Pengasuhan Anak Generasi Z dan Alfa Butuh Pengetahuan

orangtua yang kurang bagus dari sisi kesejahteraan mental bisa mempengaruhi pola pengasuhan anak generasi Z dan Alfa.

Penulis: Teni Jenahas | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/TENI JENAHAS
Peserta Training Of Fasilitator (TOF) Pengasuhan anak generasi Z dan Alfa yang diselenggarakan LPPA Belu mitra Childfund, di Hotel Matahari Atambua, Selasa (23/6/2020). 

Pengasuhan Anak Generasi Z dan Alfa Butuh Pengetahuan

POS KUPANG.COM| ATAMBUA-Pola pengasuhan anak yang tergolong dalam generasi Z dan Alfa tidak sama dengan pola pengasuhan anak di generasi milenial.

Generasi Z dan Alfa adalah anak-anak yang setelah lahir langsung terkontaminasi dengan teknologi seperti, gadget dan internet.

Mengasuh anak yang tergolong dalam generasi ini pun tidak mudah. Dibutuhkan pemahaman yang baik dari orangtua bahkan membutuhkan kiat dan trik khusus.

Penanggung Jawab Pengasuhan Postif LPPA Mitra Childfund, Christiani Natalia Banik, S.Psi kepada Pos Kupang.Com, Selasa (23/6/2020) mengatakan, Lembaga Pengembangan dan Perlindungan Anak (LPPA) Belu mitra Childfund melaksanakan pelatihan fasilitator pengasuh 4.0 atau yang dikenal dengan sebutan generasi Z dan Alfa.

Kegiatan yang dilaksanakan di Aula Hotel Matahari Atambua itu berlangsung selama tiga hari terhitung, Selasa (23/6/2020).
Kegiatan ini mengangkat tema "Didiklah Anak Sesuai Dengan Jamannya bukan Sesuai Jamanmu".

Menurut Cristiani, kegiatan ini diikuti 15 peserta yang merupakan utusan orang muda, OMK Katedral Atambua, pemuda Kristen, aktivis, dan pendamping PKH. Jumlah peserta laki-laki dan perempuan juga berimbang. Sedangkan fasilitator sebanyak lima orang yakni, Ita Tallo, Rita Doko, Serli Aplunggi dan Oca Seran.

Tujuan kegiatan tersebut adalah peserta dapat memahami generasi Z dan generasi Alfa. Kemudian, memahami karakter anak serta cara mengasuhnya. Menjadi orang tua dari generasi Alfa bukan hal yang mudah. Orang tua juga harus memberikan bekal sejak dini pada generasi ini untuk menghadapi tantangan di masa depan

Christiani mengatakan, pola kegiatan tidak terpaku pada paparan materi dari fasilitator tetapi juga diberengi dengan diskusi dan drama-drama tentang pola pengasuhan anak 4.0 yang dialami di peserta di lingkungan sekitarnya.

Peserta dibekali dengan beberapa seperti, materi tentang cara memahami generasi Z dan generasi Alfa. Kemudian, cara komunikasi efektif dengan anak yaitu komunikasi dua arah. Dulu, orangtua lebih dominan atau komunikasi satu arah tetapi di generasi Z dan Alfa, pola komunikasi harus dua arah.

Lewat kegiatan ini juga, peserta dilatih untuk komunikasi persuasif, artinya, mempengaruhi anggota keluarganya untuk melakukan kegiatan yang positif.

Selain itu, peserta diberikan materi tentang kesejahteraan mental. Kesejahteraan mental yang dimaksudkan seperti mengontrol emosi, tidak stress, mengendalikan kemarahan, berpikir positif dan lebih rileks dalam mengasuh anak.

Pasalnya, orangtua yang kurang bagus dari sisi kesejahteraan mental bisa mempengaruhi pola pengasuhan anak generasi Z dan Alfa.

Christiani menambahkan, kegiatan ini melibatkan orang muda dengan tujuan, sebelum mereka menikah sudah ada gambaran dan pemahaman tentang pengasuhan anak.

Sedangkan orangtua yang hadir diharapkan, materi yang didapati selaman kegiatan dapat diimplementasikan dalam kehidupan keluarga.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved