Bensin Rp 50 Ribu Perbotol, Lembata Kelangkaan BBM
Kelangkaan Bahan Bakar Minyak ( BBM) terjadi di Kabupaten Lembata selama sepekan. Harga pun melonjak
Ia menegaskan, pihak PT Hikam sudah berupaya untuk melakukan kontrak dengan kapal mini tanker Sembilan Pilar sejak delapan bulan lalu dengan kapasitas 350 KL. Namun karena belum mendapat izin maka kapal mini tanker ini belum bisa beroperasi mengangkut langsung dari Depot Maumere.
Alfian mengatakan, stok BBM di Depot Larantuka menipis. Hal itu dipengaruhi oleh kebijakan penyesuaian kuota yang dilakukan Pertamina sehingga ikut mempengaruhi persediaan.
Kapolres Lembata AKBP Yoce Marten melalui Kasat Reskrim Iptu Komang Sukamara mengakui sampai hari ini belum ada warga yang datang melapor perihal kenaikan harga BBM yang melonjak drastis tersebut.
Menurut Komang, anggota Sabhara dan Satlantas melakukan pengamanan saat kemacetan lalu lintas di Lamahora.
Ia menyarankan, sebaiknya pihak SPBU Lamahora mengutamakan pelayanan kepada
warga yang betul-betul membutuhkan bahan bakar, daripada pengecer. "Jangan sampai nanti malah pengecer dilayani dan bensinnya sudah habis," katanya, Selasa (21/7).
Komang menegaskan, penertiban pembeli harus dilakukan oleh pihak SPBU. Jika pengecer yang dilayani maka dampaknya banyak pengguna kendaraan roda dua dan roda empat tidak mendapatkan jatah.
Sementara itu Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Lembata Paskalis Ola Tapobali mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Patra Niaga dan Pertamina.
"Saya sudah berkoordinasi dengan pihak Pertamina, kemarin, tadi dan sudah melaporkan kepada Pak Bupati. Malahan Pak Bupati juga sudah berkoordinasi dengan Patra Niaga dan Pertamina," ujar Paskalis.
Ia menjelaskan setelah koordinasi dilakukan, masalah utama dari kelangkaan ini akibat terjadi penyesuaian kuota dari Pertamina ke wilayah-wilayah di NTT, termasuk Lembata.
Penyesuain ini dilakukan setelah evaluasi internal oleh pihak Pertamina dan diketahui terjadi over kuota terutama BBM jenis solar pada periode akhir Desember 2019. Over kuota ini tidak dibenarkan secara aturan.
"Soal premium, stok dari Maumere ke Larantuka berkurang, mungkin karena penyesuaian kuota. Informasi yang kita terima demikian," ujarnya.
Paskalis juga mengatakan, terjadi saling menjual BBM antarpengecer. Hal itu juga menjadi faktor penyebab kelangkaan BBM.
"Tadi saya dilaporkan oleh seseorang bahwa mereka menyaksikan sendiri di sebelahnya mereka menjual dengan 25 ribu rupiah satu botol dan mereka jual lagi di sebelahnya," ungkap Paskalis dalam sidang DPRD Lembata, Rabu (22/7).
"Kemudian ada terjadi jual beli antar pengecer. Tadi saya dilaporkan bahwa mereka lihat jual-beli. Kemarin juga ada informasi di lapangan mereka langsung tap dari mobil dan antre lagi. Kami koordinasi dengan Satlantas Polres Lembata dan SPBU untuk melakukan operasi dan pihak SPBU selama BBM belum normal," jelasnya.
DPRD Lembata mendesak pemerintah segera mengatasi kelangkaan BBM. Anggota DPRD Lembata Filbertus Kwuel Wuwur meminta Pemda Lembata segera mengambil langkah taktis mengatasi persoalan ini karena saat ini harga premium dan pertalite sudah Rp 50 ribu per botol.