Presiden Joko Widodo Tunjuk Menhan Prabowo Subianto Jadi Pimpro Lumbung Pangan Nasional, Kok Bisa?

Presiden Jokowi baru saja menunjuk Prabowo untuk memimpin pembangunan food estate, proyek lumbung pangan nasional, tugas utama Menteri Pertanian RI.

Editor: Frans Krowin
kompas.com
Presiden Jokowi saat berada di tengah sawah 

Khusus untuk peningkatan irigasi, diperkiraan kebutuhan anggaran sebesar Rp 2,9 triliun untuk tahun 2021 dan 2022.

Namun, rencana Presiden Jokowi mengembangkan food estate itu mendapat penolakan.

Direktur Eksekutif Daerah Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalimantan Tengah Dimas N Hartono mengatakan, kondisi lahan eks PLG saat ini masih belum terpulihkan dan rentan terbakar.

Hal itu terjadi sejak proyek tersebut berhenti pada 1999 silam.

"Kondisi eks PLG pun hingga saat ini masih belum terpulihkan. Karena hampir setiap tahun, lokasi eks PLG adalah lokasi yang rentan terbakar," kata Dimas kepada Kompas.com, Rabu (17/6/2020).

Manajer Kampanye, Pangan, Air, dan Ekosistem Esensial Eksekutif Nasional Walhi Wahyu Perdana menambahkan, pembukaan lahan secara khusus untuk kebutuhan pangan tidak pernah memiliki catatan kesuksesan.

MOMEN KEBERSAMAAN --Menhan RI, Prabowo Subianto memosting sebuah momen kebersamaan dengan Presiden Joko Widodo
MOMEN KEBERSAMAAN --Menhan RI, Prabowo Subianto memosting sebuah momen kebersamaan dengan Presiden Joko Widodo (kompas.com)

Berdasarkan data Walhi, wilayah yang akan digunakan sebagai eks PLG menyumbang hampir 39 persen dari total kebakaran seluas 1.180 hektar di Kalteng selama periode tahun 2015-2019.

"Lokasi yang digunakan juga menjadi sumber-sumber atau titik panas kebakaran hutan. Dan itu jadi pekerjaan rumah (PR)," kata Wahyu.

Wahyu menyebutkan, ekosistem lahan gambut tidak bisa diperlakukan seperti tanah mineral. "Gambut ini tanahnya unik. Tidak bisa serta merta kemudian semua benih dari Jawa cocok dengan tanah gambut," ucap Wahyu.

Meski begitu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memastikan bahwa pengembangan food estate di Kalimantan Tengah tidak akan membuka kembali lahan eks-PLG. Pembangunan akan dilakukan dengan intensifikasi lahan pertanian atau mengoptimalkan pemanfaatkan lahan eks PLG dan non eks PLG untuk pangan yang ada untuk meningkatkan indeks pertanaman.

Miskin Jadi Sumber Penyakit, Menteri Muhadjir Effendy Usulkan Orang Kaya Nikahi Orang Miskin, Lho?

Megawati Soekarnoputri: Bakal Terjadi Regenerasi Pemimpin Pada Pemilu 2024, Selengkapnya Di Sini!

Pekan Ini Megawati Umumkan Nama Bakal Calon Kepala Daerah Yang Diusung PDIP, Selengkapnya Di Sini!

"Intensifikasi pertanian dilakukan sebagai usaha meningkatkan hasil pertanian dengan mengoptimalkan lahan pertanian yang sudah ada," kata Menteri Pertanian. Mentan Syahrul Yasin Limpo dalam keterangan tertulis.

Mentan melanjutkan, pengoptimalan itu dilakukan dengan penerapan teknologi 4.0, seperti pemberian bibit unggul, pemupukan berimbang, dan penggunaan alat mesin pertanian (alsintan).

"Kegiatan intensifikasi awal tahun 2020 ini seluas 30.000 hektar, meliputi 20.000 hektar di Kapuas dan 10.000 hektar di Pulang Pisau. Kami perbaiki varietas, pupuk, dan unsur haranya agar produktivitas 7 ton,” imbuh Syahrul.

Pihaknya pun akan meningkatkan penanganan pascapanen dan mewujudkan pertanian modern agar tidak kalah dengan pertanian di Pulau Jawa. Hal yang sama juga disampaikan oleh Menteri ATR/Kepala BPN Sofyan Djalil. Menurut dia, lahan yang nantinya akan digunakan untuk pengembangan food estate bukanlah lahan gambut, melainkan lahan aluvial. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Saat Jokowi Percayakan Prabowo Urusi Ketahanan Pangan...", https://nasional.kompas.com/read/2020/07/10/17323321/saat-jokowi-percayakan-prabowo-urusi-ketahanan-pangan?page=all#page2

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved