Respon Pengaduan Masyarakat Adat, Tujuh Anggota DPRD Ngada Sidak Lokasi Perkebunan Kemiri Sunan

tujuh orang anggota DPRD Ngada merespon cepat aduan dan keluhan masyarakat adat Nginamanu di Kecamatan Wolomeze.

Penulis: Gordi Donofan | Editor: Rosalina Woso
Dok. DPRD Ngada
Anggota DPRD Ngada saat di Perkebunan Kemiri Sunan Desa Nginamanu Kecamatan Wolomeze Kabupaten Ngada, Selasa (21/7/2020). 

Tidak mulus memang, untuk capai lokasi perkebun ini, seperti halnya alot dan peliknya investasi yang sudah berjalan 7 tahun, namun belum ada serupiah pun kompensasi sewa pakai lahan milik masyarakat.

Separuh perjalanan mendaki, kiri kanan jalan berjejer pohon kemiri sunan yang rindang dan subur.

Tampak sebagian sudah mulai mengeluarkan bunga. Artinya tak lama akan ada panen lagi. Kemiri sunan sudah mulai panen pada tahun keempat.

Jika sehektar rata-rata 178 pohon maka kalau dikalikan 392,8 Ha, maka ada hampir 70 ribu pohon siap panen secara bertahap per divisi, dari pohon kemiri yang di tanam di atas lahan ulayat masyarakat adat Desa Nginamanu.

Dan, setiap pohon sesuai sensus pihak PT. BIS rata-rata menghasilkan 25 kg/pohon ketika tanaman bercabng 8-9. Untuk percabangan 10-11 50kg/pohon, percabangan12-13 target produksi rata-rata 100 kg/pohon, dan percabangan14 (top) dengan target produksi 200 kg/pohon.

Perjalanan kunjungan anggota DPRD sampai juga di ujung Blok F13.

Ketua Forum FPUN, Yohanes Lingge, menjelaskan lokasi-lokasi perkebunan yang mencapai kawasan (lokasi) Mala Ana Kolo, Bei Watu, Keu Ghesu, Sanga Repo, Su'u Sewe, hingga titik terjauh dari pandangan, yakni Wolo Raza di ujung barat.

Titik Terjauh ini tampak tak terlalu jelas karena memang jauh jangkauannya.

"Wah ini luas sekali. Mungkin lebih luas dari 392,8 Ha seperti dilaporkan," ungkap Wakil Ketua DPRD Ngada Aloysius Soa, saat tinjau lokasi perkebunan, di ujung timur.

Aloysius kemudian berseloroh, kalau nanti keliling semua lokasi, kecuali menggunakan mobil! Anggota dewan lain, Marsel D Nau ikut berseloroh.

"Tapi tidak bisa dengan mobil yang digunakan hari ini, karena pasti sulit menembus medan yang berat. Kita saja harus berjalan kaki lumayan jauh," ujarnya.

Saat di lokasi perkebunan, Aloysius menyimpulkan beberapa hal sebagai hasil kunjungan menyikapi pengaduan FPUN pekan sebelumnya.

Pertama yaitu, apa yang menjadi pengaduan FPUN kepada lembaga dewan, sesuai dengan kondisi ril di lapangan.

Bahwa di titik atau lokasi-lokasi yang disebutkan FPUN sudah ditanam komoditi kemiri sunan oleh PT. BIS.

Kedua, kemiri sunan yang sudah ditanam sejak beberapa tahun silam itu terlihat sangat rindang dan subur dan sudah produksi (berbuah).

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved