruk pada Indonesia
Amerika sudah menghadikan dua kapal induk masing-masing UUS Nimitz dan UUS Ronald Reagen. Masing-masing kapal induk disertai juga dengan grup tempur y
Kapal selam serangan ini dipersenjatai dengan torpedo dan rudal jelajah Tomahawk dan juga mempu melakukan pengawasan rahasia.
Angkatan Laut AS telah mempertahankan armada kapal perang di Pasifik Barat sebagai untuk kekuatan di kawasan tersebut di tengah meningkatnya ketegangan dengan China di Laut China Selatan dan silang pendapat terkait pandemi virus corona.
AS menuduk China meningkatkan pendudukannya atas pulau-pulau buatan manusia dan menganggu negara-negara lain di tengah upaya mereka menangani krisis covid-19 yang berawal dari Wuhan, China.
Baca Juga: 'Kalau China Nakal dan Rusak Kapal Kami, Kami Tinggal Panggil AS' Ujar Filipina Dengan Pongah, Rupanya Ada Perjanjian Lebih Lama yang Sebutkan Hubungan Erat AS dan Filipina
Platform intelijen Stratfor mengatakan, AS dan China telah mempertahankan kecepatan operasional yang kuat di Laut Cina Selatan di tengah meningkatnya ketegangan dan covid-19.
Menteri Pertahanan AS, Mark Esper mengatakan: "Ketika militer AS menangani covid-19 di rumah, kami tetap fokus pada misi keamanan nasional kami di seluruh dunia," ujarnya seperti dilansir Express, pekan lalu.
“Banyak negara telah beralih ke dalam untuk pulih dari pandemi, dan sementara itu, pesaing strategis kami berusaha untuk mengeksploitasi krisis ini untuk keuntungan mereka dengan mengorbankan negara lain.
Esper menuduh Beijing meningkatkan kampanye disinformasi untuk mengalihkan kesalahan atas virus dan melindungi citranya.
Baca Juga: Harus Siap Mati, Tentara China Sudah Disiapkan untuk Bertempur Sampai Darah Penghabisan Walaupun Belum Tentu Bakal Pecah Perang dengan Negara Lain
Dia mengatakan AS terus melihat perilaku agresif dari Tentara Pembebasan Rakyat di Laut China Selatan, mulai dari mengancam kapal angkatan laut Filipina hingga menenggelamkan kapal nelayan Vietnam dan mengintimidasi negara-negara lain untuk terlibat dalam pengembangan minyak dan gas lepas pantai.
Esper mengatakan dua kapal AS menyelesaikan kebebasan operasi navigasi di Laut China Selatan minggu sebelumnya untuk mengirim pesan yang jelas ke Beijing bahwa kami terus melindungi kebebasan navigasi dan perdagangan untuk semua negara besar dan kecil.
Kapal penjelajah berpeluru kendali USS Bunker Hill melakukan "FONOP" di Kepulauan Spratly, dan kapal perusak USS Barry berlayar dua kali melalui Selat Taiwan dan melalui Kepulauan Paracel di wilayah sengketa yang diklaim Cina sebagai miliknya.
Baca Juga: Makin Kondang! China Kokang Senjata di 4 Wilayah Laut Berbeda dalam Waktu Bersamaan, Bagian dari Kesiapan Konfrontasi Lawan AS dan Taiwan
Kecemasan Singapura
Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong menyebut kehadiran Amerika Serikat tetap vital bagi keamanan kawasan Asia-Pasifik.