Pengelola Sekolah Diminta Turunkan Uang Komite
Para pengelola sekolah diminta menurunkan uang komite yang dipungut dari siswa siswi
POS-KUPANG.COM - Para pengelola sekolah diminta menurunkan uang komite yang dipungut dari siswa siswi. Alasannya, karena kegiatan belajar mengajar ( KBM) bukan tatap muka tetapi secara online. Selain itu, sudah tidak ada kegiatan ekstrakurikuler selama masa pandemi Covid-19 sehingga biaya pengeluaran berkurang.
Hal ini disampaikan ED, salah satu orangtua siswa SMA Negeri 1 Kota Kupang. ED mengaku keluhan yang sama disampaikan sejumlah orangtua namun mereka tidak berani berkata terus terang.
ED mengatakan, uang komite yang dibayar siswa SMA Negeri 1 sebesar Rp 150 ribu per bulan. Pembayarannya secara triwulan, yaitu Rp 450 ribu.
• Tim Gugus Tugas Covid-19 Malaka Patroli ke Sekolah
"Saya minta agar uang komite diturunkan, karena tidak ada KBM tatap muka, ekstrakurikluer dan rapat-rapat. Semua dilaksanakan secara online," ujar ED di Kupang, Kamis (16/7/2020).
Ia bahkan meminta pihak sekolah memberi dispensasi kepada siswa yang tidak mampu. "Diturunkan atau tidak dibayar," katanya.
ED mengatakan, dana BOS juga mengalami kenaikan, dari Rp 1,4 juta menjadi Rp 1,5 per siswa per tahun.
• Instruksi Gubernur NTT: Satu Kelas 18 Siswa
Terpisah, Kepala SMA Negeri 1 Kota Kupang Marselina Tua mengatakan, pihaknya memberi kelonggaran kepada orangtua siswa.
"Kita kasih kelonggaran, misalnya bulan ini ada siswa yang belum bisa bayar uang sekolahnya karena orangtuanya kesulitan sehingga minta dicicil biayanya, bisa," ujar Marselina, Kamis kemarin.
"Kalau memang tidak mampu, bisa cicil. Artinya cicil yang wajar, jangan sampai satu tahun," sambungnya.
Ia menjelaskan, sebelumnya telah ada kesepakatan orangtua siswa dengan pihak sekolah untuk pembayaran uang sekolah. Kesepakatan itu sudah ditandatangani, yakni boleh mencicil sesuai kemampuan orangtua.
"Waktu pertemuan mereka tidak komplain. Kita ada berita acaranya (pertemuan dengan orangtua siswa)," ujarnya.
Menurut Marselina, saat pertemuan dengan orangtua siswa, ia menampilkan estimasi penerimaan.
"Dalam setahun pengeluaran kita sekian. Sekarang saya kembalikan. Kami punya program ini, tapi tidak tercover dari keuangan karena tidak mencukupi untuk membayar ini itu. Kembalikan komite bicara dengan orangtua.Jika mencapai kata sepakat, pihak sekolah dan orangtua akan menandatangani MoU. Kemudian jika mereka (orangtua siswa) sudah sepakat namun karena kondisi ekonomi lagi lesu sehingga belum mampu membayar, pihak sekolah memberi keringanan dengan cara dicicil pembayarannya. Tapi saya bilang jangan sampai 1 tahun karena nanti programnya tidak jalan," urai Marselina.
Ia mengatakan, dana BOS turun setiap triwulan, terkadang 4 bulan sehingga untuk pembayaran listrik, air dan internet menggunakan dana komite. Setelah dana BOS cair baru digantikan.
"Ada kegiatan-kegiatan, terus ada guru yang dibayar dengan dana BOS. Itu kita tanggulangi dengan dana itu (komite). Begitu dana BOS turun baru ganti," katanya.