Taman Daun 'Sulap' Gubuk Reot Nenek Peni Jadi Rumah Layak Huni Dalam Waktu Empat Hari

Putra Lamalera ini berterima kasih kepada para relawan dan orang-orang baik lainnya yang berdonasi dari kekurangan mereka.

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/RIKARDUS WAWO
Relawan Taman Daun pose bersama Nenek Peni di depan rumahnya yang baru dibedah di Kalikasa, Kecamatan Atadei, Kabupaten Lembata, Jumat (3/7/2020). Rumah Nenek Peni dibedah oleh Relawan Taman Daun sejak Senin (29/6/2020). 

Taman Daun 'Sulap' Gubuk Reot Nenek Peni Jadi Rumah Layak Huni Dalam Waktu Empat Hari

POS-KUPANG.COM|LEWOLEBA--Sudah hampir 20 tahun Paulina Peni Kei hidup sendiri di dalam sebuah gubuk reot dan kumuh di Kampung Kalikasa, Desa Katakeja, Kecamatan Atadei, Kabupaten Lembata.

Kondisi perempuan berusia 75 tahun ini hampir tak terawat.

Ia mengalami gangguan penglihatan, menderita asam urat dan kesepian. Suaminya telah meninggal dunia dua dekade silam.

Rumah Nenek Peni yang hanya beralaskan tanah itu nyaris roboh. Dinding dari keneka (bilahan bambu) sudah banyak yang bolong. Begitu juga dengan atap rumah. Perkakas rumahnya berhamburan begitu saja. Mirisnya, gubuk tua itu pun tak dilengkapi toilet, menambah penderitaannya selama bertahun-tahun.

Relawan Taman Daun, secara tak terencana, berkesempatan menghampiri Nenek Peni langsung di gubuknya saat mereka menyalurkan bantuan sembako Covid-19 di wilayah Kalikasa sebulan lalu. Ide membedah rumah Nenek Peni pun seketika terlintas.

Material bangunan mulai dikumpulkan satu per satu. Beberapa orang baik di Kota Lewoleba dan seorang warga Kalikasa juga turut mendonasikan semen, seng, kayu, dan batu-bata merah, bahan bangunan dan perabot rumah tangga.

Empat orang tukang bangunan dari Lewoleba pun secara sukarela membedah rumah Nenek Peni sejak Senin (29/6/2020).

Mereka adalah Emrin Manuk, Hanes Nara, Paulus Keraf, dan Yasin Hali. Juga dibantu dengan pemuda pegiat literasi dari Taman Baca Kampung Kodok Kalikasa.

Gubuknya dibongkar total dan dalam waktu empat hari, gubuk kumuh di tengah-tengah kampung Kalikasa itu berubah pesat jadi rumah yang layak huni. Di petak tanah yang sama, rumah Nenek Peni dengan dua kamar, satu ruang tamu, dapur dan toilet tuntas dibangun.

Nenek Peni, yang selama proses bedah tinggal sementara di rumah tetangga, resmi masuk ke dalam rumah barunya, Jumat (3/7/2020) petang. Semua Relawan Taman Daun mengiringi langkah kaki perempuan sepuh itu memasuki rumah.

Suasana haru begitu nampak. Tak sedikit dari keluarga, kerabat, tetangga dan relawan yang menitihkan air mata. Akhirnya, Nenek Peni, pada masa tuanya, bisa menghuni sebuah rumah yang bagus, layaknya warga lainnya.

Petrus Mora Namang (78), kerabat Nenek Peni tak menyangka ada komunitas anak muda yang punya kepedulian pada kondisi rumah Nenek Peni.

"Saya rasa senang sekali. Saya juga kaget karena bisa secepat ini. Kami senang sekali. Ini luar biasa sekali. Ucapan terima kasih saja tidak cukup untuk mereka (Taman Daun)," kata Petrus dengan mata berkaca-kaca.

Menurutnya, gubuk lama Nenek Peni dibangun dari sisa material rumahnya.

Dia sangat berharap dengan gerakan sosial dari Relawan Taman Daun bisa menggerakan Pemerintah Desa Katakeja untuk memasang instalasi listrik dan air di rumah yang baru dibedah tersebut.

Tularkan Kembali Semangat Gemohing

Koordinator Relawan Taman Daun, John Batafor, mengaku bangga dengan keterlibatan semua relawan. Secara pribadi, John ingin agar aksi sosial mereka bisa menghidupkan kembali kebiasaan Gemohing atau tradisi gotong-royong masyarakat Lamaholot Lembata yang semakin luntur.

"Kita terlahir dari budaya Lamaholot yakni gemohing. Ini bisa jadi motivasi bagi masyarakat untuk hidupkan lagi budaya gemohing itu," imbuhnya.

Baginya, gemohing merupakan nilai Lamaholot yang selalu aktual dan tak lekang waktu.

Lebih jauh, Putra Lamalera ini berterima kasih kepada para relawan dan orang-orang baik lainnya yang berdonasi dari kekurangan mereka.

"Saya sangat bangga dengan teman- teman relawan Taman Daun yang baru. Mereka langsung dihadapkan dengan projek yang besar karena pertama kali bedah rumah," tandasnya.

Pilkada Sumba Timur - Paket ULP-YHW Angkat Isu Covid-19 dalam Sosialisasi

Pemkab Malaka Dapat Opini WTP Perdana dari BPK RI Perwakilan NTT

Pilkada Ngada 2020, Herry Pullu: Kami Menunggu Arahan dan Keputusan DPP

NasDem Belu Siap Menangkan Agus Taolin-Alo Hale Serens

"Nenek ini hidup sendiri, lapar sendiri, menangis sendiri dan tanpa toilet. Ini miris. Jadi kita berupaya bagaimana mengangkat derajat hidup Nenek Peni. Nenek Peni sudah dimuliakan jadi manusia yang sesungguhnya," pungkasnya.Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved