Ini Rencana BI Kpw NTT Menjadikan UMKM 4.0

Bank Indonesia Kantor Perwakilan NTT memiliki rencana untuk menjadikan UMKM 4.0. Ini rencana strategisnya

Editor: Hermina Pello
POS-KUPANG.COM/Intan Nuka
Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Nusa Tenggara Timur (BI KPw NTT) I Nyoman Ariawan Atmaja saat membawakan materi dalam acara webinar "Melindungi UMKM NTT Melalui Optimalisasi Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)" pada Kamis (9/7/2020) pagi. 

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Nusa Tenggara Timur (BI KPw NTT) I Nyoman Ariawan Atmaja mengungkapkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), UMKM memang menjadi tulang punggung perekonomian NTT.

UMKM menyerap banyak tenaga kerja di NTT.

Nyoman Ariawan mengatakan, BI telah merancang peta jalan UMKM Bank Indonesia yang dinamai UMKM 4.0. Dalam peta jalan tersebut, BI melakukan mapping pada UMKM dan wilayahnya. Selanjutnya, area pengembangan terbagi menjadi tiga.

Pertama, korporatisasi, yakni penguatan kelembagaan. Kedua, penguatan kapasitas. Ketiga, penguatan pembiayaan.

Nikmati Ayam Geprek di Amaris Kupang Cuma Rp40 Ribu

"Tiga pilar ini menjadi hal utama yang dilakukan BI karena kami tahu bahwa UMKM adalah tulang punggung perekonomian kita," katanya saat membawakan materi dalam acara webinar "Melindungi UMKM NTT Melalui Optimalisasi Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)" pada Kamis (9/7).

Dari segi proses bisnis, BI juga telah teruji dan berpengalaman dalam mengembangkan UMKM. Beberapa model bisnisnya antara lain petani kopi, petani coklat, UMKM di bidang kain, souvenir, dan lainnya.

Perbankan di NTT Diharapkan AKtif Data UMKM Terdampak Covid-19

Model bisnis yang telah berhasil tersebut akan direplikasi dan kembangkan ekosistemnya sehingga akan dibuat proyek percontohan, bersinergi dengan berbagai pihak, dan menyusun data yang terintegrasi.

"Hal yang terpenting dari skema peta jalan UMKM 4.0 ini kami sudah memilah UMKM yang ada. Tujuannya agar UKMM tersebut produktif, inovatif, dan resilien dalam rangka membangun UMKM 4.0 sebagai kekuatan baru ekonomi nasional," jelasnya.

UMKM tersebut yakni kelompok subsistence, UMKM potensial, UMKM sukses, UMKM digital, dan UMKM ekspor.

Hal penting lainnya, kata I Nyoman, BI juga sedang mendorong kerja sama dengan Kementerian UMKM untuk membuat lembaga nasional yang membuat peta jalan nasional bagaimana UMKM ke depan agar berbagai kebijakan bisa diakselerasi.

Dampak Covid-19 bagi UMKM NTT sendiri, jelasnya, berpotensi menurunkan kinerja UMKM dimana diperkirakan 4.485 UMKM terdampak Covid-19 dengan total penurunan pendapatan mencapai 75 persen. Dari sisi tenaga kerja, hampir 7.035 tenaga kerja terdampak, dengan penerima kartu prakerja sebanyak 6.036 pekerja.

BI KPw NTT juga memberikan dukungan terhadap pemulihan UMKM NTT. Beberapa diantaranya yakni Kelas Online Gratis UMKM dalam rangka penyelamatan UMKM. Kelas telah dilakukan sebanyak lima kali pertemuan dengan rata-rata setiap pertemuan menyerap 50 UMKM dari seluruh NTT.

Selanjutnya, BI KPw NTT telah menyiapkan program BI Young Enterpreneur School (BI-YES) yang akan diresmikan pada 17 Juli 2020 mendatang.

Program tersebut melatih dan mendidik UMKM NTT untuk berwawasan global dan digital. Program itu juga dirancang dengan silabus dan kurikulum terbaik dengan menghadirkan pakar wirausaha, akademisi, dan praktisi ahli. Program tiga bulan ini akan menjadi agenda rutin BI KPw NTT untuk mendukung target 100 UMKM.

Kemudian, BI juga melakukan On-Boarding Nasional, dimana terdapat 330 UMKM nasional dengan 8 UMKM NTT. Program itu terdiri dari 10 silabus materi selama sebulan kelas online dan memiliki akses pembelajaran melalui internet.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved