Formapp Demo di Labuan Bajo
Pembangunan Sarpras di Loh Buaya Pulau Rinca TNK Akan Kurangi Minat Wisatawan
Pembangungan sarana prasarana ( Sarpras) di Loh Buaya Pulau Rinca Taman Nasional Komodo ( TNK), akan mengurangi minat dan kunjungan wisatawan
Penulis: Gecio Viana | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM | LABUAN BAJO - Sejumlah pelaku pariwisata di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) menilai pembangungan sarana prasarana ( Sarpras) di Loh Buaya Pulau Rinca Taman Nasional Komodo ( TNK), akan mengurangi minat dan kunjungan wisatawan, Kamis (6/8/2020).
"Itu akan otomatis (minat dan kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara), karena jika berbicara terkait pariwisata berarti berbicara tentang dunia. Para wisatawan yang ada di belahan dunia lain akan menilai TNK sudah tidak alami. Kenapa ada bangunan modern dan nantinya akan mengurangi minat wisatawan," kata Ketua Asosiasi Kapal Wisata (Askawi) Kabupaten Mabar, Ahyar Abadi.
• DPRD Bersama Formapp Mabar akan Dialog Dengan Pemerintah Pusat
Menurutnya, Komodo sebagai satwa purbakala dan habitatnya yang alami merupakan nilai jual yang selama ini paling diminati wisatawan.
Jika pembangungan sarana prasarana termasuk geopark di Loh Buaya, maka wisata alam lengkap dengan atraksi pariwasata yang ada akan hilang.
"Orang datang karena mau lihat Komodo secara alami di habitatnya yakni di alam liar yang tidak ada bangunan modern, kalau hanya mau lihat Komodo, di kebun binatang di Surabaya juga ada, tapi kenapa lebih dominan di TNK? Karena mereka mau berinteraksi langsung dengan komodo di habitat aslinya," ungkapnya.
• Formapp Mabar : Pemerintah Langgar UU Konservasi Demi Pembangungan Sarpras
Menurutnya, sudah jelas bahwa sarpras yang akan dibangun Kementerian PUPR RI dibangun juga akan berdampak pada pembatasan kapal-kapal lokal ke kawasan ekonomi khusus serta berdampak pada habitat satwa langka komodo.
"Dan tentunya melanggar UU Konservasi di mana daerah konservasi harus tidak ada bangunan besar. Kalaupun ada bangunan besar, tentu itu tidak terlalu besar dan terbuat dari kayu atau bambu yang sederhana. Jadi tidak ada betonisasi atau semenisasi yang membuat ruang lingkup atau ruang gerak Komodo dibatasi," katanya.
Pihaknya pun menolak dengan tegas rencana pemerintah pusat yang dinilai sarat dengan agenda korporasi dan para pemilik modal yang berada di Jakarta.
"Kami akan lakukan demo besar-besaran hingga berdarah-darah. Kami siap mati untuk kepentingan TNK," ungkapnya.
Hal senada disampaikan juga oleh pelaku pariwisata lainnya, Blasius Balang Ocu (36), menurutnya, para wisatawan akan berkurang jika pembangun dipaksakan.
Hal ini akan berdampak pada dunia pariwisata di Labuan Bajo dan tentunya kepada para pelaku pariwisata.
"Dampaknya sangat tidak bagus, karena kemiskinan dan kemelaratan akan dialami masyarakat, terlebih kami para pramuwisata. Semua terancam," katanya.
Menurutnya, unsur alamiah dari TNK dan habitat satwa Komodo akan hilang dan hal ini pun akan dikeluhkan para wisatawan baik wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara.
"Semua wisatawan menolak, termasuk penerapan booking online sebelumnya dan hari ini akan dibangun sarpras. Kami menolak dengan tegas hal itu," katanya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Assale Viana)