NEWS ANALISIS: Akomodasi Kepentingan Parpol
Fenomena Pecah Kongsi sebenarnya hal lazim, menunjukkan politik itu dinamis. Ini juga berarti dinamika politik yg terjadi pada daerah cukup kuat
Oleh Yohanes Jimmy Nami, Dosen Ilmu Politik Fisip Undana
POS-KUPANG.COM - Fenomena Pecah Kongsi sebenarnya hal yang lazim, menunjukkan politik itu dinamis. Ini juga berarti dinamika politik yg terjadi pada daerah tersebut cukup kuat.
Biasanya paket dalam Pilkada itu terbentuk mendahului penetapan yang dilakukan Parpol. Jadi chemistry antara paket terbentuk lebih dahulu sebelum diformalkan sesuai mekanisme dukungan parpol.
• Jhony Tualaka Tewas Tabrakan, Motor Anggota TNI Terbakar
Pada paket calon independen ini tidak menjadi masalah karena sesuai dengan bentuk dukungan langsung oleh masyarakat tapi akan berbeda halnya ketika paket yang sudah terbentuk harus melalui jalur restu parpol.
Lobi-lobi dan deal-dealnya biasanya kencang pada konfigurasi paket, partai pengusung selalu berusaha agar kader-kadernya yang didorong dan seringkali paket yang sudah terbentuk sejak awal akan berubah komposisinya demi mengakomodasi kepentingan partai apalagi kalau partai dengan jumlah kursi yang besar tentu bargainingnya lebih kuat.
• Parodi: PK Ojong yang Rendah Hati
Berikutnya, bisa saja syarat dukungan parpol itu menggunakan mekanisme refrensi hasil survei dalam menentukan paket yang layak, ya ketika hasilnya rendah akan dicari tokoh yg diproyeksikan dapat meraup suara yang signifikan, peluang pecah kongsi juga terjadi.
Namun demikian, fenomena pecah kongsi juga tentunya ada dampak negatif karena, bagi pasangan paket yang sudah terbentuk dan sudah lama terjun sosialisasi diri kemasyarakat, tentunya sudah dekat dengan masyarakat dan memiliki basis tertentu.
Parpol bisa saja kehilangan momentum kemenangan karena jika paket dukungan parpol yang melalui hasil survey tadi yang diusung, hasil Pilkada tidak selamanya linear dengan hasil survey. Pemimpin yang diinginkan masyarakat berbeda dengan yang didukung parpol. (ery)