Berita Kota Kupang
WebinarStability in The Storm, Walikota Sampaikan TekadHidupkan KembaliGeliat Ekonomi Pasca Pandemi
Selain Wali Kota Kupang, ada narasumber Prof Suhono Harso Supangkat, Isyak Meirobie, Wakil Bupati Belitung, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Pr
Penulis: Yeni Rachmawati | Editor: Ferry Ndoen
"Para penerima bantuan merupakan mereka yang masuk dalam Data Terpadu Kesejateraan Sosial (DTKS), data ini juga sedang kami benahi terus agar tepat sasaran, jumlah dan guna," jelasnya.
Selain skema bantuan sosial yang bersumber dari APBN, APBD Provinsi maupun Kota. Pemkot juga berupaya memulihkan ekonomi terutama bagi masyarakat yang memiliki giat usaha kecil dan menengah antara lain lewat pengguliran Dana Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (PEM). Dana PEM hingga saat ini telah digulirkan kepada 16.816 pelaku usaha. Program ini awalnya untuk penguatan modal usaha, namun dengan terjadinya pandemi kini lebih dikonsentrasikan bagi pemulihan ekonomi masyarakat khususnya yang memiliki usaha mikro, kecil dan menengah.
Lanjutnya, Pemerintah Kota Kupang telah membuka kembali seluruh aktivitas perekonomian dan perkantoran. "Sejak tanggal 1 juli 2020 yang lalu kami mulai mengijinkan aktivitas usaha dan bisnis secara bertahap dengan tetap mewajibkan penerapan dan sosialisasi protokol kesehatan disetiap venue usaha. Setiap pengunjung pada tempat-tempat usaha wajib mematuhi standar kesehatan seperti memakai masker, jaga jarak, mencuci tangan dan diukur suhu badannya. Setiap pengelola wajib menyediakan semua fasilitas-fasilitas tersebut usaha," terangnya.
Terkait pemulihan perekonomian di Kota Kupang, ia memaparkan bahwa pemerintah Kota Kupang juga melakukan berbagai terobosan dan inovasi untuk membantu pelaku usaha bangkit dari keterpurukan pasca pembatasan aktivitas selama awal pandemi.
Salah satunya yang baru-baru ini digagas, yaitu program pelatihan digital marketing dengan sasaran sebanyak 5000 pelaku usaha, khususnya dari kalangan milenial yang sarat dengan inovasi dan kreativitas. Kegiatan tersebut akan dilaksanakan melalui kelas-kelas pelatihan secara daring sehingga tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19.
“Kami mengajak masyarakat khususnya generasi milenial untuk memanfaatkan platform digital yang lebih cocok dengan situasi pandemi saat ini, untuk memasarkan produk mereka, sehingga secara bertahap dapat meninggalkan metode konvensional kepada metode yang lebih inovatif secara digital, dan menurut pantauan kami, kreativitas untuk memanfaatkan platform digital sesungguhnya atelah ada semenjak awal pandemi,” imbuhnya.
Selain itu, dalam upaya memulihkan sektor pariwisata yang sempat mati suri akibat pandemi, Pemerintah Kota Kupang bermitra dengan para milenial pegiat bisnis pertunjukan menggelar konser drive-in sekaligus memperingati 3 tahun kepemimpinan Wali Kota dan Wakil Wali Kota pada 22 Agustus 2020 lalu.
"Kami bermaksud menggeliatkan lagi pariwisata di Kota Kupang, karena acara tersebut digelar serta disiarkan secara live streaming. Kami berharap agar semua orang dapat mengetahui bahwa Kota Kupang sudah aman dan nyaman untuk diakses oleh para wisatawan sehingga harapannya sektor pariwisata dapat meningkatkan perekonomian di Kota Kupang khususnya ditengah pandemi. Pariwisata Kota Kupang tidak akan berjalan jika tidak hidupkan kembali lokasi wisatanya, baru-baru kami mencoba kreasi baru yakni konser musik dengan cara baru, yakni semua penontonnya di dalam mobil, itu kami namakan drive-in concert,” ungkapnya.
Di penghujung webinar, ia menyoroti mahalnya biaya internet, sangat dirasakan masyarakat terutama mereka yang berpenghasilan rendah. Ia berharap agar Pemerintah pusat melalui Kemenkominfo dapat menerapkan pemberlakuan biaya internet satu harga.
"Mengingat saat ini fasilitas tersebut dirasa sangat dibutuhkan masyarakat diberbagai kalangan, khususnya di dunia pendidikan, mengingat kewajiban belajar secara online bagi anak-anak yang memberatkan sebagian besar orangtua khususnya masyarakat berpenghasilan rendah. Saya ingin menyoroti beberapa hal penting, khususnya tarif akses internet di Kota Kupang yang terasa mahal, apalagi bagi orangtua yang anak-anaknya wajib belajar dari rumah. Selaku Wali Kota saya memikirkan bagaimana caranya kami memberikan gratis internet.
Oleh karena itu, kami telah bersurat langsung kepada Pak Menteri, dimana saya mengajukan jika BBM bisa diberlakukan satu harga di seluruh Indonesia, maka seharusnya internet dapat diterapkan demikian, sehingga jangan ada kesenjangan antara daerah-daerah di pulau Jawa dengan daerah-daerah lainnya, terutama kami yang ada di bagian tengah dan timur Indonesia, dimana internet terasa lebih mahal,” tukasnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Yeni Rachmawati)
