Larangan Berkumpul Dicabut, Ini Tanggapan Pihak Pengelola Gedung
hal seperti ini sebenarnya tergantung dari kesadaran diri untuk saling menjaga dalam masa pandemi.
Sementara untuk kurang lebih 60 karyawan 3 gedung milik mereka yakni Grand Mutiara, Millenium Ballroom dan Pantai Timor, semuanya dilengkapi dengan masker dan Face Shield.
"Meskipun larangan berkumpul sudah dicabut oleh Polri, itu kan merupakan wewenang dari masing - masing pihak. Tapi kita sebagai pihak pariwisata ini kita hanya mendengar instruksi dari pusat saja. Pusat bilang A ya kita ikut A. B ya ikut B" jelas Dedy.
Saat ini, kedua gedung yakni Grand Mutiara dan Millenium Ballroom memang sudah membuka pelayanan namun sampai sejauh ini belum ada pemesanan dari pihak pelanggan. Sementara Pantai Timor masih dalam tahap renovasi sehingga belum bisa memberikan pelayanan.
"Untuk 2 gedung, Millenium dan Grand Mutiara sudah siap. Pantai Timor memang kebetulan masih renovasi jadi masih belum terima" ungkapnya.
"Sudah dibuka tapi belum ada acara karena memang tamu - tamu juga pada tunda semuanya karena belum tahu kan?
Karena setelah new normal ini baru pesta yang kemarin tanggal 18 di Grand Mutiara" lanjut Dedy.
Sesuai protokol kesehatan yang ditetapkan Gubernur NTT, jumlah tamu yang diperbolehkan adalah 50 persen dari total kapasitas.
"Biasanya kita 1 meja 9 orang, sekarang sudah berjarak. Kita bikin 6 orang" jelas Dedy.
Pada intinya, lanjut Dedy, pihak gedung selalu mengimbau ke tuan pesta.
"Waktu mereka datang juga kita bilang minta maaf kalau yang tidak pakai masker kita tidak bisa masukkan ke dalam gedung" katanya.
"Jadi yang kemarin (acara) itu, pada undangan tamu itu tertulis wajib menggunakan masker. Sudah ada di undangannya dia" tambahny.
Menurut Dedy, hal seperti ini sebenarnya tergantung dari kesadaran diri untuk saling menjaga dalam masa pandemi.
Terkait usahanya selama 3 bulan ini, Hengky mengakui, usahanya mengalami goncangan besar karena tidak ada satupun kegiatan selama itu sehingga karyawan - karyawannya dirumahkan.
"Juli ini baru mulai bangkit. Saya ya kebanyakan hanya berbicara secara rohani itu Puji Tuhan. Dan tetap kami prinsip ikut protokol kesehatan. Protokol kesehatan itu apa - apa saja kita sudah tahu. Semua sudah tahu" ungkap Hengky.
Hengky melanjutkan, kalau masyarakat NTT khususnya Kota Kupang sudah luar biasa dalam menghadapi pandemi.
Sementara itu Dedy berharap, sebagai pebisnis, ia berharap keadaan bisa kembali seperti dulu.