News

Indonesia Borong 8 Pesawat Militer Canggih Rp 29 Triliun dari Amerika, Terkait Sengketa LCS?

Indonesia dikabarkan bakal membeli 8 pesawat militer canggih dari Amerika Serikat. Pesawat tersebut memiliki infa red yang bisa mendeteksi radar

Editor: Adiana Ahmad
Reuters
Pesawat V-22 Osprey terlihat saat latihan militer di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19) di Pangkalan Angkatan Udara AS Yokota di Fussa, pinggiran Tokyo, Jepang, 21 Mei 2020. 

Indonesia Borong 8 Pesawat Militer Canggih Rp 29 Triliun dari Amerika, Terkait Sengketa LCS?

POS-KUPANG.COM, WASHINGTON - Pemerintah Indonesia dikabarkan akan membeli 8 pesawat militer canggih dari Amerika Serikat.

Pesawat tersebut dilengkapi 20 sistem peringatan rudal dan sejumlah perangkat canggih lainnya.

Pesawat yang bakal dibeli tersebut merupakan pesawat angkut militer MV-22 Block C Osprey dari Amerika Serikat (AS) senilai US$ 2 miliar atau sekitar Rp 29 triliun.

Termasuk, mesin 24 AE 1107C Rolls-Royce, 20 radar infra merah forward-looking AN/AAQ-27, sistem peringatan rudal AN/AAR-47, dan radar penerima peringatan AN/APR-39.

Selain itu, Indonesia membeli 20 senapan mesin M-240-D 7.64 mm dan senapan mesin GAU-21.

Update Corona TTU-Bertambah 31, Jumlah PPDP di TTU Mencapai 4.744 Orang

Apakah pembelian pesawat militer canggih tersebut ada kaitannya dengan meningkatnya konflik di Laut China Selatan (LCS)?

Amerika memang tidak secara terbuka mengatakan, penjualan pesawat militer dan senjata canggih ke Indonesia terkait LCS. 

Amerika hanya menyebut penjualan senjata dan pesawat militer canggih ke Indonesia dengan tujuan membantu Indonesia. 

Melansir Defence News, potensi penjualan tersebut AS umumkan melalui situs Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan (DSCA), Senin (6/7/2020).

Pengumuman itu saat AS berupaya meningkatkan kehadirannya dan kemampuan negara-negara mitra di Asia Pasifik untuk menumpulkan kepentingan Cina di wilayah tersebut.

Ini merupakan pengumuman DSCA pertama tentang penjualan senjata ke Indonesia sejak setidaknya September 2017 lalu.

Membantu Indonesia

“Penjualan potensial ini akan mendukung tujuan kebijakan luar negeri dan tujuan keamanan nasional AS dengan meningkatkan keamanan mitra regional penting yang merupakan kekuatan bagi stabilitas politik, dan kemajuan ekonomi di kawasan Asia-Pasifik," bunyi pemberitahuan DSCA.

"Sangat penting bagi kepentingan nasional AS untuk membantu Indonesia dalam mengembangkan dan mempertahankan kemampuan pertahanan diri yang kuat dan efektif," sebut mereka yang menambahkan, penjualan itu akan meningkatkan kemampuan kemanusiaan dan bantuan bencana Indonesia dan mendukung operasi amfibi.

Amerika Siap Tembakan Nuklir ke China, Pindahkan Pesawat Pembom B52 H yang Bisa Bawa Nuklir ke Guam

Helikopter tiltrotor MV-22 Osprey yang dioperasikan oleh Marinir AS.(US Marine Corps)

Helikopter tiltrotor MV-22 Osprey yang dioperasikan oleh Marinir AS.(US Marine Corps) ()
Pengumuman DSCA berarti Departemen Luar Negeri AS telah memutuskan Program Penjualan Militer Luar Negeri (FMS) potensial memenuhi standar.

Tetapi, bukan jaminan penjualan akan terjadi sesuai yang DSCA umumkan.

Setelah mendapat persetujuan Kongres AS, pembeli dari luar negeri mulai bernegosiasi tentang harga dan kuantitas, yang keduanya bisa berubah hingga negosiasi berakhir.

Kelebihannya

Dalam paket pembelian delapan pesawat angkut militer tersebut dilengkapi pula dengan sejumlah perangkat.

Antara lain, 20 senapan mesin 7,64 mm M-240-D, dan 20 senapan mesin GAU-21, 24 mesin Rolls Royce AE 1107C, 20 radar FLIR (forward looking infra red) AN/AAQ-27, 20 AN/ARN-153 tactical airborne navigation systems, dan 20 traffic collision avoidance systems (TCAS II).

Kemudian, 20 sistem peringatan rudal AN/AAR-47, 20 AN/ALE-47 countermeasure dispenser systems, 20 AN/APX-117 identification friend or foe systems (IFF), 20 AN/APN-194 radar altimeters, dan 20 penerima peringatan radar (radar warning receivers) AN/APR-39.

Selanjutnya, 20 AN/APN-194 radar altimeters, 20 AN/ARN-147 VHF omni­directional range (VOR) instrument landing system (ILS) beacon navigation systems, 40 ARC-210 629F-23 multi-band radios (Non-COMSEC), hingga 20 AN/ASN-163 miniature airborne global positioning system (GPS) receivers (MAGR).

Sumber: Kontan.co.id/Kompas.com

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved