Gadis 18 Tahun Diperkosa
Mabuk Tak Sadarkan Diri, Gadis 18 Tahun di Labuan Bajo Diduga Diperkosa di Kapal Pinisi
D bersama keempat rekannya yang juga berprofesi sebagai kapten kapal menjemput BL bersama rekannya menggunakan mobil sekitar pukul 10.00 Wita.
Penulis: Gecio Viana | Editor: Rosalina Woso
Namun karena muntah, seorang kapten kapal mengarahkannya untuk duduk di dek belakang, setelah itu dia lalu dibawa ke tempat tidur dek 1 kapal pinisi.
Sekitar pukul 01.00 Wita, BL tersadar dan terkejut karena tidak ada 1 helai benang pun yang menutupi tubuhnya.
Ia mengaku lebih terkejut karena terdapat oknum kapten kapal bernama Yanto yang juga telanjang, tepat di samping tubuhnya.
"Saya menangis, saya bilang apa ini?, Mereka bilang saya mabuk. Saya tanya lagi, teman saya di mana, mereka bilang di atas (dek kapal bagian atas), tapi saya ke atas mereka tidak ada. pakaian saya ditaruh di atas meja dalam kamar," katanya mengulangi percakapan saat itu.
Usai mengenakan pakaiannya yang diletakkan di atas meja dekat tempat tidur, BL selanjutnya meminta untuk diantar pulang ke kosan miliknya.
Namun permintaan tersebut tidak digubris, seorang kapten kapal bahkan menyarankan untuk menggunakan jasa Grab Bike untuk pulang.
"Saya bilang mana mungkin ada grab di Labuan Bajo tengah malam begini, mereka mau antar saya tapi, mereka hanya antar ke darat saja, sempat juga saya dikasih uang Rp 100 ribu, tapi saya tidak terima," katanya.
Beruntung, lanjut dia, seorang temannya di Labuan Bajo menelpon dirinya untuk menanyakan keberadaan BL, sehingga ia dapat kembali ke kosan miliknya.
Sesampainya di kos, BL merasa sakit pada bagian perut dan terdapat luka goresan bekas cakar pada bagian dada.
Tidak hanya itu, terdapat juga cairan sperma yang telah mengering di area pahanya.
"Saya tahu saat mau mandi," katanya.
BL mengaku, kapten D baru saja dikenalnya karena pernah mengajak ia dan beberapa rekannya berjalan-jalan ke gugusan pulau di Labuan Bajo.
• BREAKING NEWS: Gadis 18 Tahun yang Diduga Diperkosa di Atas Kapal Pinisi Jalani Visum di RSUD Komodo
• Umat Katolik Paroki Kotafoun, Ikut Perayaan Ekaristi Perdana Setelah Tiga Bulan Absen
• Bupati SBD Minta Tim Covid-19 Gelar Operasi Masker
BL tidak membayangkan kejadian tersebut menimpa dirinya, bahkan setelah kejadian ia mengaku mengalami trauma.
"Setelah kejadian saya takut dan susah tidur, sehingga saya sementara tinggal di kosan teman," keluhnya.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Assale Viana)