Satu Dokter Puskemas Pasir Panjang Positif Covid-19, Jubir : Masyarakat Jangan Euforia Berlebihan

salah satu dokter Puskesmas, dokter umum yang positif Covid-19 merupakan pelaku perjalanan dari Denpasar-Bali yang melakukan test swab

Penulis: Yeni Rachmawati | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/F MARIANA NUKA
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Kupang Ernest Ludji 

Salah Satu Dokter Puskemas Pasir Panjang Positif Covid-19, Jubir Gugus Tugas Tekankan Masyarakat Jangan Euforia Berlebihan 

POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Salah satu dokter yang menjalankan tugas di Puskesmas Pasir Panjang positif Covid-19

Juru Bicara Gugus Tugas Kota Kupang, Ernest Ludji, ketika dikonfirmasi POS-KUPANG.COM via telepon, Sabtu (4/7), menjelaskan salah satu dokter Puskesmas, dokter umum yang positif Covid-19 merupakan pelaku perjalanan dari Denpasar-Bali yang melakukan test swab di Bali.

Saat tiba di Bandara El Tari Kupang dan mengaktifkan handphone genggamnya barulah diketahui bahwa dirinya positif Covid-19.

Ia pun langsung berkoordinasi dengan KPP Bandara El Tari kemudian KPP berkoordinasi dengan RS SK Lerik yang selanjutnya dievakuasi ke RS SK Lerik Kupang.

Karena ketahuan ada salah satu dokter di Puskesmas Pasir Panjang yang sesuai hasil Swab dari salah satu Rumah Sakit di Denpasar positif Covid-19 maka seluruh pegawai Puskesmas Pasir Panjang melakukan swab hari ini.

Meskipun demikian, kata Ernest, pelayanan di Puskesmas tetap berjalan seperti biasanya dengan tetap memerhatikan dan menerapkan protokol kesehatan.

"Karena tidak semua melakukan kontak dengan yang bersangkutan, jadi kegiatan di puskesmas tetap berjalan," tuturnya.

Kata Ernest, proses selanjutnya dokter tersebut mengikuti prosedur perawatan di rumah sakit.

Karena sudah ada SOP-nya. Jadi prosedur penanganan pasien covid sudah ada, pasien tinggal mengikuti saja.

"Kendati tenaga kesehatan pun tetap mengikuti prosedur itu," ujarnya.

Pasien Positif ini, kata Ernest adalah Orang Tanpa Gejala (OTG) dan telah mempunyai keluarga di Kupang, sehingga semua keluarganya sudah melakukan test.

"Jadi SOP prosedur diberlakukan kepada siapa saja. Jadi tidak ada karena dokter dan tenaga kesehatan, jadi tidak sesuai prosedur tetapo tetap SOP berjalan. Keluarga pasien melakukan isolasi mandiri di rumah," tuturnya.

Dengan bertambahnya satu pasien positif  diharapkan masyarakat jangan euvoria berlebihan. Namun tetap mengikuti prosedur pencegahan covid yang diberlakukan oleh pemerintah. 

"Karena kita lihat satu minggu terakhir ini seolah-olah masyarakat tidak mengikuti protokol kesehatan.

Ir. Theodorus Widodo : Dalam Situasi Perang Kita Jangan Mengeluh

Alasan Rocky Gerung Masih Terus Membujang, Ternyata Ini Tipe Wanita yang Diidamkan Pria Asal Manado

Kami berterima kasih kepada masyarakat yang masih mengikuti protokol kesehatan tapi tidak sedikit masyarakar yang tidak tertib.

Banyak orang masuk keluar pasar tidak bermasker, begitu juga pedagang. Kita harapkan angtua, anak-anak kalau mau angka tidak bertambah maka ikut semua aturan," terangnya.

Apalagi, kata Ernest, acara pesta. Pesta sudah diperbolehkan tetap diharapkan tidak boleh lama dan tidak boleh banyak orang. Ini yang dibutuhkan kerja sama oleh masyarakat.

"Kita tidak melarang kegiatan sosial kemasyarakat apapun tapi hendaknya harus mengikuti aturan pemerintah terkait physical dan social distancing.

Jadi silahkan mmbuat acara tapi dibatasi orangnya, pengaturan kursi harus jaga jarak, kita harapkan masyarakat pro aktif.

Kalau masjid dan gereja bisa menerapkan itu, kenapa kita tidak bisa?

Jangan tunggu polisi datang untuk membubarkan tapi diharapkan tokoh-tokoh masyarakat, agama harus memberikan contoh. Kita harus jadi polisi untuk diri sendiri dengan penuh kesadaran masing-masing," ujarnya.

86 Dokter dan 146 Perawat Positif Covid-19

Sementaravitubdari Surabaya dilaporkan, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur menyatakan jumlah tenaga medis yang terpapar Covid-19 terus bertambah.

Ketua IDI Jawa Timur dr Sutrisno mengatakan, terdapat 86 dokter yang dinyatakan positif Covid-19 hingga saat ini.

"Sampai sekarang, per hari ini sudah ada 13 dokter yang meninggal dunia karena Covid-19," kata Sutrisno saat dihubungi, Jumat (3/7/2020).

 
Selain itu, Sutrisno mengatakan, sebanyak 146 perawat di Jawa Timur dinyatakan positif Covid-19

"Dari data itu, ada 11 orang di antaranya meninggal dunia," ujar dia.

Jumlah tenaga medis yang positif Covid-19 itu tersebar di sejumlah daerah di Jawa Timur.

Namun, jumlah tenaga medis yang paling banyak positif Covid-19 ada di Kota Surabaya.

"Dokter dan tenaga medis yang positif Covid-19, paling banyak ada di Surabaya," kata dia.

Sutrisno menyebut, tingginya angka kematian tenaga medis akibat Covid-19 di Jawa Timur sangat mengkhawatirkan. Beban tenaga medis semakin berat karena bertaruh nyawa di garda depan.

Sutrisno meminta pemerintah daerah di Jawa Timur terus berbenah agar tak ada lagi tenaga medis yang meninggal karena Covid-19.

"Ada banyak hal yang mesti harus dibenahi. Ini cukup berat karena kematian tenaga medis terus bertambah dan angkanya cukup tinggi," ujar dia.

EPAPER GRATIS
JELAJAHI


 
 
 


Home
 News
 Regional
86 Dokter dan 146 Perawat di Jatim Positif Covid-19, Angka Kematian Tinggi
Jumat, 3 Juli 2020 | 17:35 WIB

 
 
 
Komentar
 
Lihat Foto


RekomendasiTak Perlu Khawatir, Perusahaan Tetap Untung meski Gunakan Teknologi Ramah Lingkungan



Penulis: Kontributor Surabaya, Ghinan Salman
 | Editor: Dheri Agriesta
SURABAYA, KOMPAS.com - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur menyatakan jumlah tenaga medis yang terpapar Covid-19 terus bertambah.

Ketua IDI Jawa Timur dr Sutrisno mengatakan, terdapat 86 dokter yang dinyatakan positif Covid-19 hingga saat ini.

"Sampai sekarang, per hari ini sudah ada 13 dokter yang meninggal dunia karena Covid-19," kata Sutrisno saat dihubungi, Jumat (3/7/2020).

 
Selain itu, Sutrisno mengatakan, sebanyak 146 perawat di Jawa Timur dinyatakan positif Covid-19

"Dari data itu, ada 11 orang di antaranya meninggal dunia," ujar dia.

Baca juga: Rumah Sakit Rujukan Covid-19 Disebut Penuh, Risma: Data Kami Tidak Begitu

Jumlah tenaga medis yang positif Covid-19 itu tersebar di sejumlah daerah di Jawa Timur.

Namun, jumlah tenaga medis yang paling banyak positif Covid-19 ada di Kota Surabaya.

"Dokter dan tenaga medis yang positif Covid-19, paling banyak ada di Surabaya," kata dia.

Sutrisno menyebut, tingginya angka kematian tenaga medis akibat Covid-19 di Jawa Timur sangat mengkhawatirkan. Beban tenaga medis semakin berat karena bertaruh nyawa di garda depan.

Sutrisno meminta pemerintah daerah di Jawa Timur terus berbenah agar tak ada lagi tenaga medis yang meninggal karena Covid-19.

"Ada banyak hal yang mesti harus dibenahi. Ini cukup berat karena kematian tenaga medis terus bertambah dan angkanya cukup tinggi," ujar dia.

Pencairan insentif tenaga medis

Sutrisno juga mengingatkan pemerintah segera mencairkan insentif untuk tenaga medis yang merawat pasien Covid-19.

Apalagi sudah banyak tenaga medis yang meninggal dan dinyatakan positif Covid-19, namun sampai saat ini belum mendapat insentif dari pemerintah.

Ia berharap, proses adminisitrasi yang terkesan rumit dan berbelit bisa dipermudah. Sehingga insentif segera diterima tenaga medis.

Baca juga: Pemudik Positif Covid-19, Bupati Ponorogo: Mereka Terpaksa Pulang karena Fasilitas Kesehatan di Surabaya Penuh

"Tenaga medis sangat layak mendapat apresiasi dari pemerintah, baik tenaga medis yang ada di RS pemerintah maupun swasta," kata dia.

Menurutnya, insentif tersebut juga diterima tenaga medis yang bertugas di rumah sakit swasta yang ditunjuk sebagai rujukan Covid-19.

"Kalau lihat di Kepmenkes itu, tenaga medis di RS non oemerintah juga dapat. Itu juga dikuatkan dengan SK Gubernur bahwa RS yang masuk kriteria RS rujukan, tenaga medisnya dapat (insentif)" jelas Sutrisno.

(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Yeni Rachmawati).

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved