Salat Idul Adha Berjamaah Sembelih Kurban Patuhi Protokol Covid-19
Perayaan diawali dengan salat Id berjamaah di setiap masjid, karena di lapangan tidak memungkinkan mengingat masih pandemi Corona ( Covid-19)
"Nanti di lapangan Betun hanya umat muslim yang ada di Betun saja. Untuk di luar Betun tetap berada di daerahnya melaksanakan salat dan tidak perlu berbondong-bondong ke Betun. Kami sudah imbau dan sudah berikan surat edaran dari MUI Provinsi NTT ke masjid-masjid," jelas Zainaln, Rabu (29/7).
Bupati Malaka Stefanus Bria Seran mengharapkan umat muslim menaati protokol kesehatan saat pelaksanaan salat id Hari Raya Idul Adha.
"Pandemi Covid-19 belum berakhir. Ini baru peralihan ke New Normal. Saya minta tetap jaga protokoler kesehatan terutama di rumah ibadah juga saat Sholat Ied. Bagi yang sakit supaya jangan dulu ke rumah ibadah, tetap di rumah. Harapan saya tetap menaati imbauan pemerintah," imbau Bupati Stef dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Sekda Malaka Donatus Bere pada acara penyerahan hewan kurban di Masjid Al Qdar Betun, Rabu (29/7).
Di Kota Bajawa, Kabupaten Ngada, salat Idul Adha akan dipusatkan di Masjid Agung Al-Ghuraba. Diperkirakan sekitar 500 jamaah hadir.
Ketua Pengurus Masjid Agung Al-Ghuraba Bajawa Indrajaya Petor Sila mengatakan, pelaksanaan salat Idul Adha wajib menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19.
"Kalau kita salat di masjid saja. Kami koordinasi dengan Pemda Ngada melalui Dinas Perhubungan dan Polres serta TNI untuk penggunaaan jalan ruas kiri kanan masjid dan depan bundaran masjid. Kami salat Idul Adha hari Jumat pukul 07.30 Wita di Masjid Agung Al-Ghuraba Bajawa," jelas Idra.
"Jamaah yang datang wajib taat protokol kesehatan. Alat sholat berupa Sejadah dibawa masing-masing, pakai masker dan cuci tangan pakai sabun pada tempat yang akan disiapkan. Kita rencanakan empat pintu masuk dan semua disiapkan tandon air serta petugas," ujar Sekertaris MUI Ngada ini.
Di Kabupaten Ende, salat Idul Adha berjemaah dilaksanakan di Lapangan Pancasila, dekat Taman Renungan Bung Karno, Jumat (31/7).
Sekretaris Panitia Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) Kabupaten Ende, Lukman Pua Rangga mengatakan, pelaksanaan salat Idul Adha mengikuti protokol kesehatan. "Jadi kita terapkan protokol kesehatan secara ketat. Itu yang berbeda dalam pelaksanaan shalat idul adha tahun 1441 Hijriah ini," ujarnya.
Ia yakin jamaah yang hadir tidak mencapai 5.000 orang seperti tahun sebelumnya, karena diterapkan jaga jarak. "Nanti ada jaga jarak, yah satu hingga dua meter. Ini bagian dari penerapan protokol kesehatan untuk cegah penyebaran Covid-19," tambah Lukman.
Ketua PHBI Kabupaten Sumba Timur Samsudin Pasoa mengatakan, salat Idul Adha tetap menerapkan protokol kesehatan. Ia menjelaskan, pihaknya telah melakukan rapat persiapan, menghasilkan beberapa kesepakatan, termasuk penerapan protokol kesehatan pada saat salat Idul Adha.
Menurutnya, salat dilaksanakan di masjid masing-masing. "Protokol kesehatan yang diterapkan diantaranya, jemaah wajib menggunakan masker dari rumah masing-masing, Jemaah juga dianjurkan membawa sajadah atau alas sujud dan lainnya dari rumah masing-masing," tandasnya.
Samsudin menyebut salat Idul Adha di Kota Waingapu berlangsung di 14 masjid, di antaranya Masjid Agung Al-Jihad Waingapu, Masjid At Taqwa Kamalaputi, Masjid An Nur Kampung Bugis dan Masjid Al Falah Kampung Baru.
Ketua MUI Kabupaten Sumba Timur Abdurahman Ato berharap moment Idul Adha ini dapat mengedepankan sikap sabar dan rela berkorban.
"Sabar dalam menghadapi berbagai cobaan dan tantangan hidup yang demikian kompleks. Salah satu dari sekian banyak cobaan adalah pandemi Covid -19 yang melanda dunia, negara dan daerah kita," ujarnya.
"Sedangkan perlu pengorbanan karena memang sebagai makhluk sosian harus adanya rasa empati dan peduli terhadap sesama yang mungkin dari aspek ekonomi, mereka tergolong kurang beruntung, mungkin bagian dari dampak pandemi Covid 19 ini," tambah Abdurahman. (cr6/mm/yon/gg/kk/yel)