Perdana Kunjungi Kampung Adat Kawa, Bupati Don: Leluhur Saya Berasal Dari Sini
Bupati Don diterima secara adat oleh warga Kampung Kawa dan dikalungi kain khas Nagekeo berwana hitam kuning keemasan.
Penulis: Gordi Donofan | Editor: Rosalina Woso
Perdana Kunjungi Kampung Adat Kawa, Bupati Don: Leluhur Saya Berasal Dari Sini
POS-KUPANG.COM | MBAY --Bupati Nagekeo, Johanes Don Bosco Do mengunjungi Kampung Adat Kawa yang terletak di Desa Labolewa Kecamatan Aesesa, Minggu (23/8/2020).
Bupati Don yang didamping istri, Ny. Yayik bersama rombongan tiba di Kampung Kawa sekitar pukul 12.30 Wita.
Bupati Don diterima secara adat oleh warga Kampung Kawa dan dikalungi kain khas Nagekeo berwana hitam kuning keemasan.
Usai diterima secara adat di depan pintu masuk, Bupati Don bersama rombongan diarahkan menuju rumah pokok (leluhurnya Bupati Don).
"Leluhur saya berasal dari sini. Makanya diterima secara adat dan saya baru pertama kali datang ke Kampung tradisional Kawal.Dari sisi keluarga dan pribadi saya harus sampai disini," ujar Bupati Don disambut tepuk tangan keluarga dan warga yang hadir.
• Tiga Pasien Positif Covid-19 Diisolasi, Gugus Tugas Covid-19 Manggarai Minta Masyarakat Jaga Jarak
• 31 Persen Setuju Tentara Aktif Jadi Pimpinan Nasional, Ini Alasannya
• Benny K Harman : Sekolah di Bawah Naungan Yayasan Katolik Utamakan Kualitas Bukan Kuantitas
Pada kesempatan itu ia menyampaikan bahwa memang Kawa sangat beda dengan kampung adat lainnya di Nagekeo sehingga kedepan Kampung Adat Kawa menjadi kawasan wisata yang tertutup dan terbatas bagi wisatawan.
Bagi Bupati Don kawasan itu harus menjadi kawasan yang tidak sembarangan orang masuk kesana. Jadi orang atau wisatawan masuk ke sana sesuai dengan kalender adat saja saat kegiatan upacara adat atau ritual kebiasaan di Kampung Kawa.
"Kampung adat harus ini dibuat kawasan sangat tertutup terbatas. Kawasan yang agak tertutup dan tidak mudah orang bebas masuk. Saya mint kampung terpelihara, keamanan, tidak diganggu. Pariwisata kedepan dibuat modelnya sehingga tidak sembarang orang keluar masuk. Harus dibuat kalender terbatas dan orang yang masuk ke sini ikut ritual adat, seperti Etu dan lainnya," ujarnya.
Ia mengatakan pihaknya melakukan riset terkait pariwisata. Riset atau studi itu terkait kawasan induk kabupaten dan Kawa ini apakah masuk satu paket dengan yang lain atau tidak, itu semua masih dikaji.
• Tiga Pasien Positif Covid-19 Diisolasi, Gugus Tugas Covid-19 Manggarai Minta Masyarakat Jaga Jarak
• Benny K Harman : Sekolah di Bawah Naungan Yayasan Katolik Utamakan Kualitas Bukan Kuantitas
• Tukul Arwana Dikabarkan Sedang Dekat dengan Presenter Cantik ini, Nasib Meggy Diaz Jadi Sorotan
"Ada 12 rumah ada kita harus restorasi kembali dan diceritakan kembali. Komunitas Kawalabo ini hanya Kampung Adat Kawa saja yang masih ada. Bagaimana mengamankan Kampung Adat Kawa kedepannya. Maka harus tetap dilestarikan kedepannya," ujarnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gordi Donofan).