Ahok Puji Anies Baswedan: "Penataan Kawasan Monas Oleh Gubernur DKI Jakarta Itu Bagus Juga"

"Karyanya bagus juga, yang Monas juga bagus jadi hadap upacaranya juga bagus, dulu kan tersembunyi, sekarang menghadap langsung nampak, bagus juga."

Editor: Frans Krowin
kupang.tribunnews.com
Basuki Tjahaja Purnama atau BTP atau Ahok saat bersama Anies Baswedan. 

Ahok Puji Anies Baswedan: "Penataan Kawasan Monas Oleh Gubernur DKI Jakarta Itu Bagus Juga"

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Basuki Tjahaja Purnama atau biasa disapa Ahok, merupakan figur yang kontroversial. Sosoknya juga populer karena mengungkapkan semua hal secara apa adanya.

Demikian juga terhadap upaya Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang kini sedang mempercantik Monas dan kawasan di sekitarnya. 

Atas upaya Anies Baswedan itu, Ahok pun menyampaikan pujiannya, bahwa revitalisasi Monas yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat ini sudah bagus.

Pujian itu disampaikan Ahok dalam siaran langsung Instagram @kickandyshow, Sabtu (27/6/2020) malam.

"Karyanya bagus juga, yang Monas juga bagus jadi hadap upacaranya juga bagus, dulu kan tersembunyi, sekarang dia menghadap langsung nampak, bagus juga itu," kata Ahok dalam siaran tersebut.

"Ide babat pohon untuk tempat upacara itu bagus juga," ucap dia lagi. Baca juga: Mahoni Ditebang untuk Revitalisasi Monas, Diganti Pule dan Trembesi Kalimat terakhir Ahok sempat membuat Andy Noya selaku pembawa acara meragukan pujian tersebut karena bernuansa menyindir.

Namun, Ahok meyakini bahwa perkataanya itu sebagai pujian bagi Anies. Ahok menjelaskan, apa yang dilakukan Anies hasilnya akan seperti White House di Washington DC "Orang upacara melihat langsung Monas itu kan bagus juga, kayak di Washington, jadi langsung menghadap monumen, langsung sumbunya pas," ujar Ahok.

Betrand Peto Ngambek Tak Mau Ayahnya Ruben Onsu Jual Mobil Bunda Sarwendah Itu Mobil Kenangan Ayah

Menteri BUMN, Erick Thohir Puji Kejujuran Mujenih, Temukan Uang Rp 500 Juta Lalu Kembalikan

Lagi Artis Jakarta Terjerat Prositusi Online, Ditangkap di Hotel Mewah, Ditahan di Polrestabes Medan

Adapun Ahok saat ini masih menjabat sebagai Komisaris Utama Pertamina di tengah perombakan direksi dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) pada 12 Juni 2020.

Sebagaimana diketahui, Ahok pernah menjadi pasangan Jokowi saat masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 2012 hingga 2014 lalu. Saat itu keduanya digadang-gadang sebagai pasangan ideal memimpin Jakarta.

Namun, pada 2014, Ahok yang saat itu Wakil Gubernur, naik jabatan menjadi Gubernur ketika Jokowi terpilih sebagai Presiden. Tapi di akhir masa jabatan, Ahok tersangkut kasus penistaan agama yang menyeretnya dipenjara selama 20 bulan di Mako Brimob Depok.

Revitalisasi kawasan Monas, Jakarta Pusat, sedang menjadi sorotan dalam beberapa waktu terakhir. Revitalisasi yang dikerjakan Pemprov DKI Jakarta ini dikritik karena adanya penebangan pohon demi proyek tersebut.

Pemprov DKI menebang 191 pohon dan memindahkan 85 pohon demi revitalisasi sisi selatan Monas. Pemprov DKI berjanji mengganti 191 pohon yang ditebang sebanyak tiga kali lipat.

Revitalisasi kawasan Monas, Jakarta Pusat, sedang menjadi sorotan dalam beberapa waktu terakhir.

Revitalisasi yang dikerjakan Pemprov DKI Jakarta ini dikritik karena adanya penebangan pohon demi proyek tersebut.

Pemprov DKI menebang 191 pohon dan memindahkan 85 pohon demi revitalisasi sisi selatan Monas.

Pemprov DKI berjanji mengganti 191 pohon yang ditebang sebanyak tiga kali lipat.

Tak hanya itu, revitalisasi Monas juga menjadi sorotan karena proyek tersebut dikerjakan tanpa mengantongi izin Komisi Pengarah Pembangunan Kawasan Medan Merdeka.

Jelang HUT ke-58, BANK NTT Segera Luncurkan Kredit MERDEKA dengan Bunga 0 Persen Khusus Pelaku UMKM

Begini Cara Uyelindo Mengabdi Mengajari Aplikasi Perkantran di Panti Asuhan Anak Riang Naibonat

Pindah Agama & Pernikahan Tak Direstui Sang Ibu, Istri Adly Fairuz, Angbeen Rishi Hamil Anak Pertama

Komisi Pengarah terdiri dari beberapa instansi yang diketuai Menteri Sekretaris Negara.

Ketentuan soal izin kepada Komisi Pengarah itu diatur dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 25 Tahun 1995 tentang Pembangunan Kawasan Medan Merdeka di Wilayah DKI Jakarta.

Kementerian Sekretariat Negara meminta proyek itu dihentikan sementara.

Pemprov DKI mematuhinya dan mengajukan izin ke Komisi Pengarah. Proyek itu dihentikan sementara sampai ada izin dari Komisi Pengarah.

Lalu, bagaimana awal mula proyek revitalisasi berlangsung?

Monas Jakarta kebanggaan bangsa Indonesia
Monas Jakarta kebanggaan bangsa Indonesia (kompas.com)

Revitalisasi Monas dimulai dengan adanya sayembara desain pada 2018.

Sayembara itu diikuti sejumlah arsitek. Pemenang Sayembara diumumkan pada 2019.

Sayembara itu dimenangkan oleh arsitek dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Deddy Wahjudi.

Bagaimana konsep desain yang dibuat Deddy? Deddy dan timnya menamakan desain yang mereka buat dengan nama "Labuan Nusantara".

Dalam wawancara khusus bersama Kompas.com pada Rabu (5/2/2020), Deddy menyebutkan tiga filosofi dalam desain tersebut, yakni monumentalitas yang baru, spirit dari konservasi, dan kesederhanaan dalam merespons alam.

Deddy banyak menjelaskan soal filosofi yang kedua, yaitu spirit dari konservasi.

Filosofi ini tidak dijalankan Pemprov DKI Jakarta saat mengeksekusi revitalisasi sisi selatan Monas.

Apa sebenarnya maksud spirit dari konservasi? Deddy berujar, spirit dari konservasi salah satunya terkait konservasi pohon di area revitalisasi.

Keberadaan pohon di lokasi proyek, tak hanya revitalisasi Monas, menjadi hal yang kerap ditemukan Deddy saat membuat desain.

Keberadaan pohon-pohon itu, kata Deddy, harusnya dikonservasi. Begitu pun di lokasi proyek revitalisasi Monas.

Dalam desain yang dibuat Deddy, pohon-pohon di sisi selatan Monas tetap dipertahankan. Dia mengusulkan, pohon-pohon tersebut dikonservasi di antara plaza yang dibangun.

"Kalau mau buat plaza, ketika pohon itu ada, ada kebutuhan perkerasan, buat saja perkerasan di bawah pohon-pohon itu, pohonnya masih dipertahankan, buat planter box, buat area bernafas untuk pohon itu," kata Deddy.

Menurut Deddy, pemerintah bisa tetap menggelar upacara di plaza yang dibangun tersebut, tanpa harus menebang ratusan pohon.

Plaza itu juga bisa digunakan untuk berbagai kegiatan masyarakat. Jika pohon-pohon terpaksa harus "dihilangkan" dari proyek revitalisasi Monas, pilihannnya adalah memindahkan pohon-pohon itu ke area lain yang berdekatan dengan area revitalisasi.

Deddy tidak mengusulkan penebangan pohon tanpa dipindahkan. "Diangkat, konservasi, pindahkan ke area lain. Kalau memang terpaksa harus diangkat pohon yang ada di plaza selatan, dipindahkan ke area yang paling dekat, yaitu di IRTI yang akan dihilangkan," ujarnya.

Bagaimana harusnya spirit dari konservasi dijalankan? Dalam desain yang disusun Deddy dan timnya, bangunan dalam revitalisasi Monas dibangun di area perkerasan, seperti area yang dibeton atau dipasangi paving block.

