Seluruh Dunia Menunggu Suara Paus Fransiskus Bicara Tentang Pembantaian Muslim Uighur di China

Kini, semua pemmimpin agama dunia tengah menyoroti pemerintahan di Beijing untuk menghentikan tindakan keras kepada bangsa Uighur

Editor: Alfred Dama
photovat.com
Ketua Umum PP GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas dan jajaran pimpinan bersalaman dengan Paus Fransiskus usai menyampaikan dokumen GP Ansor Declaration on Humanitarian Islam, di Vatikan. 

Seluruh Dunia Menunggu Suara Paus Fransiskus Bicara Tentang Pembantaian Muslim Uighur di China

POS KUPANG.COM -- Suku bangsa Uighur yang mayoritas muslim kini sedang menjadi perhatian dunia

Pasalnya, pemerintah China dituduh sedang menindas dan menekan hak-hak asai wilayah yang berada di bagian barat negara itu

Kini, semua pemmimpin agama dunia tengah menyoroti pemerintahan di Beijing untuk menghentikan tindakan keras kepada bangsa Uighur

Perlakuan yang diterima Muslim Uighur di China mengundang kemarahan para pemimpin agama di dunia.

Mereka mengutuk pembantaian Muslim Uighur dan menggambarkannya sebagai salah satu tragedi kemanusiaan paling mengerikan sejak Holocaust.

Meski begitu, ada tokoh agama dunia berpengaruh yang dinantikan suaranya terhadap tragedi ini.

"Diam menghadapi kejahatan itu adalah kejahatan," kata Dietrich Bonhoeffer, seorang Pendeta Protestan yang aktif dalam perlawanan terhadap kebijakan Hitler dan Nazi.

Baca Juga: Inilah Wujud Sempurna 'Pinggang Kupu-kupu' Milik Dilraba Dilmurat, Artis China Keturunan Minoritas Uighur yang Laporkan Penggemarnya Sendiri

PERIKSA RAMALAN ZODIAK Hari ini Sabtu Tanggal 15 Agustus 2020,Gemini Samangat dan Segar, Leo Optimis

Jennifer Dunn Jadi Pelakor Hingga Dihuhat Habis-habisan, Ini Sosok Ibunda yang Tak Kalah dari Mantu

LUNA Maya Berjemur di Pantai Nekat Pakai Bikini, Paha Mulusya Terekspose, Keseksian Jadi Sorotan

Melansir Eurasia Review (13/8/2020), pada 8 Agustus kemarin, sekitar 76 pemimpin agama dari seluruh dunia mengeluarkan pernyataan kuat yang menyerukan tindakan untuk menghentikan kekejaman terhadap Uighur dan Muslim lainnya di China.

Kekejaman itu mereka gambarkan sebagai 'salah satu tragedi kemanusiaan paling mengerikan sejak Holocaust.'

Kardinal Charles Maung Bo dari Myanmar, presiden Federasi Konferensi Waligereja Asia, dan Kardinal Ignatius Suharyo dari Indonesia termasuk di antara tokoh-tokoh senior yang menyerukan penyelidikan atas pelanggaran berat hak asasi manusia terhadap orang Uighur.

Orang Uighur mengatakan mereka selama ini mengalami diskriminasi di Xinjiang.
Orang Uighur mengatakan mereka selama ini mengalami diskriminasi di Xinjiang. (Getty Images)

Kemudian penandatangan lainnya termasuk mantan uskup agung Canterbury, Rowan Williams; tujuh uskup Anglikan; Uskup Agung Koptik-Ortodoks London, Uskup Agung Angaelos; mantan guru Dominikan, Pastor Timothy Radcliffe; beberapa rabi paling senior di Inggris; Para pemimpin agama Muslim termasuk ketua penyelenggara Pusat Islam Myanmar, Al-Haj U Aye Lwin.

Ikut pula perwakilan Dalai Lama di Eropa; seorang humanis terkemuka; Konferensi Waligereja Inggris; Uskup utama Wales untuk urusan internasional, Uskup Declan Lang dari Clifton; dan beberapa imam Katolik.

Muslim Uigur telah menghadapi penindasan selama bertahun-tahun.

Halaman
123
Sumber: Grid.ID
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved