Belajar dari Rumah Membosankan, Kendala Internet, Siswa di Ende Rindu Sekolah
Kegiatan belajar dari rumah ( BDR) selama pandemi Covid-19 ini ternyata membuat siswa bosan
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM | ENDE - Kegiatan belajar dari rumah ( BDR) selama pandemi Covid-19 ini ternyata membuat siswa bosan.
Elisabhet Sindi Ero, Siswa Kelas XII, Jurusan IPA 2 SMAN 1 Ende, kepada POS-KUPANG.COM, Selasa (4/08/20) mengatakan ia rindu belajar tatap muka dengan guru di sekolah, juga bertemu teman-teman.
Dia katakan, sekolahnya mulai menerapkan kebijakan home learning sejak pertengahan Maret 2020.
"Saya rindu berjumpa dengan bapak ibu guru dan teman - teman, meski bisa saling sapa lewat sambungan telepon, namun tetap saja rasanya berbeda, beda sekali rasanya jika ada interaksi secara langsung ketimbang via handphone," ungkapnya.
• Polres Malaka Siap Amankan Kebijakan Bupati Soal Penerapan KBM di Sekolah
Dia mengaku lebih efektif jika belajar di sekolah. Pasalnya, ia lebih mudah bertanya pada guru apabila ada materi yang belum ia mengerti. "Kurang nyaman belajar dari rumah, susah untuk bertanya pada guru, sedangkan kalau di sekolah bisa langsung tanya," ujarnya.
Ia mengeluhkan kuota internetnya membengkak selama belajar dari rumah dan orangtuanya sampai heran. "Orang Tua sampai heran, tapi mau bagaimana lagi. Saya butuh internet apalagi masa-masa belajar dari rumah ini," kata sindi.
• Intip Suasana KBM SMPN 4 Langke Rembong Gunakan Dengan Sistem Online
Siswa lain, Joni, kepada POS-KUPANG.COM, mengaku bosan belajar dari rumah. Menurutnya lebih nyaman di sekolah. Ia mempunyai handphone android namun ia bosan jika dipakai untuk belajar. "Kalau pegang hp lebih suka main game," ungkapnya.
Aktivitas KBM SMPK Frateran Ndao Ende
Terpisah, Kepala SMPK Frateran Ndao Ende, Frater Yohanes Berkhmans, mengatakan memasuki tahun ajaran baru 2020/2021 di tengah pandemi Covid-19 ini SMPK Frateran Ndao, telah melakukan berbagai persiapan untuk proses kegiatan belajar mengajar.
SMPK Frateran Ndao menggunakan dua aplikasi yakni zoom dan google clasroom untuk kegiatan Belajar dari Rumah (BdR) atau PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) melalui daring/Online. Namun juga menerapkan pembelajaran secara luring/offline.
"Sesuai SE dari dinas Pendidikan kabupaten Ende, bahwa seluruh satuan pendidikan lebih khusus SD dan SMP di kabupaten Ende, untuk tetap melakukan kegiatan Belajar dari Rumah (BdR) atau PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) melalui daring/Online dan Luring/offline," ungkapnya.
Menurutnya hal itu diputuskan, mengingat kabupaten Ende termasuk dalam wilayah zona kuning.
"Demikian sesuai dengan himbauan dan anjuran dari menteri pendidikan dan kebudayaan yang mengatakan, bahwa untuk wilayah covid 19 di zona kuning, orange dan merah, masih dilarang melakukan tatap muka dan membuka sekolah," ungkapnya.
Frater Yohanes mengatakan, kurang lebih dua minggu sebelum tahun ajaran baru 2020/2021, para pendidik SMPK Frateran Ndao, telah melaksanakan sebuah workshop singkat tentang penggunaan aplikasi Zoom Meeting dan Google Classroom, yang digunakan selama PJJ melalui daring.
Selain workshop tentang penggunaan aplikasi zoom meeting dan google classroom, juga selaku kepala satuan Pendidikan SMPK Frateran Ndao, Fr. Yohanes Berchmans, telah membentuk Satuan Gugus Tugas Pelaksana Protokol PHBS menyonsong pola sekolah baru ala The New Normal.
Menurutnya perihal tersebut telah disampaikan kepada Badan Peduli Pendidikan (BP2) sekolah dan pada tanggal 10-11 Juli 2020 telah disosialisasikan kepada orang tua/wali peserta didik kelas 7. 8 dan 9.
Turut hadir dalam acara sosialisasi tersebut adalah ibu kepala dinas pendidikkan kabupaten Ende, Maltidis Mensi Tiwe.
"Inti dari sosialisasi selama dua hari itu adalah yang pertama: tahun ajaran baru di mulai tanggal 13 Juli 2020, namun tidak langsung tatap muka, melainkan kegiatan pembelajaran dilakukan jarak jauh (PJJ), yakni melalui daring (dalam jaringan/Online) dan atau luring/offline dan atau integrasi keduanya yakni blended learning atau juga home visit, " ungkapnya.
Demikian skenario yang telah disiapkan oleh SMPK Frateran Ndao, sebelum diterapkanya pola sekolah baru ala The New Normal, yang rencananya akan di buka pada bulan September.
Oleh karena itu, kata Frater Yohanis, sebelum diterapkannya tatap muka ala The New Normal, SMPK Frateran melakukan PJJ melalui daring/Online yang diikuti oleh hampir semua peserta didik.
Menurutnya, untuk SMPK Frateran Ndao, ada dua aplikasi yang digunakan selama PJJ via daring, yakni Zoom Meeting yang digunakan pada setiap awal dan akhir pertemuan, selanjutnya materi atau penugasan dan atau assessment dapat dilakukan dengan menggunakan google classroom.
Namun, tetap melayani peserta didik yang karena alasan tertentu terpaksa mengikuti luring/offline, tetapi jumlahnya tidak sampai belasan peserta didik.
Media dan sumber untuk peserta didik yang mengikuti luring, berupa: modul/bahan ajar, bahan ajar cetak/buku cetak , penugasan Terstruktur (LKS) dan soft copy materi ajar
Untuk peserta didik yang mengikuti PJJ via luring/offline, maka setiap akhir pekan mereka harus mengumpulkan tugas, sekaligus mengambil materi baru untuk setiap mapel.
Dia menjelaskan, ada hal positif dengan adanya PJJ via daring/Online, bagi satuan pendidikkan SMPK Frateran Ndao.
Para guru, khusus guru senior (baby boomers - generasi X), pelan tetapi pasti mulai akrab "melek" dengan IT. Mereka terus belajar mendalami aplikasi zoom meeting dan google classroom. Dan kini mereka telah melakukan PJJ via daring/Online: tatap muka dengan peserta didik melalui virtual.
Selain itu, para guru baik generasi X, Y, Z, dapat bersinergi (bekerjasama) dengan menjadi tutor sebaya, bagi generasi baby boomers, menjadi kreatif dalam pembelajaran, fleksible: sebab bisa PJJ dari mana saja dan kapan saja, erdokumentasi: kegiatan PJJ via zoom meeting bisa direkam, difoto.
Lanjutnya, bagi peserta didik, dapat Belajar dari Rumah (BdR), tidak perlu datang ke sekolah, dapat lebih mahir menguasai IT, khususnya aplikasi pembelajaran zoom dan google classroom, bisa belajar di mana saja dan kapan saja serta dengan siapa saja.
Selain itu, dapat berinteraksi dengan para guru walau via virtual, lebih kreatif serta memiliki banyak literasi untuk sumber belajar, lebih fokus dengan guru tanpa ada gangguan dari teman-temannya.
Selain hal positif, dari PJJ via daring/Online, ada juga berbagai kendala yang dihadapi dalam implementasi PJJ via daring/Online, baik bagi pendidik/guru, maupun bagi peserta didik.
Kendalanya antara lain, jaringan lelet sehingga pembelajaran terhambat atau terganggu, kurang lancar. "Akibatnya terkadang tidak semua peserta didik yang terdaftar melalui daring bisa terakses," ungkapnya.
Selain itu, kurangnya unsur mendidik
, waktu pembelajaran menjadi kurang efektif, manakala terjadi gangguan jaringan internet.
Dia katakan, untuk mengatasi kendala jaringan yang lelet, maka ibu bapak guru tetap mengirimkan materi ajar via aplikasi google classroom, termasuk Penugasan Terstruktur.
Terkait PJJ via luring, bagi peserta didik SMPK Frateran Ndao yang jumlahnya tidak sampai belasan, pihak sekolah tetap melayaninya, melalui media dan sumber, antara lain, modul bahan ajar
bahan cetak ajar/ buku cetak
, Penugasan Terstruktur (LKS) dan soft copy materi ajar.
Untuk peserta didik yang luring, maka setiap akhir pekan mereka harus datang mengumpulkan tugas dan mengambil materi baru yang disiapkan oleh masing-masing guru mata pelajaran.
Kegiatan PJJ rencananya sampai bulan Agustus, dan pada bulan September akan diterapkan pola sekolah baru ala The New Normal.
Namun, sebelum ada surat keputusan yang resmi dari pemerintah tentang penerapan The New Normal pada satuan Pendidikan, maka kegiatan PJJ akan tetap dilaksanakan.
Tiga Kombinasi Belajar di Tengah Pandemi Covid-19
Kabid Pembinaan SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ende, Yanuarius Mari kepada POS-KUPANG.COM, mengatakan, hingga saat ini belajar dari rumah masih berjalan.
Menurutnya ada tiga metode pembelajaran dari rumah yakni daring luring dan kombinasi daring luring. Kombinasi ini, kata dia, guna mengantisipasi ada wilayah yang tak punya jaringan internet.
"Penerapannya untuk jenjang SMP di kabupaten Ende terdapat 13 SMP yang menggunakan metode kombinasi daring luring dan 78 SMP yg menggunakan metode luring," ungkapnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Laus Markus Goti)