Renungan Harian Katolik
Anak Manusia Membalas Setiap Orang Setimpal dengan Perbuatannya
Salah satu bentuk penyangkalan diri para murid adalah menolak pandangan dunia yang mendewakan tubuh sebagai jalan untuk meraih kesenangan sesaat.
Pengorbanan adalah bukti atau ekspresi dari iman dan cinta yang mendalam kepada Allah yang diimani dan sesama yang dilayani.
Yesus dalam dialog-Nya bersama para murid menyatakan bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat. Ia akan dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.
Tampaknya Petrus tidak paham dengan pernyataan Yesus tentang penderitaan, karena itu secara manusiawi ia menegur Yesus, “Tuhan kiranya Allah menjauhkan hal itu“ (Matius 16 :21-23 ).
Yesus paham bahwa Petrus tidak mengerti dengan apa yang diucapkannya.
Karena itu Ia bersabda, “ Enyahlah iblis! Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau memikirkan bukan yang dipikirkan Allah, melainkan yang dipikirkan manusia.” Sebab “Setiap orang yang mau mengikuti Aku, harus menyangkal diri, memikul salibnya dan mengikuti Aku“ ( Matius 16 : 24-25 ).
Para murid dan umat beriman dipanggil untuk terus berubah dalam budi dan karakter menurut pikiran dan kehendak Allah.
Kita diajak untuk hidup dalam terang Firman Allah yang menuntun kita kepada implementasi hidup yang sejati, yakni hidup yang berkualitas dan bermakna karena mampu menyangkal diri, memikul salib, melakukan kebajikan, kebenaran dan menghadirkan kabar sukacita bagi khalayak. Sebab apa yang kita tabur di bumi juga akan kita tuai di bumi dan di surga.
Sabda Yesus, “Pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang setimpal dengan perbuatannya” ( Matius 16 : 27 ). Salve.
Doa : Ya Tuhan semoga kami selalu merefleksikan hidup agar dapat berubah dalam roh dan kebenaran Ilahi , amin.