LCS Terus Memanas, Wilayah Indonesia dan Asia Tenggara Bakal Jadi Medan Perang Chinas vs Amerka?

Sebab, salah mengerti perintah atau melakukan kesalahan hingga melepaskan tembakan pertama maka diyakini berpotensi perang

Editor: Alfred Dama
Australia Department Of Defence/Handout via REUTERS via Kontan.co.id
ILUSTRASI. Kapal induk AS dan Australia di Laut China Selatan. 

LCS Terus Memanas, Wilayah Indonesia dan Asia Tenggara Bakal Jadi Medan Perang Chinas vs Amerka?

POS KUPANG.COM-- Dua kekauatan besar militer dunia China dan Amerika Serikat sudah menyiapkan pasukan dan persenjataan canggih di Laut China Selatan atau LCS

Masing-masing pasukan tinggal menungguh perintah dari kepala negara masing-masing untuk memulai tembakan

Namun di sisi lain, prajurit yang memegang atau mengendalikan senjata juga tidak boleh melakukan kesalahan.

Sebab, salah mengerti perintah atau melakukan kesalahan hingga melepaskan tembakan pertama maka diyakini berpotensi perang

Sebagian besar Laut China Selatan berada di Asia Tenggara sehingga bila pecah perang maka wilayah ini akan menjadi medan perang

Wilayah Indonesia yang berhimpinan dengan Laut China Selatan, juga berpotensi  menjadi arena perang. Dan, guna mengantisipasi hal ini maka kita harus siap

Gaven Reef adalah salah satu pulau buatan China di LCS yang diyakini sudah dipersenjatai
Gaven Reef adalah salah satu pulau buatan China di LCS yang diyakini sudah dipersenjatai (ASIA MARITIME TRANSPARENCY INITIATIVE/TELEGRAPH)

Tensi antara China dan Amerika Serikat kembali memanas soal Asia Tenggara. Pejabat kedua negara kini saling tuduh atas kegiatan mereka di Asia Tenggara.

Silang pendapat ini muncul di saat persaingan strategis antara Amerika Serikat dan China di kawasan ini kian meningkat.

Dilansir dari South China Morning Post, Duta Besar China untuk Singapura Hong Xiaoyong menyampaikan serangan terbaru dengan menuduh Menteri Pertahanan AS Mark Esper telah memicu ketegangan dengan menyebut China sebagai ancaman.

RAMALAN ZODIAK HARI INI, Jumat 26 Juni 2020, Virgo & Capricorn Masalah Keuangan, Taurus Keras Kepala

BARU, Mendikbud Nadiem Makarim Umumkan Jadwal Masuk Sekolah TABaru 2020/2021 SD , SMP , SMA

Konflik Krisdyanti dan Dua Anaknya Makin Panas, Eks Anang Sebut Auriel dan Azriel Begini

Nikah Saat Pendemi Corona, Pengantin Pria Meninggal, 30 Tamu Pernikahan Positif Corona

Dia membuat pernyataan di The Straits Times sebagai tanggapan atas opini yang ditulis oleh Esper di koran Singapura tersebut pada minggu lalu.

Dimana Esper telah menyerukan hubungan keamanan yang lebih dekat dengan sekutu regional di Asia Tenggara di tengah tantangan yang ditimbulkan oleh Covid-19 dan Partai Komunis China.

Menurut Hong, ini adalah upaya lain untuk menjual strategi Indo-Pasifik Amerika Serikat setelah tawaran pendahulunya pada dialog di Shangri-La tahun lalu.

Dia merujuk pada KTT keamanan regional tahunan di Singapura, yang dibatalkan tahun ini karena pandemi Covid-19.

Salah Satu Pangkalan militer Laut China Selatan
Salah Satu Pangkalan militer Laut China Selatan (SCMP)

Hong menuduh menteri pertahanan AS berusaha menyebabkan gesekan antara kekuatan utama dan menambah ketegangan di wilayah tersebut.

Itu adalah babak baru dalam permainan menyalahkan antara Beijing dan Washington, ketika kedua negara berhadapan di berbagai bidang. 

Mulai dari perdagangan dan teknologi, hingga ideologi dan asal-usul virus corona hingga meningkatkan kekhawatiran adanya Perang Dingin yang baru.

Dalam opininya minggu lalu, Esper mengatakan AS akan berinvestasi lebih banyak untuk memodernisasi pasukannya di kawasan dan memperkuat pencegahan sebagai bagian dari upaya mempersiapkan militer AS untuk konflik di masa depan.

Baca Juga: Ancaman decoupling AS dinilai tidak sesuai kondisi lapangan

Dia menyerukan ikatan keamanan yang lebih kuat dengan negara-negara di Indo-Pasifik termasuk Jepang, Korea Selatan, Selandia Baru, Thailand, Filipina, Australia dan India dan menuduh Beijing melakukan kegiatan memfitnah.

“Perilaku destabilisasi Partai Komunis China di laut Timur dan China Selatan, melalui milisi angkatan laut, penjaga pantai dan maritim, termasuk upaya untuk merusak administrasi Kepulauan Senkaku di Jepang, melecehkan pengembangan minyak dan gas Malaysia dan Vietnam, mengirimkan armada penangkapan ikan yang dikawal ke negara-negara Asia Tenggara yang diklaim sebagai zona ekonomi eksklusif, dan militerisasi fitur yang diduduki bertentangan langsung dengan komitmen China di bawah hukum internasional," tulisnya. (Kontan)

 
 

Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved