Tunjuk Prabowo Jadi Pimpro Lumbung Pangan Nasional di Kalteng, Simak Pertimbangan Presiden Ini!
Presiden Jokowi mengatakan, untuk tahun ini akan diselesaikan terlebih dahulu lahan seluas 30.000 hektar dan akan meningkat hingga 2 tahun ke depan.
Tunjuk Prabowo Jadi Pimpro Lumbung Pangan Nasional di Kalteng, Simak Pertimbangan Presiden Ini!
POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengatakan, alasan utama menunjuk Menteri Pertahanan Prabowo Subianto memimpin proyek lumbung pangan nasional di Kalimantan Tengah lantaran pangan menjadi bagian penting dari pertahanan nasional.
Ia mengatakan, pertahanan bukan sekadar memenuhi cadangan minimum alat utama sistem pertahanan (alutsista) negara.
"Namanya pertahanan itu bukan hanya urusan alutsista, tetapi juga ketahanan di bidang pangan menjadi salah satu bagian dari itu," ujar Jokowi kepada wartawan di Istana Merdeka, Senin (13/7/2020), dikutip dari Kontan.
Kendati demikian, Jokowi mengatakan, dalam menjalankan tugasnya, Prabowo tetap akan dibantu Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Prabowo akan fokus mengurus perihal cadangan pangan agar sesuai dengan kebutuhan nasional sehingga tak menimbulkan krisis pangan.
"Ini sudah disampaikan Menhan dengan hitung-hitungan biaya berapa, anggaran berapa, dalam membangun food estate yang ada di Kapuas dan Pulang Pisau," papar Jokowi.
• Cegah Corona - Bandara Umbu Mehang Kunda Waingapu Perketat Protokol Kesehatan, Simak INFO
• Sebelumnya ke PDIP, Kini Wakapolda NTT Sambangi Sekretariat NasDem, Jangan Salah Tafsir
• Ditanya Soal Pelantikan Perangkat Desa Hasil Seleksi Serentak, Ini Jawaban Bupati Tahun
Ia pun telah mengecek kondisi dan jenis tanah di Kalimantan Tengah yang akan digunakan sebagai lahan dalam proyek lumbung pangan nasional.
Ia memastikan lahan tersebut bukan lahan gambut sehingga bisa digunakan untuk pertanian.
"Bahwa di Kalteng itu bukan gambut lho ya, kemarin kan agak ramai masalah itu. Endak, itu semua sudah lama kita cek, itu aluvial semua. Itu di luar gambut dan saya kira enggak akan mengganggu lingkungan yang ada. Kita tahu gambut di mana titiknya, mana yang gambut, sedalam apa, ada semua," lanjut dia sebagaimana dikutip Tribunnews.com.
Sebelumnya, Jokowi menunjuk Menteri Pertahanan Prabowo Subianto untuk menjadi leading sector pengembangan lumbung pangan nasional.
Hal ini disampaikan Presiden Jokowi setelah meninjau lokasi pengembangan lumbung pangan nasional di Kalimantan Tengah bersama Prabowo, Kamis (9/7/2020).
"Karena ini menyangkut cadangan strategis pangan kita, leading sector-nya akan kita berikan ke Pak Menhan," kata Jokowi seperti dikutip siaran pers resmi Istana, Kamis malam.
Kepala Negara menyebutkan, Prabowo selaku leading sector akan didukung oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo serta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono.
"Tentu saja di daerah kita harapkan ada dukungan dari gubernur dan para bupati," sambung Kepala Negara.
Ada dua lokasi pengembangan lumbung pangan nasional di Kalimantan Tengah yang ditinjau langsung oleh Presiden Jokowi.
Pertama, di Kabupaten Kapuas yang direncanakan menempati lahan potensial seluas 20.704 hektar.
Dari jumlah tersebut, lahan yang telah fungsional mencapai 5.840 hektar.
Kedua, di Kabupaten Pulang Pisau seluas 10.000 hektar lahan potensial.
Presiden Jokowi mengatakan, untuk tahun ini setidaknya akan diselesaikan terlebih dahulu lahan seluas 30.000 hektar dan akan meningkat hingga dua tahun ke depan.
"Dalam 1,5 sampai maksimal dua tahun akan ditambah lagi 148.000 hektar, baik itu di Kabupaten Pulang Pisau maupun Kapuas," tutur dia.
• HP KAMU SUDAH KUNO? Daftar Harga HP Vivo Terbaru Juli 2020, Mulai Vivo Y30 hingga Y50
• Paus Fransiskus Merasa Tersakiti dengan Keputusan Turki Mengubah Museum Hagia Sophia jadi Masjid
• Update Corona Sumba Timur - ODP Terus Meningkat, Simak INFO
Prabowo Subianto Pegang Buku Catatan
Pada Kamis, 9 Juli 2020, Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto mengunggah sebuah foto di instagram pribadinya, yang menggambarkan kebersamaannya dengan Presiden Joko Widodo.
Di dalam foto tersebut, Prabowo yang mengenakan setelan safari berwarna coklat muda, duduk di atas kursi kayu panjang sembari mendengarkan arahan yang disampaikan Jokowi.
Terlihat, tangan kiri Prabowo memegang sebuah buku catatan, sementara pulpen berada di tangan kanannya.
Wajah Menhan Prabowo Subianto tak terlihat jelas karena tertutup masker medis yang sedang dikenakan.
Namun, dari sorot matanya, ia terlihat serius memperhatikan arahan yang disampaikan.
Pada keterangan yang disampaikan, Prabowo menuliskan, "Pada hari ini saya meninjau kawasan food estate bersama Presiden Republik Indonesia @jokowi di Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. Bersama dengan Kementerian lainnya Kementerian Pertahanan akan terus bersinergi dalam upaya untuk mewujudkan program cadangan ketahanan pangan."
https://www.instagram.com/p/CCabmzZh4ue/?utm_source=ig_web_copy_link
Presiden Jokowi diketahui, baru saja menunjuk Prabowo untuk memimpin pembangunan food estate, proyek lumbung pangan nasional yang seharusnya menjadi salah satu pekerjaan utama dari Kementerian Pertanian.
Namun, tugas tersebut justru diserahkan kepada Prabowo yang notabene adalah seorang Menhan. Jokowi berdalih, dirinya sengaja menunjuk Prabowo karena persoalan pangan kini tengah menghadapi ancaman serius.
Organisasi pangan dan pertanian yang berdiri di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), FAO, telah membunyikan lonceng peringatan atas potensi krisis pangan yang mungkin akan dihadapi oleh seluruh umat manusia.
Krisis tersebut tidak terlepas dari adanya pandemi Covid-19 yang tengah melanda seluruh dunia. Dilansir dari Worldometers, akumulasi kasus positif Covid-19 di seluruh dunia telah mencapai 12.397.927 kasus per 10 Juli 2020.
Sebanyak 7.227.108 kasus telah dinyatakan sembuh. Sementara, pasien yang dinyatakan meninggal dunia sebanyak 557.569 orang.
"Oleh sebab itu, kita menyiapkan sekarang ini yang namanya cadangan logistik nasional yang nantinya kurang lebih akan dikelola oleh sebuah badan. Dan badan ini nanti SPV (special purpose vehicle)-nya bisa bekerja sama baik dengan pola investasi, baik nanti dikerjakan BUMN, atau dengan scheme yang lainnya," kata Presiden seperti dilihat dari video yang diunggah oleh akun YouTube Sekretariat Presiden.
"Dan leading sector-nya nanti akan, karena ini menyangkut cadangan strategis pangan kita, akan kita berikan kepada Pak Menhan (Prabowo) yang tentu saja didukung oleh Pak Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo) dan juga Menteri PUPR (Basuki Hadimuljono)," imbuh Presiden.
Proyek food estate sendiri telah menjadi salah satu Program Strategis Nasional (PSN) 2020-2024 yang telah dicanangkan oleh pemerintah.
Dilansir dari Indonesia.go.id, food estate merupakan sebuah program jangka panjang dalam penyediaan lahan baru, serta rehabilitasi lahan yang ada dengan meningkatkan sarana untuk mendukung produktivitas lahan, terutama dari sisi pengairan dan drainane di lahan berawa.
Kawasan pangan ini rencananya akan dikembangkan di atas lahan seluas 600.000 hektare. Kabupaten Pulang Pisau dan Kabupaten Kapuas sengaja dipilih karena lokasinya yang strategis di tengah wilayah Indonesia dan dekat dengan calon ibu kota baru di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Area food estate merupakan bekas lahan program "Sawah Sejuta Hektar" yang telah dirintis di Presiden RI kedua Soeharto sejak 30 tahun silam.
Namun, proyek yang diharapkan dapat mendukung swasembada pangan itu terpaksa berhenti pada 1999. Hal ini, karena terjadi berbagai kerusakan lingkungan akibat pembangunan kanal.
Dalam perjalanannya, 400.000 hektare diantaranya berubah fungsi, umumnya menjadi kebun sawit.
Sebagai langkah awal, Presiden Jokowi telah mematok target yang cukup ambisius pada proyek yang mulai digarap pada tahun ini.
"Tahun ini Insya Allah akan kita selesaikan kurang lebih 30.000 hektare terlebih dahulu. Kemudian berikutnya akan dalam 1,5 tahun sampai maksimal 2 tahun akan ditambah lagi 148.000 hektare, baik itu di Kabupaten Pulang Pisau maupun di Kabupaten Kapuas," kata Jokowi.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pun telah ditugaskan untuk memperbaiki jaringan irigasi guna mendukung penyediaan air untuk irigasi areal sawah, terutama pada lahan potensial seluas 165.000 hektare yang merupakan kawasan aluvial, bukan gambut, pada lahan eks Pengembangan Lahan Gambut (PLG).
"Kuncinya ada pada ketersediaan air untuk irigasi, baru diikuti dengan teknologi pertaniannya. Untuk itu Kementerian PUPR fokus pada lahan yang sudah ada jaringan irigasinya," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan tertulis.
"Kita lihat jaringan irigasinya sudah intensif di masing-masing blok sawah, namun ada yang tidak terpelihara sehingga itu yang akan diperbaiki dan perlu dilakukan pembersihan (land clearing) saja, tanpa perlu dilakukan cetak sawah kembali dan tidak akan menyentuh lahan gambut dan hutan," imbuh dia.
• Dipecat karena Dugaan Kasus Selingkuh, Ini Kata Sophia Djami, Ketua KPU Sumba Barat, Simak INFO
• Hasil Survei Litbang Kompas, 69,6 Persen Publik Setuju Perombakan Kabinet Jokowi, Bagaimana Anda?
• Update Corona Sumba Timur - ODP Terus Meningkat, Simak INFO
Ia menambahkan, dari 165.000 hektare lahan potensial tersebut seluas 85.500 hektare merupakan lahan fungsional yang sudah digunakan untuk berproduksi setiap tahunnya.
Sementara 79.500 hektare sisanya sudah berupa semak belukar sehingga perlu dilakukan pembersihan saja. Khusus untuk peningkatan irigasi, diperkiraan kebutuhan anggaran sebesar Rp 2,9 triliun untuk tahun 2021 dan 2022.
Namun, rencana Presiden Jokowi mengembangkan food estate itu mendapat penolakan.
Direktur Eksekutif Daerah Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalimantan Tengah Dimas N Hartono mengatakan, kondisi lahan eks PLG saat ini masih belum terpulihkan dan rentan terbakar.
Hal itu terjadi sejak proyek tersebut berhenti pada 1999 silam. "Kondisi eks PLG pun hingga saat ini masih belum terpulihkan. Karena hampir setiap tahun, lokasi eks PLG adalah lokasi yang rentan terbakar," kata Dimas kepada Kompas.com, Rabu (17/6/2020).
Manajer Kampanye, Pangan, Air, dan Ekosistem Esensial Eksekutif Nasional Walhi Wahyu Perdana menambahkan, pembukaan lahan secara khusus untuk kebutuhan pangan tidak pernah memiliki catatan kesuksesan.
Berdasarkan data Walhi, wilayah yang akan digunakan sebagai eks PLG menyumbang hampir 39 persen dari total kebakaran seluas 1.180 hektar di Kalteng selama periode tahun 2015-2019.
"Lokasi yang digunakan juga menjadi sumber-sumber atau titik panas kebakaran hutan. Dan itu jadi pekerjaan rumah (PR)," kata Wahyu.
Wahyu menyebutkan, ekosistem lahan gambut tidak bisa diperlakukan seperti tanah mineral.
"Gambut ini tanahnya unik. Tidak bisa serta merta kemudian semua benih dari Jawa cocok dengan tanah gambut," ucap Wahyu.
Meski begitu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memastikan bahwa pengembangan food estate di Kalimantan Tengah tidak akan membuka kembali lahan eks-PLG.
Pembangunan akan dilakukan dengan intensifikasi lahan pertanian atau mengoptimalkan pemanfaatkan lahan eks PLG dan non eks PLG untuk pangan yang ada untuk meningkatkan indeks pertanaman.
"Intensifikasi pertanian dilakukan sebagai usaha meningkatkan hasil pertanian dengan mengoptimalkan lahan pertanian yang sudah ada," kata Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dalam keterangan tertulis.
Mentan melanjutkan, pengoptimalan itu dilakukan dengan penerapan teknologi 4.0, seperti pemberian bibit unggul, pemupukan berimbang, dan penggunaan alat mesin pertanian (alsintan).
"Kegiatan intensifikasi awal tahun 2020 ini seluas 30.000 hektar, meliputi 20.000 hektar di Kapuas dan 10.000 hektar di Pulang Pisau. Kami perbaiki varietas, pupuk, dan unsur haranya agar produktivitas 7 ton,” imbuh Syahrul.
Pihaknya pun akan meningkatkan penanganan pascapanen dan mewujudkan pertanian modern agar tidak kalah dengan pertanian di Pulau Jawa.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Menteri ATR/Kepala BPN Sofyan Djalil. Menurut dia, lahan yang nantinya akan digunakan untuk pengembangan food estate bukanlah lahan gambut, melainkan lahan aluvial. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Alasan Jokowi Tunjuk Prabowo Pimpin Proyek Lumbung Pangan", https://nasional.kompas.com/read/2020/07/14/07352951/ini-alasan-jokowi-tunjuk-prabowo-pimpin-proyek-lumbung-pangan?page=all#page2
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Saat Jokowi Percayakan Prabowo Urusi Ketahanan Pangan...", https://nasional.kompas.com/read/2020/07/10/17323321/saat-jokowi-percayakan-prabowo-urusi-ketahanan-pangan?page=all#page2
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/moment-kebersamaan-prabowo-subianto-dengan-presiden-joko-widodo.jpg)