Kakaluk Mesak Jadi Kawasan Strategis Pariwisata di Belu

Pemerintah Kabupaten Belu dimasa kepemimpinan Bupati Willybrodus Lay dan Wakil Bupati JT Ose Luan memberikan perhatian besar sektor pariwisata

Penulis: Teni Jenahas | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/TENIS JENAHAS
Patung Bunda Maria di Taman Wisata Rohani Teluk Gurita yang merupakan obyek wisata unik dan khas di Kabupaten Belu. 

POS-KUPANG.COM | ATAMBUA - Pemerintah Kabupaten Belu dimasa kepemimpinan Bupati Willybrodus Lay dan Wakil Bupati JT Ose Luan memberikan perhatian besar untuk pembangunan sektor pariwisata. Salah satunya menjadikan Kecamatan Kakuluk Mesak sebagai kawasan strategis pariwisata.

Alasannya cukup mendasar karena Pemerintah Pusat menempatkan sektor pariwisata sebagai program prioritas nasional yang kemudian di breakdown lagi oleh Pemerintah Provinsi NTT untuk menjadikan NTT sebagai provinsi pariwisata. Sinkronisasi program pusat, provinsi dan kabupaten ini menjadi hal penting yang terus didorong saat ini demi mempercepat laju pembangunan, baik daerah maupun secara nasional.

Pasukan Upacara HUT Kemerdekaan RI di Masa Covid-19 Hanya 20 Personil

Kabupaten Belu memiliki banyak potensi wisata namun belum dikelolah secara optimal oleh pemerintah. Oleh karena itu, Pemkab Belu mulai menggali potensi-potensi yang ada untuk ditata dan dikembangkan agar bisa memberikan multiplier effect atau dampak ganda bagi daerah dan masyarakat.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Belu, Fredrikus L. B Mau,ST saat ditemui Pos Kupang.Com, Kamis (30/7/2020) mengatakan, dalam peta tata ruang wilayah Kabupaten Belu, Kecamatan Kakuluk Mesak merupakan kawasan strategis pengembangan kepariwisataan. Daerah ini memiliki sumber daya pariwisata alam, budaya dan religi yang potensial menjadi daya tarik pariwisata di Kabupaten Belu.

Jadi Tentara, 14 Putera Nian Sikka Kembali Bertugas di Tanah Kelahirannya, Ini Harapan Dandim Sikka

Untuk wisata alam sebut saja, Pantai Pasir Putih, Pantai Sukaerlaran, Pantai Teluk Gurita, Pantai Weain dan Kolam Susuk. Wisata buatan meliputi, Patung Bunda Maria Teluk Gurita, Gua Maria Ratu Dualilo, Bendungan Rotiklot dan PLBN Motain. Wisata religi seperti prosesi Nai Feto Lalean yang diselenggarakan sekali setahun. Tak hanya itu, potensi ekowisata juga berada di daerah ini seperti hutan mangrove Motaain dan mangrove Kolam Susuk.

Dari segi potensi wisata, Kabupaten Belu sudah luar biasa. Aksesibilitas sangat mendukung karena memiliki bandara dan pelabuhan laut untuk kapal feri. Selain itu, infrastruktur lainnya seperti jalan, listrik, telekomunikasi, air dan sarana kesehatan sudah memadai di wilayah Kakuluk Mesak khususnya.

Menurut Edi, bicara tentang pariwisata itu menyangkut sesuatu hal atau obyek yang unik dan khas. Keunikan dan kekhasan yang dimiliki Kabupaten Belu saat ini salah satunya Patung Bunda Maria di Teluk Gurita.

"Untuk saat ini, yang unik dan khas itu Patung Bunda Maria. Patung boleh banyak di dunia, tapi model patung seperti di Teluk Gurita itu hanya 1 di dunia. Keunikan bukan hanya patung tapi didukungi view sekitar, ada laut dan ada bukit", kata Edi.

Lanjut Edi, kawasan stratrgis pengembangan pariwsiata di Kakuluk Mesak ini merupakan satu rantai dari PLBN Motaain hingga Teluk Gurita bahkan Bendungan Rotiklot. Jik ditata dengan baik, kawasan pesisir ini memiliki daya ungkit perekonomian di Kabupaten Belu.

Untuk menuju ke sana, perlu kesamaan konsep dan pemahaman antara eksekutif dan legislatif. Hal ini penting karena berkaitan dengan anggaran. Selain itu, kebijakan pembangunan pariwisata harus berkelanjutan dan bersinambungan. Sebab, menuju sebuah industri pariwisata membutuhkan anggaran yang tidak sedikit dan tidak bisa dianggarakan hanya satu-dua tahun tapi berkelanjutan hingga tuntas.

Edi yang pernah bertugas di Bappeda Belu ini mengungkapkan, Dinas Pariwisata memiliki konsep pengembangan pariwisata kawasan pesisir khususnya di Kakuluk Mesak. Penataannya mulai dari obyek pantai, hutan mangrove, kampung nelayan, kolam susuk hingga Taman Wisata Rohani Teluk Gurita. Pengelolaan destinasi bisa shering antar pemerintah dan masyarakat. Misalnya, untuk di teluk gurita, pemerintah membangun home stay, tempat kuliner dikelola bersama dengan masyarakat setempat.

Untuk wisata pantai yang didukungi kampung nelayan bisa dikembangkan sebagai pusat kuliner seafood dan bandeng resto. Hasil tangkapan nelayan langsung diolah menjadi menu favorit untuk disajikan di lokasi obyek wisata.

"Setelah wisatawan menikmati keindahan pantai dan hendak makan tinggal mereka ke pusat kuliner yang ada di kampung nelayan", ujar Edi.

Wisatawan yang bertujuan untuk ret-ret, ziarah dan kegiatan rohani lainnya bisa ke lokasi patung di Teluk Gurita. Di sana sudah tersedia home stay, dan rumah makan. Dengan demikian, wisatawan bisa betah karena kebutuhan wisatawan terpenuhi.

Untuk mewujudkan hal ini, Dinas Pariwisata membutuhkan suntikan dana Rp 1 M. Jumlah ini memang belum cukup untuk semua kebutuhan tapi untuk pembangunan home stay dan fasilitas lainya bisa terpenuhi sehingga di tahun 2021, wajah Taman Wisata Rohani Teluk Gurita semakin menarik. (Laporan Reporter POS- KUPANG.COM, Teni Jenahas)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved