Pentingnya Program Gizi Remaja di Masa Covid-19, Disnkes Kupang Gelar Inovasi Terkait Gizi
Indonesia adalah negara yang mengalami Beban Ganda Malnutrisi di sepanjang siklus kehidupan, dengan tingkat kekurangan gizi yang stagnan penurunannya
Penulis: Gerardus Manyela | Editor: Alfred Dama
Survei Riset Kesehatan Dasar 2013 menunjukkan bahwa prevalensi anemia pada remaja berusia 13-18 tahun adalah 12,4 persen untuk remaja putra dan 22,7 untuk remaja putri.
"Dengan kondisi tersebut diatas, sudah saatnya memposisikan gizi remaja sebagai strategi utama, dan mengarusutamakannya ke dalam rencana, strategi, dan kebijakan sektor kesehatan dan non kesehatan terutama pada masa pandemi Covid -19, karena kondisi anemia berpotensi untuk menurunkan daya tahan tubuh remaja dan berisiko terkena infeksi, termasuk infeksi corona virus. Dengan demikian remaja putri tetap harus mengkonsumsi tablet tambah darah (TTD) untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya," kata dr. Roberth Amaheka, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang.
Oleh karena itu, kata dr. Roberth, Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang bersama dinas terkait atas dukungan teknis dari UNICEF di masa pandemi Covid-19 ini, melakukan inovasi terkait program gizi remaja. Kegiatan ini searah dengan 1 dari 25 komposit indikator penyebab stunting Provinsi NTT, yakni meningkatan cakupan TTD bagi remaja putri.
"Disamping itu, meningkatkan cakupan dan kualitas remaja putri yang mendapatkan TTD, serta promosi perubahan perilaku demi meningkatkan pengetahuan dan kesadaran remaja dalam aspek gizi spesifik dan gizi sensitif sehingga mereka diharapkan dapat tumbuh menjadi remaja dan calon orang tua yang berpengetahuan dan sehat," kata dr. Roberth Amaheka.
Program ini, demikian dr. Roberth, dirancang bersama dengan pemerintah melibatkan multi-sektor di tingkat nasional dan sub-nasional dengan sasaran utama adalah SMP/SMA/MA/SMK sederajat, yang di kenal dengan AKSI BERGIZI dengan menggabungkan tiga intervensi berbasis bukti, yakni
pertama pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) seminggu sekali kepada remaja putri yang diawali dengan sarapan bersama di sekolah.

Kedua sesi literasi Aksi Bergizi bertujuan meningkatkan pengetahuan siswa mengenai gizi dan kesehatan yang mencakup Pendidikan gizi bersama topik lain : Kesehatan Reproduksi, HIV/AIDS, NAPZA,Kekerasan dan Cedera Kesehatan mental Sanitasi dan kebersihan diri dan penyakit tidak menular (PTM).
Aksi Bergizi meggunakan metode pembelajaran di kelas dengan sistem interaktif yang menyenangkan (bermain dan berdiskusi) yang terdiri dari 36 sesi yang diberikan kepada siswa selama 1 tahun akademik, menggunakan pendekatan Life Skill Approach (10 soft skill yang direkomendasikan).
Ketiga komunikasi perubahan perilaku yang kuat dikembangkan untuk meningkatkan pola makan dan aktivitas fisik remaja, keluarga dan komunitas mereka.
Tujuan pelaksanaan AKSI BERGIZI di Kabupaten Kupang yakni
1. Mendorong kebiasaan sarapan pagi bersama di sekolah sebelum minum Tablet Tambah Darah (TTD)
2. Meningkatkan cakupan dan kualitas minum TTD bagi remaja putri di sekolah.
3. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran remaja putra/putri melalui sesi listerasi AKSI BERGIZI selama 30 menit setiap minggu.
4. Memperkuat sistim monitoring, pencatatan dan pelaporan TTD.
Adapun tahapan pelaksanaan AKSI BERGIZI, dimulai dengan TOT Fasilitator tingkat Kabupaten Kupang yang terdiri dari lintas sektor (Dinas Kesehatan, Bappeda, Dinas Pendidikan) yang mulai dilakukan dari tanggal 24 -28 Agustus 2020 yang difasilitasi oleh UNICEF dan Fasilitator dari Provinsi NTB (Dinas Kesehatan, Bappeda&Dinas Pendidikan).
Setelah melakukan TOT bagi tim fasilitator Kabupaten, selanjutnya para fasilitator akan bekerja dalam tim memfasilitasi pelatihan bagi fasilitator Puskesmas/Kecamatan serta guru di SMP/SMA/SMK/MA sederjat dan dinas terkait selama 5 hari.
Di setiap kecamatan akan dipilih 3 sekolah (SMP/SMA/SMK/Madarasah), diharapkan dari Desa/Kecamatan lokus stunting selanjutnya sekolah akan melakukan AKSI BERGIZI seminggu sekali dimulai dengan sarapan bersama, minum TTD dan dilanjutkan dengan sesi literasi AKSI BERGIZI.
Kegiatan AKSI BERGIZI ini merupakan salah satu komitmen Pemerintah Daerah Kabupaten Kupang dalam memutus mata rantai malnutrisi dengan mulai inetrvensi pada remaja sebagai calon pemimpin dan orang tua. Terutama dalam masa pandemi Covid-19, apabila sekolah dilakukan di rumah maka akan dipastikan remaja putri mendapatkan TTD dan apabila kegiatan tatap muka tetap dilakukan denagn mempraktekan protokol pencegahan Covid-19 maka pemberian TTD bagi remaja putri akan dilakukan di sekolah yang diawali dengan sarapan bersama dan dilanjutkan dengan sesi literasi AKSI BERGIZI.
Lanjut dr. Roberth Amaheka, kegiatan AKSI BERGIZI merupakan inovasi Kabupaten Kupang di masa C-19 ini, yang akan direplikasi secara berkala ke semua SMP/SMA/MA/SMK yang ada di Kabupaten Kupang melalui pendekatan multi-stakeholder dengan bekerjasama dengan Dinas Pendidikan, Kemenag dan Bappeda sebagai suatu bentuk komitmen Kabupaten Kupang dalam mengatasi malnutrisi termasuk pencegahan Stunting, gizi buruk dan anemia.(Laporan Reporter POS KUPANG.COM, Gerardus Manyella)