Aksi Demo di Labuan Bajo
Demo di Kabupaten Mabar Ricuh, Mahasiswa dan Aparat Saling Dorong
Demontrasi puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Manggarai Barat diwarnai kericuhan, Kam
Penulis: Gecio Viana | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Assale Viana
POS-KUPANG.COM | LABUAN BAJO - Demontrasi puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Manggarai Barat diwarnai kericuhan, Kamis (2/7/2020).
Para demonstran berusaha masuk ke area Gedung Kantor Bupati Mabar, namun dihalangi oleh pagar betis aparat Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) pada pukul 12.00 Wita.
Sempat terjadi saling dorong karena para pendemo bersikeras menembus barisan aparat Satpol PP maupun kepolisian.
Nampak beberapa pendemo yang tidak puas melontarkan tuntutan agar segera bertemu dengan Bupati Mabar, Agustinus Ch Dula.
Terlihat beberapa pendemo perempuan menetaskan air mata karena aksi saling dorong tersebut.
Para pendemo ingin masuk ke dalam area kantor agar bertemu langsung dengan Bupati Mabar, Agustinus Ch Dula.
Sebelumnya, para pendemo diterima oleh Plh Sekda Mabar, Ismail Surdi didampingi Kasat Pol PP Pemkab Mabar, Stefanus Salut.
Sempat terjadi dialog antara mereka di depan Kantor Bupati Mabar.
Mahasiswa mendesak agar realisasi bantuan bagi mahasiswa yang terdampak Covid-19 dan digratiskannya biaya rapid test yang membebani masyarakat dan mahasiswa yang ingin pergi ke daerah belajar di luar Kabupaten Mabar.
Mahasiswa menilai, sudah semestinya anggaran yang dijanjikan kepada mahasiswa segera direalisasikan dan rapid test digratiskan agar memudahkan studi mereka di berbagai universitas di luar Kabupaten Mabar.
Jika pendataan melalui pemerintah desa telah selesai, mahasiswa meminta agar bantuan bagi mahasiswa sebesar Rp 350 ribu per bulan dapat segera dilakukan.
Plh Sekda Mabar, Ismail Surdi saat bertemu para pendemo menjelaskan, tahapan pendataan untuk pemberian bantuan kepada mahasiswa terdampak telah dilakukan.
Selanjutnya, tengah dilakukan finalisasi untuk produk hukum dari program yang menggunakan anggaran penanganan Covid-19 di kabupaten.
"Tahapan sudah selesai, saat ini sudah selesai, saat ini tengah finalisasi untuk produk hukumnya untuk memastikan persyaratan atau ketentuan teknis yang pemerintah buat tidak selesai, akan dilakukan penyaluran," katanya.
"Dananya ada. Dan nanti akan kami salurkan. karena ada uang, makanya kami lakukan itu, kalau tidak ada buat apa kami lakukan itu," jelasnya saat menjawab pertanyaan para pendemo.
Dialog tersebut berjalan sekitar 20 menit dan Plh Sekda Mabar, Ismail Surdi meninggalkan para pendemo karena situasi saat itu tidak kondusif.
Mahasiswa yang tidak puas, ingin bertemu langsung dengan Bupati Mabar, Agustinus Ch Dula, sehingga bertahan di depan kantor Bupati Mabar.
Selanjutnya, mereka mendesak masuk hingga sempat terjadi kericuhan dan aksi saling dorong antara mahasiswa dan aparat yang berjaga.
Sementara itu, sejumlah aparat gabungan dari Polres Mabar dan Sat Pol PP Pemkab Mabar melakukan penjagaan ketat dengan menggunakan seragam lengkap.
Mereka berjaga di sekitar para pendemo dan di pintu masuk Kantor Bupati Mabar.
Diberitakan sebelumnya, para mahasiswa yang berasal dari berbagai kecamatan itu menggelar demonstrasi untuk menuntut direalisasikannya bantuan untuk mahasiswa terdampak Covid-19.
Selanjutnya, mereka juga menuntut biaya rapid tes digratiskan.
Sesuai penelurusan para mahasiswa, biaya rapid test di rumah sakit dan klinik swasta di kabupaten itu mencapai Rp 350 ribu per orang.
"Kami minta bukti, bukan hanya janji-janji," kata para demonstran.
Menurut mahasiswa, sebanyak 6 ribu mahasiswa telah didata sejak beberapa bulan lalu, namun belum ada realisasi hingga Juli 2020.
"Di mana dana Rp 78 milyar untuk penanganan Covid-19," teriak seorang orator.
Menggunakan mobil komando, para pendemo melakukan longmarch dari Desa Nggorang, Kecamatan Komodo, hingga tiba di Kantor Bupati Mabar sekitar pukul 10.00 Wita.
Para mahasiswa berasal dari Kecamatan Lembor, Sano Nggoang dan Kecamatan Komodo.
Mereka juga membawa baliho bertulisan "Tepati Janji, Berikan Solusi #RIP Mabar" dan "Jangan...! Obral Data Mahasiswa".
Hingga berita ini ditulis, para demonstran masih berada di kantor Bupati Mabar dan melakukan orasi.