Tunjuk Prabowo Jadi Pimpro Lumbung Pangan Nasional di Kalteng, Simak Pertimbangan Presiden Ini!
Presiden Jokowi mengatakan, untuk tahun ini akan diselesaikan terlebih dahulu lahan seluas 30.000 hektar dan akan meningkat hingga 2 tahun ke depan.
"Kuncinya ada pada ketersediaan air untuk irigasi, baru diikuti dengan teknologi pertaniannya. Untuk itu Kementerian PUPR fokus pada lahan yang sudah ada jaringan irigasinya," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan tertulis.
"Kita lihat jaringan irigasinya sudah intensif di masing-masing blok sawah, namun ada yang tidak terpelihara sehingga itu yang akan diperbaiki dan perlu dilakukan pembersihan (land clearing) saja, tanpa perlu dilakukan cetak sawah kembali dan tidak akan menyentuh lahan gambut dan hutan," imbuh dia.
• Dipecat karena Dugaan Kasus Selingkuh, Ini Kata Sophia Djami, Ketua KPU Sumba Barat, Simak INFO
• Hasil Survei Litbang Kompas, 69,6 Persen Publik Setuju Perombakan Kabinet Jokowi, Bagaimana Anda?
• Update Corona Sumba Timur - ODP Terus Meningkat, Simak INFO
Ia menambahkan, dari 165.000 hektare lahan potensial tersebut seluas 85.500 hektare merupakan lahan fungsional yang sudah digunakan untuk berproduksi setiap tahunnya.
Sementara 79.500 hektare sisanya sudah berupa semak belukar sehingga perlu dilakukan pembersihan saja. Khusus untuk peningkatan irigasi, diperkiraan kebutuhan anggaran sebesar Rp 2,9 triliun untuk tahun 2021 dan 2022.
Namun, rencana Presiden Jokowi mengembangkan food estate itu mendapat penolakan.
Direktur Eksekutif Daerah Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalimantan Tengah Dimas N Hartono mengatakan, kondisi lahan eks PLG saat ini masih belum terpulihkan dan rentan terbakar.
Hal itu terjadi sejak proyek tersebut berhenti pada 1999 silam. "Kondisi eks PLG pun hingga saat ini masih belum terpulihkan. Karena hampir setiap tahun, lokasi eks PLG adalah lokasi yang rentan terbakar," kata Dimas kepada Kompas.com, Rabu (17/6/2020).
Manajer Kampanye, Pangan, Air, dan Ekosistem Esensial Eksekutif Nasional Walhi Wahyu Perdana menambahkan, pembukaan lahan secara khusus untuk kebutuhan pangan tidak pernah memiliki catatan kesuksesan.
Berdasarkan data Walhi, wilayah yang akan digunakan sebagai eks PLG menyumbang hampir 39 persen dari total kebakaran seluas 1.180 hektar di Kalteng selama periode tahun 2015-2019.
"Lokasi yang digunakan juga menjadi sumber-sumber atau titik panas kebakaran hutan. Dan itu jadi pekerjaan rumah (PR)," kata Wahyu.
Wahyu menyebutkan, ekosistem lahan gambut tidak bisa diperlakukan seperti tanah mineral.
"Gambut ini tanahnya unik. Tidak bisa serta merta kemudian semua benih dari Jawa cocok dengan tanah gambut," ucap Wahyu.
Meski begitu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memastikan bahwa pengembangan food estate di Kalimantan Tengah tidak akan membuka kembali lahan eks-PLG.
Pembangunan akan dilakukan dengan intensifikasi lahan pertanian atau mengoptimalkan pemanfaatkan lahan eks PLG dan non eks PLG untuk pangan yang ada untuk meningkatkan indeks pertanaman.
"Intensifikasi pertanian dilakukan sebagai usaha meningkatkan hasil pertanian dengan mengoptimalkan lahan pertanian yang sudah ada," kata Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dalam keterangan tertulis.
Mentan melanjutkan, pengoptimalan itu dilakukan dengan penerapan teknologi 4.0, seperti pemberian bibit unggul, pemupukan berimbang, dan penggunaan alat mesin pertanian (alsintan).
"Kegiatan intensifikasi awal tahun 2020 ini seluas 30.000 hektar, meliputi 20.000 hektar di Kapuas dan 10.000 hektar di Pulang Pisau. Kami perbaiki varietas, pupuk, dan unsur haranya agar produktivitas 7 ton,” imbuh Syahrul.
Pihaknya pun akan meningkatkan penanganan pascapanen dan mewujudkan pertanian modern agar tidak kalah dengan pertanian di Pulau Jawa.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Menteri ATR/Kepala BPN Sofyan Djalil. Menurut dia, lahan yang nantinya akan digunakan untuk pengembangan food estate bukanlah lahan gambut, melainkan lahan aluvial. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Alasan Jokowi Tunjuk Prabowo Pimpin Proyek Lumbung Pangan", https://nasional.kompas.com/read/2020/07/14/07352951/ini-alasan-jokowi-tunjuk-prabowo-pimpin-proyek-lumbung-pangan?page=all#page2
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Saat Jokowi Percayakan Prabowo Urusi Ketahanan Pangan...", https://nasional.kompas.com/read/2020/07/10/17323321/saat-jokowi-percayakan-prabowo-urusi-ketahanan-pangan?page=all#page2
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/moment-kebersamaan-prabowo-subianto-dengan-presiden-joko-widodo.jpg)