Rektor Muhammadiyah: Proses Pembelajaran Belum Bisa Dilakukan Sepenuhnya
Di kampus ini kami tetap mengikuti petunjuk, pedoman atau aturan yang ditetapkan oleh Kemendikbud RI

POS-KUPANG.COM| KUPANG-- Di kampus ini kami tetap mengikuti petunjuk, pedoman atau aturan yang ditetapkan oleh Kemendikbud RI, Dirjen Belmawa, LLDIKTI dan aturan kami yang ada di perguruan tinggi Muhammadiyah.
"Untuk masa Covid-19 ini, walaupun kita sudah dilonggarkan untuk proses pembelajaran belum bisa kita laksanakan sepenuhnya (perkuliahan tatap muka)"
Hal ini disampaikan Rektor Universitas Muhammadiyah Kupang, Dr. Zainur Wula, M.Si di ruang kerja kepada POS-KUPANG.COM, Kamis (25/06/2020).
• Sumba Barat Daya Target 10.000 Hektar, Wagub Ajak Petani Tanam Jagung Panen Sapi
Ia mengatakan, mungkin yang bisa kita lakukan seperti itu hal pratikum di dalam laboratorium bisa, tapi tidak banyak orang dengan petugasnyandan wajib mengikuti pedoman atau protokol kesehatan serta yang paling penting menjauhkan diri dari kerumunan.
Oleh sebab itu, lanjutnya, kami harus berhati-hati untuk melaksanakan kegiatan Class Room atau perkuliahan tatap muka dengan banyak orang.
• Fokus Tingkatkan Pamor Unimor
Ia menyampaikan, walaupun kita berpikir di NTT tidak seperti di propinsi lainnya yang zona merah, tetapi kita perlu mewaspadai penyebaran covid 19 ini, karena kita tidak tahu atau melihat wabah ini. Oleh sebab itu kita perlu disiplinkan diri, selalu jaga kebersihan, rajin cuci tangan, selalu pakai masker dan imbauan protokol kesehatan lainnya.
Ia menambahkan, untuk saat ini kami sedang proses untuk ujian akhir semester.
"Ujian akhir semester kami laksanakan dengan sistim daring dan non daring" kata Zainur
Ujian non daring seperti take home dan macam-macam tergantung dari dosennya. Apakah dosennya mau lakukan dengan daring atau non daring.
Dan kami memberikan tugas sepenuhnya kepada dosen. Karena dosen itu mengajar dan mendidik sampai ketahap terakhir yaitu evaluasi. Tegas Zainur
Ia menjelaskan, untuk kuliah daring wajib sebenarnya untuk mahasiswa diperguruan tinggi kami diarahkan, tetapi perlu kita ketahui bersama bahwa kemampuan untuk ITE sangat terbatas.
"Ini persoalan mahasiswa bisa beli paket atau tidak. Tetapi jangkauan internet yang susah, misalnya mahasiswa kami yang berada di daerah-daerah yang susah mengakses jaringan internet"
Menurut Zainur, memang ada hal yang baik maupun ada kelemahannya. Bahkan ada mahasiswa yang mengusulkan kalau bisa kuliah tatap muka, karena menurut mereka yang paling efektif itu perkuliahan non daring.
"Kami berikan kesempatan kepada dosen-dosen untuk inovasi dan kreativitas di dalam mengembangkan pelajaran daring dan non daring"
Kata Zainur, di dalam non daring dosen memberikan modul perkuliahan, meringkas buku, mereview buku serta menyusun paper dan makalah serta mengerjakan tugas-tugas lain untuk meningkatkan kualitas mahasiswa itu sendiri.
"Yang paling prinsip yang saya amati, covid 19 memberikan dampak yang baik terhadap peningkatan kemendirian mahasiswa di dalam proses belajar mengajar," katanya. (Laporan Reporter POS-KUPANG. COM, Ray Rebon)