Belajar dari Rumah Membosankan, Kendala Internet, Siswa di Ende Rindu Sekolah

Kegiatan belajar dari rumah ( BDR) selama pandemi Covid-19 ini ternyata membuat siswa bosan

Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/LAUS MARKUS GOTI
Siswa di Ende saat belajar dari rumah, Selasa (4/8/2020) 

Menurutnya perihal tersebut telah disampaikan kepada Badan Peduli Pendidikan (BP2) sekolah dan pada tanggal 10-11 Juli 2020 telah disosialisasikan kepada orang tua/wali peserta didik kelas 7. 8 dan 9.

Turut hadir dalam acara sosialisasi tersebut adalah ibu kepala dinas pendidikkan kabupaten Ende, Maltidis Mensi Tiwe.

"Inti dari sosialisasi selama dua hari itu adalah yang pertama: tahun ajaran baru di mulai tanggal 13 Juli 2020, namun tidak langsung tatap muka, melainkan kegiatan pembelajaran dilakukan jarak jauh (PJJ), yakni melalui daring (dalam jaringan/Online) dan atau luring/offline dan atau integrasi keduanya yakni blended learning atau juga home visit, " ungkapnya.

Demikian skenario yang telah disiapkan oleh SMPK Frateran Ndao, sebelum diterapkanya pola sekolah baru ala The New Normal, yang rencananya akan di buka pada bulan September.

Oleh karena itu, kata Frater Yohanis, sebelum diterapkannya tatap muka ala The New Normal, SMPK Frateran melakukan PJJ melalui daring/Online yang diikuti oleh hampir semua peserta didik.

Menurutnya, untuk SMPK Frateran Ndao, ada dua aplikasi yang digunakan selama PJJ via daring, yakni Zoom Meeting yang digunakan pada setiap awal dan akhir pertemuan, selanjutnya materi atau penugasan dan atau assessment dapat dilakukan dengan menggunakan google classroom.

Namun, tetap melayani peserta didik yang karena alasan tertentu terpaksa mengikuti luring/offline, tetapi jumlahnya tidak sampai belasan peserta didik.

Media dan sumber untuk peserta didik yang mengikuti luring, berupa: modul/bahan ajar, bahan ajar cetak/buku cetak , penugasan Terstruktur (LKS) dan soft copy materi ajar

Untuk peserta didik yang mengikuti PJJ via luring/offline, maka setiap akhir pekan mereka harus mengumpulkan tugas, sekaligus mengambil materi baru untuk setiap mapel.

Dia menjelaskan, ada hal positif dengan adanya PJJ via daring/Online, bagi satuan pendidikkan SMPK Frateran Ndao.

Para guru, khusus guru senior (baby boomers - generasi X), pelan tetapi pasti mulai akrab "melek" dengan IT. Mereka terus belajar mendalami aplikasi zoom meeting dan google classroom. Dan kini mereka telah melakukan PJJ via daring/Online: tatap muka dengan peserta didik melalui virtual.

Selain itu, para guru baik generasi X, Y, Z, dapat bersinergi (bekerjasama) dengan menjadi tutor sebaya, bagi generasi baby boomers, menjadi kreatif dalam pembelajaran, fleksible: sebab bisa PJJ dari mana saja dan kapan saja, erdokumentasi: kegiatan PJJ via zoom meeting bisa direkam, difoto.

Lanjutnya, bagi peserta didik, dapat Belajar dari Rumah (BdR), tidak perlu datang ke sekolah, dapat lebih mahir menguasai IT, khususnya aplikasi pembelajaran zoom dan google classroom, bisa belajar di mana saja dan kapan saja serta dengan siapa saja.

Selain itu, dapat berinteraksi dengan para guru walau via virtual, lebih kreatif serta memiliki banyak literasi untuk sumber belajar, lebih fokus dengan guru tanpa ada gangguan dari teman-temannya.

Selain hal positif, dari PJJ via daring/Online, ada juga berbagai kendala yang dihadapi dalam implementasi PJJ via daring/Online, baik bagi pendidik/guru, maupun bagi peserta didik.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved