News

Bank NTT Kefamenanu Gagas Kolekte Digital di Gereja, Uji Coba Pertama dengan GMIT Klasis TTU

Bank NTT Cabang Kefamenanu sebagai sebuah bank milik pemerintah daerah kembali mempelopori perubahan.

Penulis: Thomas Mbenu Nulangi | Editor: Benny Dasman
POS-KUPANG.COM/TOMMY MBENU NULANGI/
Kepala Bank NTT Cabang Kefa, Frederikus Mashur Ngganggus foto bersama dengan para pendeta usai menyerahkan barcode di lantai II Kantor Bank NTT, Jumat (19/6/2020). Area lampiran 

 Laporan Wartawan Pos Kupang, Com, Tommy Mbenu

POS KUPANG, COM, KEFAMENANU - Bank NTT Cabang Kefamenanu sebagai sebuah bank milik pemerintah daerah kembali mempelopori perubahan. Saat ini, Bank NTT Cabang Kefamenanu menggagas kolekte digital.

Dengan mengagas kolekte digital tersebut, maka Bank NTT Cabang Kefamenanu turut serta membantu pemerintah daerah dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19 melalui media uang.

Untuk menerapkan gagasan mengenai kolekte digital tersebut, Bank NTT Cabang Kefamenanu menggandeng Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) Klasis TTU.

Disaksikan Pos Kupang, Kepala Bank NTT Cabang Kefamenanu, Frederikus Mashur Ngganggus yang menyerahkan langsung scand barcode kepada sejumlah pendeta GMIT Klasis TTU di Lantai II Kantor Bank NTT Cabang Kefamenanu, Jumat (19/6).

Usai menyerahkan scand barcode, Kepala Bank NTT Cabang Kefamenanu, Frederikus Mashur Ngganggus, kepada Pos Kupang, mengatakan, gagasan untuk menerapkan kolekte digital tersebut muncul saat dirinya berdiskusi dengan para pendeta di GMIT Klasis TTU.

Dalam diskusi tersebut, jelas Frederikus, satu kalimat yang menarik yang disampaikan para pendeta, yakni: Ecclesia Pro Reforma (Gereja Memihak Perubahan).

Mendengar kalimat tersebut, pada saat itu, dirinya langsung berpikir, kira-kira dari perspektif perbankan apa yang dapat dilakukan oleh perbankan untuk membantu pemerintah mencegah penyebaran Covid-19 melalui media uang.

Sebab tidak sedikit ada anggapan, uang adalah salah satu media penyebar virus yang berasal dari Provinsi Wuhan China tersebut, sehingga pihaknya melakukan perubahan pada transaksi yang sebelumnya menggunakan transaksi tunai, maka sekarang diubah menjadi transaksi non tunai.

"Jawabannya itu adalah Quick Responses Indonesian Standard (QRIS). QRIS itu adalah sebuah instrumen transaksi non tunai yang menggunakan scand barcode. Ini coba kita terapkan di setiap gereja GMIT Klasis TTU," ungkapnya.

Katanya, dengan adanya QRIS, setiap donasi yang akan disalurkan ke gereja baik itu dalam bentuk kolekte maupun juga donasi perpuluhan, bisa melalui scand barcode yang ada di gereja-gereja.

Sementara itu, Ketua Majelis GMIT Klasis TTU, Pendeta Lay Abdi Karya Wenyi, M.Si, mengatakan, pihaknya sangat senang dengan adanya kerjasama dengan Bank NTT Cabang Kefamenanu.

Menurutnya, ditengah masa new normal tersebut, gereja perlu untuk melakukan perubahan-perubahan dalam memberikan pelayanan kepada para jemaat.

"Memang kami sadar, persembahan selama ini masih sifatnya konvensional. Pasti ada resistensi yang terjadi di tengah jemaat, karena belum ada dasar teologis tentang persembahan yang ditransfer," ujarnya.

Namun, dengan adanya wabah covid-19, telah merubah banyak hal dan membuat gereja untuk dapat memikirkan dan merumuskan kembali teologi termasuk dengan teologi persembahan.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved