Oknum tak Bertanggungjawab Bakar Padang Savana dan Bukit di Soa

Kawasan padang savana dan bukit di Soa Desa Mengeruda Kecamatan Soa Kabupaten Ngada mulai dibakar oknum yang tak bertanggungjawab

Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/Gordi Donofan
Kondisi bukit yang sudah dibakar di arah Denabiko Soa Desa Mengeruda Kecamatan Soa Kabupaten Ngada, Jumat (14/8/2020). 

POS-KUPANG.COM | BAJAWA - Masuk musim kemarau panjang kawasan padang savana dan bukit di Soa Desa Mengeruda Kecamatan Soa Kabupaten Ngada mulai dibakar oknum yang tak bertanggungjawab.

Padang savana dan sejumlah perbukitan sebelum masuk pos penjagaan Denabiko Desa Mengeruda sudah ludes terbakar.

Kesadaraan warga akan pentingnya menjaga kelestarian hutan rupanya belum ada pasalnya padang-padang yang menjadi lokasi hewan ternak seperti Sapi, Kerbau dan Kuda untuk mencari rumput sudah tidak ada.

Bupati Sabu Raijua Mengaku Terharu Lihat Jokowi Kenakan Pakaian Adat Sabu Raijua

Warga Soa, Patrisius (29) mengaku oknum yang tak bertanggung jawab sudah sering melakukan tindakan seperti membakar sembarang padang savana dan perbukitan di kawasan itu.

Selain itu, kata Patris di Soa budaya membakar lahan kosong sudah menjadi kebiasaan masyarakat.

"Ini sudah menjadi kebiasaan masyarakat disini juga, karena dalam benak masyarakat itu bahwa setelah dibakar akan tumbuh rumput baru padahal musim hujan masih lama," tutur Patrisius kepada POS-KUPANG.COM Jumat (14/8/2020).

Bupati Dapawole Hadiri Pelantikan Pengurus Daerah BKMT

Ia menerangkan setiap memasuki musim kemerau pasti dikawasan perbukitan dan padang savana wilayah perbatasan Ngada dan Nagekeo sudah sering terbakar.

"Ada yang sengaja adapula yang tidak sengaja dengan membuang puntung rokok sembarang," ujarnya.

Ia mengharapkan agar masyarakat tidak boleh melakukan tindakan tidak terpuji seperti itu karena dapat merusak lingkungan. Sangat bahaya jika tidak dekat dengan kali dan mesti ada pengawasan dari pihak terkait.

Warga lainnya, Johanes (35) mengatakan kawasan sebelum posko jaga Denabiko Desa Mengeruda menjadi langganan api setiap masuk musim kemerau.

Johanes menceritakan bahwa minggu lalu, api begitu cepat menyambar padang savana yang ditumbuhi ilalang kering.

Dirinya sempat kewalahan saat melintas karena kobaran api menjalar sampai dijalan menuju Boawae.

"Saya sempat kewalahan sekali. Karena api dipinggir jalan dan asap mengepul dibawa angin kencang. Saya sempat berhenti lama, itu karena dibakar oknum yang tak dikenal," ujar dia penuh kesal.

Ia mengatakan kejadian itu membuat orang selalu waspada dan berhati-hati ketika melintas disana.

Kata dia, siang bolong mesti hati-hati saat melintas jalur Denabiko- Soa karena saat itu kadang orang sengaja lepas api dan menjalar dengan sendirinya.

"Api lepas begitu saja karena rumput sudah kering semua," ujarnya.

Ia berharap ada perhatian dari pihak terkait karena jika tidak ada maka semua padang dan perbukitan yang ada rumput nanti akan terbakar semua.

"Saya minta agar ini menjadi perhatian bersama. Mari kita jaga kawasan padang dan bukit agar tidak boleh dibakar," ajaknya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gordi Donofan)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved