News

Warga Kota Lewoleba Panik dan Berhamburan Keluar dari Rumah dan Kantor. Mengapa? Ini yang terjadi

Gempa bumi tektonik berkekuatan 3.9 Magnitudo mengguncang Kabupaten Lembata, Senin (27/7) sekitar pukul 15.35 Wita.

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Benny Dasman
zoom-inlihat foto Warga Kota Lewoleba Panik dan Berhamburan Keluar dari Rumah dan Kantor. Mengapa? Ini yang terjadi
ISTIMEWA
Peta gempa bumi tektonik

Laporan Wartawan Pos Kupang, Com, Richo Wawo

POS KUPANG, COM, LEWOLEBA - Gempa bumi tektonik berkekuatan 3.9 Magnitudo mengguncang Kabupaten Lembata, Senin (27/7) sekitar pukul 15.35 Wita. Warga Kota Lewoleba berhamburan keluar dari rumah dan kantor.

Rosi Welan mengatakan, guncangan gempa menggetarkan bangunan rumahnya.

Warga Kelurahan Lewoleba Tengah ini menuturkan, saat gempa terjadi dia sedang memasak di dapur.

Rosi pun langsung berlari ke halaman rumah. "Ternyata ada banyak warga juga yang berlari keluar rumah. Saya pikir saya sendiri yang pusing atau apa, ternyata benar ada gempa," ujar Rosi, Senin malam.

Guncangan gempa juga dirasakan Roy Kabelen, warga Kelurahan Selandoro. Saat terjadi gempa, Roy bersama dua kerabatnya ada di halaman rumah. Ia melihat beberapa orang tetangganya berhamburan keluar rumah.

"Cepat sekali getarannya. Hitungan detik. Tapi, syukur tidak ada hal yang mengerikan yang terjadi," kata Roy.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa gempa bumi terjadi pada pukul 15:35:44 Wita dengan kekuatan 3.9 M.

Kepala Stasiun Geofisika Kupang Robert Owen Wahyu menjelaskan, episenter gempa bumi terletak pada koordinat 8.56 LS dan 123.33 BT atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 19 Km Barat Daya Lembata dengan kedalaman 10 Km.

Selain Lembata, gempa tektonik juga dirasakan di Adonara, Kabupaten Flores Timur.

Menurutnya, dengan memperhatikan lokasi dan kedalaman hiposenter, tampak bahwa gempa bumi ini termasuk dalam klasifikasi gempa bumi dangkal, akibat aktivitas sesar lokal yang berdekatan dengan pusat episenter.

Robert mengimbau warga tetap waspada sembari tetap memantau informasi yang valid dari BMKG dan lembaga berwenang lainnya.

Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami. Karena itu, masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Terpisah, Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kabupaten Lembata Andris Koban mengatakan, berdasarkan data gempa yang dikumpulkan selama sebulan, titik-titiknya cenderung dari utara ke selatan.

Andris mengungkapkan bencana tsunami di Waiteba, Kecamatan Atadei pada tahun 1979 silam adalah pergerakan tanah akibat aktivitas vulkanik sejak beberapa tahun silam sebelumnya yang menyebabkan sesar membujur utara-selatan, dari Ile Guekeredo (Nubaatalojo) sampai dengan Ile Hobal.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved