Membara China vs AS Hingga Terancam Perang, China Latih Kekuatan AD dan AL Hingga Tembak Rudal
Amerika yang menolak klaim China atas 90 persen Laut China Selatan dibuktikan dengan menghadirkan armada tempur mereka di kawasan yang kaya sumber day
Membara China vs AS Hingga Terancam Perang, China Latih Kekuatan AD dan AL Hingga Tembak Rudal
POS KUPANG.COM -- Militer China dan Amerika Serikat terus menebar ancaman ke masing-masing pihak
Amerika yang menolak klaim China atas 90 persen Laut China Selatan dibuktikan dengan menghadirkan armada tempur mereka di kawasan yang kaya sumber daya alam itu
Sementara China juga mengahdirkan kekuatan militer dengan tujuan memaksa AS keluar dari wilayah itu
Ancaman perang kedua negara semakin nyata bahkan masing-masing pihak berkemungkinan menggunakan senjata nuklir untuk memenangkan perang sekaligus menunjukan siapa yang menjadi bos sebenarnua di Laut China Selatan dan dunia internasional
China kembali menggelar latihan militer tembak langsung maritim. Latihan berlangsung di perairan di lepas pantai Zhoushan , Provinsi Zhejiang , China Timur
• Nagita Slavina Dekat dengan Pria Lain Bikin Raffi Ahmad Naik Pitam, Sang Istri Sebut Dikasih Villa
• Militer China Kian Mengerikan di LCS,Tak Sanggup Disaingi Amerika,AS Harus Lakukan iniAgar Tak Kalah
• Jenirinx SID Pindah Agama? Nora Alexandra Bagikan Suaminya Berbusama Muslim, Masuk Islam?
• Cucu Ke 4 Jokowi Punya Nama Tak Kalah Unik dengan Sedah Mirah, Ternyata Punya Arti yang Dalam
• Puput Nastiti Devi Kangen Seragam Polisi, Padahal Dulu Nekad Lepas Jabatan Demi Jadi Istri Ahok
Mengutip Global Times, Badan Keselamatan Maritim China mengeluarkan dua pemberitahuan pembatasan navigasi, menyusul latihan militer pada 11-13 Agustus dan 16-17 Agustus.
Sebelumnya, latihan tembakan langsung dengan amunisi yang kuat digelar di dekat Semenanjung Leizhou, Guangdong, China Selatan, yang merupakan ambang pintu Laut China Selatan, pada akhir Juli dan awal Agustus lalu.
Lalu, Angkatan Darat (AD) dan Angkatan Laut (AL) Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) baru-baru ini melakukan latihan pendaratan amfibi dan serangan pantai.
Pasukan AD yang bergabung dengan Grup ke-74 PLA yang berbasis di Provinsi Guangdong, China Selatan, melakukan latihan serangan pantai di Provinsi Hainan, China Selatan, China Central Television (CCTV) melaporkan.
Satu brigade yang biasanya terdiri dari 3.000-5.000 personel menaiki kapal pendaratan saat senja, mulai berlayar pada malam hari, dan tiba di garis depan pada pagi hari berikutnya.
Dalam latihan serangan pantai tersebut, CCTV menyebutkan, pasukan pendarat mendapat bantuan tembakan artileri dari beberapa sistem peluncur roket.
"Latihan tersebut menunjukkan, PLA memiliki kepercayaan dan tekad untuk menjaga kedaulatan nasional dan kepentingan keamanan," kata CCTV dalam laporannya seperti dilansir Global Times.
AS mengirim pesawat militer ke Laut China Selatan lebih dari 2.000 kali

Sementara Korps Marinir di bawah Angkatan Laut PLA baru-baru ini juga mengadakan latihan pendaratan di Guangdong, yang menampilkan kendaraan serbu amfibi dan kapal serbu amfibi.
Kapal serbu amfibi Tipe 075 pertama buatan China memulai pelayaran perdananya dari Shanghai pada Rabu (5/8) pekan lalu.
Kemudian, helikopter tempur AD PLA juga baru-baru ini melakukan serangkaian latihan penyerangan yang bertolak dari kapal perang AL di perairan Provinsi Fujian, China Timur.
Latihan PLA berlangsung di tengah aktivitas militer Amerika Serikat (AS) yang semakin aktif di dekat Taiwan dan perairan Laut China Selatan.
Kapal induk USS Ronald Reagan terlihat di Laut China Timur oleh satelit komersial pada Sabtu (8/8) pekan lalu, menurut unggahan South China Sea Strategic Situation Probing Initiative (SCSPI), lembaga think tank berbasis di Beijing, di Weibo.
Pada paruh pertama tahun ini saja, AS mengirim pesawat militer ke Laut China Selatan lebih dari 2.000 kali, Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengungkapkan dalam wawancara dengan Xinhua pada Rabu (5/8) pekan lalu.
Direktur SCSPI Hu Bo mengatakan, mengingat hubungan saat ini antara China dan AS yang memanas, jika terjadi insiden di laut atau udara, gesekan tersebut kemungkinan tidak bisa dikelola secara efektif dan dapat mengakibatkan eskalasi.
"Oleh karena itu, faktor ketidakpastian atas interaksi militer China dan AS di Laut China Selatan sangat besar, dan risikonya menjadi lebih tinggi," katanya kepada Global Times.
Rudal Dong-Feng 26 Yang Bisa Hancurkan Kapal Induk Amerika Hingga Lumatkan Guam
Pasukan Roket Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) baru-baru ini meluncurkan rudal balistik anti-kapal jarak menengah bertajuk Dong-Feng 26 (DF-26) dalam latihan yang masih berlangsung.
Peluncuran rudal tersebut setelah Amerika Serikat (AS) mengirim dua kapal induk ke Laut China Selatan, serta mengadakan latihan militer bersama dengan India, Jepang, dan Australia di Samudera Hindia dan Laut Filipina.
Mampu menyerang target bergerak di laut, DF-26 mendapat julukan "pembunuh kapal induk". Brigade Rudal Pasukan Roket PLA baru-baru ini memulai latihan konfrontasi lintas regional.
Mereka melakukan latihan di gurun, medan yang rumit seperti hutan, simulasi serangan kimia, dan penyamaran kendaraan yang membawa rudal untuk menghindari deteksi satelit, dengan meluncurkan rudal DF-26.
Menurut Global Times mengutip laporan CCTV, latihan tersebut mengasah kemampuan reaksi cepat Pasukan Roket PLA, dan misi semacam ini akan berlanjut dalam satu hingga dua bulan ke depan.
Pengamat militer China mencatat, ini adalah demonstrasi peluncuran DF-26 yang langka. Pada Januari 2019, peluncuran DF-26 diperlihatkan kepada masyarakat umum untuk pertama kalinya.

Song Zhongping, ahli militer China, mengatakan kepada Global Times pada Kamis (6/8), latihan terbaru menunjukkan DF-26 telah memperoleh kemampuan yang lebih kuat dalam skenario pertempuran nyata, termasuk manuver lintas regional, dan tidak bergantung pada situs peluncuran.
Bisa membawa hulu ledak nuklir
Juru bicara Kementerian Pertahanan China Kolonel Senior Wu Qian menyebutkan dalam konferensi pers April 2018 lalu, DF-26 telah bergabung dengan Pasukan Roket PLA , dan rudal itu bisa membawa hulu ledak konvensional dan nuklir.
Bukan cuma itu, DF-26 mampu melancarkan serangan presisi pada sasaran di darat dan kapal-kapal medium juga besar di laut.
Song mengungkapkan, DF-26 dan DF-21D, yang juga bisa menargetkan kapal perang tetapi pada jarak yang lebih pendek, telah memberi PLA kemampuan untuk secara efektif menyerang kapal induk pada jarak jauh juga dekat.
Baca Juga: Dalam latihan di Laut China Selatan, pembom H-6J China tampil perdana
Latihan peluncuran DF-26 menunjukkan, AS tidak bisa menggunakan kapal induknya untuk campur tangan dalam urusan internal China dan mengancam keamanan nasional Tiongkok lagi, Song menegaskan.
"AS harus sepenuhnya memahami, PLA tidak seperti pada 1995 atau 1996. China memiliki kemampuan untuk membuat AS kehilangan kapal induknya, dan ini adalah penghalang utama yang harus China tunjukan," sebut dia.
DF-26 diperkirakan memiliki jangkauan 4.500 kilometer, menurut sebuah laporan situs berita China, china.com.cn. Artinya, DF-26 bisa menjangkau banyak wilayah perairan Pasifik Barat dan Samudra Hindia, bahkan mencapai fasilitas militer AS di Guam, Darwin, serta Diego Garcia.
Sebagian Artikel ini sudah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Hubungan dengan AS kian membara, China terus gelar latihan militer https://internasional.kontan.co.id/news/hubungan-dengan-as-kian-membara-china-terus-gelar-latihan-militer?page=all
Dan judul: Dong-Feng 26, rudal balistik buatan China berjulukan pembunuh kapal induk https://internasional.kontan.co.id/news/dong-feng-26-rudal-balistik-buatan-china-berjulukan-pembunuh-kapal-induk?page=all