Sukarelawan TNI Mengaku "Kembali Muda" Saat Mengenang HUT Republik Indonesia

penjajahan Jepang masyarakat Kupang sangat tersiksa. Warga yang tidak patuh terhadap perintah jepang akan disiksa dan ditindas

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/ONCY REBON
Sukarelawan TNI, Lasarus Manat, Senin, 17/08/2020. 

Sukarelawan TNI Mengaku "Kembali Muda" Saat Mengenang HUT Republik Indonesia

POS-KUPANG.COM | KUPANG-- Mantan Sukarelawan TNI pada tahun Lasarus Manat mengaku "kembali muda" ketika mengenang Hari Ulang Tahun Kemerdekaan ke-75 Republik Indonesia.

"Saat itu saya masih muda, lima orang dari timor leste, tiga laki-laki dan dua orang perempuan masuk ke kupang pada tahun empat lima dan berteriak merdeka, merdeka, kita menang, kita menang," kenangnya saat ditemui POS-KUPANG.COM, di Panti Jompo Budi Agung Dinas Sosial Provinsi Nusa Tenggara Timur, UPT Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia di Kupang, Senin, 17/08/2020.

Ia menambahkan, Lima orang tersebut memegang senjata di tangan kanandan kelewang (parang) di tangan kiri.

Lasarus mengisahkan pada tahun 1943 ketika Jepang menduduki seluruh wilayah Indonesia dan mengusir belanda keluar dari NTT, ia masih berumur belasan tahun.

Dia mengakui bahwa, di bawah penjajahan Jepang masyarakat Kupang sangat tersiksa. Warga yang tidak patuh terhadap perintah jepang akan disiksa dan ditindas bahkan dibunuh.

Masyarakat dari berbagai wilayah di pulau Timor dihimpun untuk mengerjakan proyek tentara Jepang.

Ketika Belanda mau mengambil kembali wilayah pulau Timor pasca Amerika Menjatuhkan bom Atom di jepang, para tentara Nipon memutuskan jembatan di Sekitar Oesao untuk menghambat masuknya pasukan Belanda ke Wilayah Kupang.

Sebagian Mobil Belanda yang melewati jembatan tersebut, terperosok jatuh ke dalam kali hingga mengalami rusak berat.

Dikatakan Lasarus, melalui usaha yang cukup berat tentara Belanda akhirnya melintasi kali tersebut dengan melintasi dasar kali.

Sebagian tentara Jepang, bermarkas di daerah Sakala (Rote), Kolbano, dan sebagian lagi bermarkas di Tenau Kupang. Sedangkan para tentara Belanda menempati daerah pantai.

"Tentara Jepang sembunyi di lubang-lubang gua dan di bawah Pohon-pohon besar," imbuhnya

Suara peluru berdesing siang dan malam. Bunyi pesawat tempur meraung-raung di udara tanpa henti. Adu kekuatan di udara antara Jepang dan Belanda terjadi hingga 1 peswat.

"empat belas orang mati saat itu," kata Lasarus.

Satu lagi pesawat Jepang ditembak jatuh oleh tentara Belanda di daerah Matani. Lasarus menerangkan bahwa, ia juga turut serta dalam penumpasan PKI.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved