Wawancara Ekslusif
Ketua Umum Hipmi Mardani H Maming Kunjungi Labuan Bajo, Berikan Stimulus Pariwisata
KETUA Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), Mardani H. Maming melakukan kunjungan ke Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar)
Penulis: Gecio Viana | Editor: Hasyim Ashari
Hanya satu yang disayangkan adalah bule yang mengelola (destinasi wisata Pulau Sabolo), hal ini harus menjadi satu perhatian bersama, kenapa bukan putera daerah yang mengelola.
Labuan Bajo jadi menjadi wisata dunia yang memiliki daya tarik satwa purbakala Komodo, tapi kalau kita tidak menjaga asetnya, saya rasa nanti pulau-pulau yang ada akan dikuasai oleh orang asing.
Regulasi inilah yang saya lihat harus fokus, kepada pemerintah untuk menjaganya, paling tidak ada asing, tapi harus bekerja sama dengan warga lokal, bukan asing yang memiliki.
Tapi asing yang bekerja sama dengan warga lokal, sehingga kesejahteraan masyarakat setempat dan asing sama-sama mendapatkan keberhasilan atau kesejahteraan bersama.
Jadi bagi saya ini yang harus ditanamkan.
Yang kami mau, jangan sampai pulau-pulau dimiliki asing, kita meminta asing bekerja sama dengan putera daerah untuk mengelola itu, sehingga kesejahteraan masyarakat lokal dan pengusaha lokal serta asing sama-sama sejalan, sehingga sama-sama sejahtera.
Apa yang harus diperkuat agar peran pengusaha lokal pun ada dalam menikmati pariwisata yang ada?
Menurut saya, harus diatur dalam regulasi, setahu saya dalam aturan perundang-undangan, pihak asing tidak boleh menguasai pulau.
Dalam konsep menyewa ini yang perlu diatur, kalau dia (pihak asing) dalam berbisnis, harus menggandeng atau merangkul pengusaha lokal, jadi misalnya dia membangun cottage, nah ini harus sama-sama antara pengusaha lokal dan pengusaha asing, sehingga sejahtera sama-sama.
Kalau tidak seperti di Bali, semua milik asing, akhirnya seperti dikontrak, kita pakai nominee (pinjam nama), dan itu merugikan negara kita, karena pajaknya tidak masuk dalam negara kita.
Pakai nominee ini, padahal bukan pemilik putera daerah, hanya nominee saja, ini yang perlu digarisbawahi.
Bagaimana peluang, tantangan Labuan Bajo untuk menjadi destinasi wisata premium Indonesia? dari yang Ketum lihat apa sudah siap? Kalau belum apa yang kurang?
Tantangan pertama, saya lihat infrastruktur, jika dilihat saat ini infrastruktur jalan masih kecil-kecil, itu harus segera dipersiapkan.
Selanjutnya, bandar udara (bandara) harus dipersiapkan runway (landasan pacu)-nya, jangan sampai seperti Bali, harga tanahnya sudah mahal dan penduduknya sudah padat, mau bikin runway pun susah.
Mau sebagus apapun kita mempromosikan pariwisata, kalau runway nya misalnya hanya 1 dan hanya 200 pesawat yang dapat landing dikalikan dengan jumlah penumpang setiap pesawat, semakin banyak runway semakin bagus.