Rumah 'Merah Putih' Untuk Mone Hasan Dari Relawan Taman Daun Lembata

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo
POS-KUPANG.COM-LEWOLEBA-Mone Hasan dan putri semata wayangnya tak pernah menyangka bisa memiliki rumah bagus yang lebih layak huni. Ibu dan anak warga Desa Kaohua, Kecamatan Buyasuri, Kabupaten Lembata selama ini memang mendiami sebuah gubuk reot sempit layaknya kandang ayam.

Namun, tepat pada peringatan Kemerdekaan Ke-75 Republik Indonesia pada 17 Agustus 2020, kehidupan mereka berubah sekejap. Mereka tidak tinggal di dalam gubuk beratap alang-alang beralaskan tanah lagi.

Komunitas Relawan Taman Daun memberi kado rumah 'Merah Putih' bagi Mone Hasan dan putrinya. Rumah yang dicat dengan motif dinding berwarna merah putih itu dikerjakan para relawan dan warga secara gotong royong atau gemohing (mohing) sejak Rabu (12/8/2020). Rumah baru tersebut didirikan tak jauh dari rumah yang lama.

Para relawan dan warga membawa masuk perempuan berusia 57 tahun dan putrinya itu ke dalam rumah baru diiringi tarian dan tabuhan gong serta gendang. Perayaan 17 Agustus semakin semarak. Semua warga turut ambil bagian. Upacara bendera juga dilakukan tepat di samping rumah 'merah putih'.

Namun momen paling mengharukan terjadi kala Mone Hasan, keluarga dan kerabatnya pertama kali masuk ke dalam rumah baru tersebut. Tangis pun pecah. Air mata tak mampu dibendung. Rasa haru bercampur bahagia seketika menjalar.

Sebagian besar warga menitihkan air mata. Mereka tak percaya seorang penatu seperti Mone kini bisa tinggal di rumah yang lebih layak.

Camat Buyasuri, Nelson Ndapamerang, dan jajaran pemerintah kecamatan dan penjabat kepala desa Kaohua Muhammad Kalurung Atuq turut menyaksikan peristiwa bersejarah ini dan mengapresiasi kerja gemohing yang dilakukan oleh para relawan Taman Daun dan para warga.

Saleh Wahid, mantan kepala desa dan juga perwakilan keluarga Mone Hasan mengaku tak percaya kalau salah satu kerabatnya itu akan mendapat kado spesial rumah 'merah putih' yang layak huni. Dia layangkan syukur dan terima kasih atas hadiah teramat spesial itu.

Koordinator relawan, John Batafor menjelaskan komunitas relawan Taman Daun tidak berbadan hukum. Rumah 'merah putih' itu dikerjakan murni hasil swadaya dan semangat gemohing bersama warga.

"Terima kasih untuk tukang dan warga masyarakat yang sudah bantu. Ini semangat gemohing yang kami dengungkan selama ini. Gemohing ini tidak bisa lepas dari kehidupan kita semua," tegas John di hadapan masyarakat.

Bagi dia, sebagai kado HUT Ke-75 Indonesia, rumah merah putih itu juga membawa pesan kalau para Founding Father Indonesia seperti Presiden Soekarno memperjuangkan kemerdekaan di bawah panji semangat gotong-royong.
"Saya tantang masyarakat untuk bangun satu rumah lagi dengan semangat gemohing," ujarnya.

"Ini juga hadiah kemerdekaan untuk Indonesia. Kita mengisi nilai kemerdekaan ini dan menghormati jasa para pahlawan. Kalau kita tidak perhatikan sesama sama juga kita ini tidak ada beda dengan penjajah kolonial," tambah John.

John mewakili para relawan juga memberi apresiasi dan bantuan kepada Malik Maleng, seorang difabel warga Desa Kaohua yang dalam keterbatasannya tak bisa berjalan normal dengan kedua kaki masih tetap punya semangat membantu para relawan mendirikan rumah bagi Mone Hasan.

Sementara itu, Camat Buyasuri Nelson Ndapamerang, menekankan kembali pentingnya menghidupkan semangat gotong royong yang jadi warisan nenek moyang.

"Ada fenomena hape (handphone) yang buat kita jadi individualistis. Ini mencederai gemohing. Saya ucapkan terima kasih kepada Taman Daun dan semua masyarakat supaya bisa muncul Taman Daun lain yang bisa gemohing," kata Nelson yang baru dilantik jadi Camat Buyasuri ini.