Onny Widjanarko: Utang Indonesia Tembus Rp 5.868 Triliun, Untuk Biayai Sektor Publik dan Swasta
ULN pemerintah meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Posisi ULN pada akhir Mei 2020 tercatat sebesar 192,1 miliar dolar AS atau tumbuh 3 persen yoy
"Kalau begitu kita perlu utang? Ya utangnya untuk apa dulu. Kalau untuk membuat infrastruktur kita baik (utang produktif), supaya anak-anak bisa sekolah dan tidak menjadi generasi yang hilang, ya tidak ada masalah," tutur Ani, demikian Sri Mulyani Indrawati biasa disapa.
Dia menilai, utang adalah hal yang wajar dalam setiap negara.
Negara-negara di dunia, sekalipun maju, tidak menjamin negara tersebut bebas dari utang.
Berutang atau tidak berutangnya suatu negara adalah pilihan yang perlu ditanggung konsekuensinya.
Bila penerimaan negara berkurang, tetapi tak memilih untuk berutang, beberapa belanja pemerintah bisa tersendat.
"Itu pilihan kebijakan. Kalau enggak utang, berarti kita menunda kebutuhan infrastruktur. Masalah pendidikan, masalah kesehatan, mungkin tertunda. Jadi negara kita warganya banyak, tapi anak-anaknya bisa rentan," sebut Ani.
Sebelumnya, Bank Indonesia mencatat utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir Mei 2020 tembus sebesar 404,7 miliar dollar AS atau sekitar Rp 5.868 triliun (kurs Rp 15.000).
Utang tersebut terdiri dari ULN sektor publik (pemerintah dan bank sentral) sebesar 194,9 miliar dollar AS dan ULN sektor swasta (termasuk BUMN) sebesar 209,9 miliar dollar AS. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Utang Indonesia Per Mei 2020 Naik Tembus Rp 5.868 Triliun, Ini Penyebabnya", https://money.kompas.com/read/2020/07/17/120400526/utang-indonesia-per-mei-2020-naik-tembus-rp-5.868-triliun-ini-penyebabnya?page=all#page2