Area perkerasan di Monas diketahui berdasarkan masterplan Monas sejak awal dan kondisi terkini kawasan tersebut.

"Kami mencari tempat-tempat yang memang sudah ada perkerasan atau di masterplan-nya ada daerah yang terbuka untuk fungsi tertentu. Kalau kami melihat foto satelitnya di situ terbuka, kami taruh di situ, di area perkerasan, bukan di area hijau," ucap Deddy.

Salah satu contohnya adalah pemindahan area kuliner Lenggang Jakarta. Deddy berujar, Lenggang Jakarta di sisi selatan Monas menurut rencana akan dipindahkan ke sisi timur, dekat Stasiun Gambir.

Dalam desain Deddy, Lenggang Jakarta yang baru nantinya akan dibangun di area perkerasan.

"Lenggang Jakarta itu bukan kami tempatkan di area hijau, kami angkat pohonnya, kemudian kami taruh fungsinya. Bukan begitu. Kami cari tempat yang sudah ada perkerasan," ujar Deddy.

Lenggang Jakarta rencananya akan dibuat sebagian di bawah tanah. Bagian yang muncul di permukaan tanah setinggi maksimal 1,5 meter.

Alasannya, berdasarkan panduan cagar budaya kawasan Monas, bangunan selain Tugu Monas dan ruang terbuka hijau (RTH) tidak boleh dominan. Tinggi maksimal bangunan lain di kawasan Monas maksimal 1,5 meter.

"Misal ketinggiannya 4 meter, yang keluar (permukaan tanah) hanya 1,2-1,5 meter, sisanya 2,5 meter (di bawah tanah). Kalau di dalam tanah, harapan kami masih ada pengudaraan yang baik, tidak gelap," kata Deddy.

"Desainnya kami miringkan, sehingga meskipun di dalam tanah, seolah-olah itu masih bagian dari lantai dasarnya, jadi ada sirkulasi udara yang masih baik," lanjut dia.

Rencana pemindahan Lenggang Jakarta sekaligus menjalankan filosofi ketiga, yakni kesederhanaan dalam merespons alam, yang berarti tidak ada bangunan dominan selain Tugu Monas dan RTH.

Mengapa realisasi proyek itu tak sesuai desain Deddy? Hal itu terjadi karena Deddy dan timnya tidak dilibatkan dalam pengembangan desain.

Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok (kiri) dan Gubernur DKI Jakarta, Anis Baswedan (kanan).
Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok (kiri) dan Gubernur DKI Jakarta, Anis Baswedan (kanan). (tribunnews.com)

Ahmad Dhani: Kalau Usiaku 40 Tahun, Tak Mungkin Menceraikan Maia Estianty Lalu Gandeng Mulan Jameela

Ahmad Dhani Sebut Partai Gerindra Seperti Militer: Saya Prajurit, Prabowo Subianto Itu Jenderalnya

Tak Ada Figur Petahana, Denny JA Sebut Pilpres 2024 Diprediksi Lebih Panas Dari Pilpres Sebelumnya

Deddy berujar, konsep desain hasil sayembara memang tidak bisa langsung dieksekusi. Pemilik proyek biasanya mengembangkan desain karya pemenang sayembara.

Sayangnya, Deddy dan timnya tidak dilibatkan dalam pengembangan desain tersebut. Karena itu, Deddy tidak bisa mempertahankan konsep dan filosofi desain yang dia buat.

"Memang ada tahapan pengembangan desain, pengawasan, dan sebagainya. Sayangnya kami tidak berada di sana untuk bisa memberi masukan yang baik, yang tepat," tuturnya.

Berkaca dari revitalisasi sisi selatan Monas, Deddy berharap dilibatkan dalam proses revitalisasi kawasan Monas selanjutnya.

Tujuannya agar Deddy dan timnya bisa mempertahankan konsep desain mereka saat Pemprov DKI mengembangkan desain revitalisasi Monas.

"Harapannya, kami bisa terlibat di dalam pengembangan (desain) itu sehingga konsep-konsep dan filosofi awal yang kami perjuangkan itu bisa terus di-maintain," ucap Deddy

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ahok Sebut Revitalisasi Monas Garapan Anies Hasilnya Bakal seperti di Washington", https://megapolitan.kompas.com/read/2020/06/28/13013111/ahok-sebut-revitalisasi-monas-garapan-anies-hasilnya-bakal-seperti-di

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved