Cerita Soal Jenderal Hoegeng, Sosok Polisi Jujur, Tak Pernah Bersedia Mendapat Pengawalan

Presiden KH Abdurrahman Wahid, pernah melontarkan joke (guyonan), hanya ada tiga polisi jujur di Indonesia

Editor: Kanis Jehola
SURABAYA.TRIBUNNEWS.COM
Profil Jenderal Polisi Hoegeng yang Usut Kasus Sum Kuning di era Soeharto 

Waktu masih tinggal di Jalan Madura Nomor 8, Jakarta, saya sering diajak keliling, jalan-jalan sore, naik sepeda. Dari rumah beliau, melintasi kali, muter ke belakang Jalan Surabaya, Cilacap, balik lagi, masuk ke Sultan Syahrir, Jalan Madura lagi.

Saat itu saya lihat semua orang kenal beliau. Di sepanjang jalan disapa sama orang-orang. Mereka menyapa, "Pak Hoegeng. Pak Hoegeng. Pak Hoegeng."

Sebagai putra Jenderal Pol Purn Hoegeng, kejujuran seperti yang dicontohkan?

Kebetulan saya selalu mendampingi beliau dari saat menjabat Kapolri, waktu itu saya masih SMA, sampai beliau tidak ada (wafat pada 14 Juli 2004). Jadi masih sangat melekat apa-apa yang beliau pernah contohkan pada kami sekeluarga.

Pertama, beliau membedakan betul antara urusan keluarga dan kedinasan. Beliau tidak suka ada keluarga yang menginjakkan kaki di Mabes Polri.

Kedua soal kejujuran. Menurut beliau, kejujuran di atas segalanya. Selanjutnya disiplin, terutama disiplin waktu. Menurut beliau, kalau kita bisa tepat waktu, pekerjaan apapun dapat diselesaikan secara baik.

Apakah ada peristiwa yang menggambarkan betapa disiplinnya Pak Hoegeng?

Saya punya teman baik, namanya Broery Pesolima (penyanyi terkenal di era 1970-an). Kebetulan pada suatu malam Minggu dia ditangkap polisi karena ikut kebut-kebutan dan kemudian dikumpulkan di halaman Polda Metro Jaya.

Malam itu saya diajak Papi datang ke Polda Metro. Tiba-tiba Broery keluar dari barisan orang-orang yang ditangkap lalu menyapa Papi. "Selamat malam Om, saya Broery temannya Aditya," ujar Broery. Papi menjawab, "Kamu tadi berada di barisan sebelah mana, cepat kembali ke situ."

Ternyata cara itu tidak laku, meskipun memang benar Broery itu sahabat saya, rumahnya malah di belakang rumah keluarga kami. Itu contoh bagaimana Papi membedakan antara urusan keluarga pribadi dengan urusan dinas. (dennis)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved