Protes Jalan Berdebu, Warga Desa Gorontalo Kabupaten Mabar Tutup Jalan
Warga Desa Gorontalo, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), menutup Jln Simpang Pede 2
Penulis: Gecio Viana | Editor: Rosalina Woso
Disaksikan POS-KUPANG.COM, jalan tersebut terletak di RT 12 RW 07 Desa Gorontalo, Kecamatan Komodo Kabupaten Manggarai Barat (Mabar),
Nampak debu yang berterbangan tidak hanya mengganggu warga sekitar, namun para pengendara kendaraan bermotor yang melintas.
Hilir mudik kendaraan cukup tinggi di jalan tersebut, pasalnya jalan tersebut merupakan jalan alternatif menuju Pantai Pede dari arah Kantor PLN lama.
Selain itu, terdapat pengerjaan proyek drainase di beberapa titik di Desa Gorontalo, sehingga sering dilewati dump truk yang memuat material proyek.
Warga yang geram selanjutnya meletakkan batu berukuran sedang di tengah jalan, sehingga kendaraan yang melintas dapat mengurangi kecepatan.
Dengan demikian, debu yang dihasilkan dapat sedikit berkurang di jalan sepanjang 300 meter tersebut.
Selain itu, debu yang berterbangan tersebut juga menempel pada pohon dan tumbuh-tumbuhan lain di rumah warga dan sepanjang jalan.
"Kami sangat terganggu, bahkan ada yang sakit batuk dan flu," kata salah satu warga sekitar, Mus Dandut (48) diamini warga lainnya, Anggalinus Naha, saat ditemui pada Selasa (28/7/2020).
Diakuinya, kondisi jalan yang memprihatinkan itu terjadi sejak Maret 2020 lalu, usai pengerjaan jalan.
"Saat ini tengah merebaknya virus Corona, karena jalan yang rusak makanya beberapa warga yang sudah sakit batuk dan flu takut ke puskesmas atau rumah sakit, khawatir dikatakan sakit karena korona," jelasnya.
Warga pun hanya pasrah dan geram atas keadaan tersebut, sembari berharap pemerintah secepatnya memperbaiki jalan tersebut.
Hal senada juga disampaikan warga lainnya, Gabriel Goni. Menurutnya debu jalan sangat mengganggu warga.
Bahkan, kata dia, debu jalan berterbangan hingga ke ruang makan dan dapur warga yang berada di pinggir jalan.
"Debu bahkan masuk hingga ke dalam rumah, kami tidak bisa aktivitas karena rumah tutup terus," keluhnya.
Warga pun sengaja meletakkan batu berukuran besar di jalan untuk mengurangi laju kendaraan yang melintas.